630-296-7536


Aku yakin kalian pasti sudah terbiasa dengan model-model cerita horor yang bernada "tolong aku, blah-blah-blah." Aku tak akan repot-repot meminta tolong pada kalian. Walaupun kalian berniat menolongku, pertolongan kalian akan sia-sia. Tahu kenapa?

Karena kalian bukan anggota.

Kuharap aku juga bukan.

Semuanya berawal dari dering telepon. Saat itu, aku masih kerepotan beres-beres walaupun hari sudah lewat tengah malam, sekalian menunggu tukang ledeng. Aku baru saja pindah ke pondok ini, tapi kontraktornya benar-benar bikin kacau. Gara-gara dia, aku harus susah payah menelepon macam-macam orang untuk membereskan segala kerusakan di pondok ini.

Teleponku berdering pada pukul 12.06. Ketika aku mengangkatnya, aku bahkan tak sempat bilang halo, ketika terdengar suara seorang wanita: "silahkan menunggu operator yang berikutnya."

Bingung, aku melangkah ke dapur yang belum disesaki kardus-kardus pindahan, dan duduk di meja dapur. Musik yang merdu terdengar dari telepon itu, dan aku pelan-pelan mulai merasa mengantuk, ketika mendadak terdengar bunyi tiga nada yang berulang sebanyak dua kali. Lalu, suaranya terdengar.

"Selamat datang di Boothworld Industries. Nama saya Samantha, dan saya adalah operator Anda hari ini. Mohon sebutkan nama."

Aku menyebutkan namaku.

"Pak, saya operator Anda. Saya sudah tahu nama Anda. Mohon sebutkan satu nama yang bisa kami akses."

"Aku tidak mengerti," kataku.

"Bisa siapa saja, pak. Kami hanya butuh satu nama."

"Oh...baiklah," ujarku, berdehem dan mengarang satu nama. "Ehm...Harold Withers."

"Pak, sebagai operator Anda, saya wajib memberitahu bahwa nama palsu atau nama orang yang tidak Anda kenal tidak bisa digunakan."

"Digunakan? Untuk apa?" Tanyaku, bingung. Bagaimana dia tahu aku barusan mengarang nama? Aku mulai merasa bahwa aku sedang dikerjai, tapi aku belum memberitahu nomor teleponku yang baru ini pada siapa-siapa.

"Untuk remodeling, pak."

"Remodeling? Apa kau dari perusahaan ledeng?"

"Bukan. Boothworld Industries. Nama saya Samantha, dan saya adalah operator Anda hari ini. Mohon sebutkan nama."

Aku akhirnya memutuskan menyerah dan menyebutkan nama mantan pacarku. "Baiklah. Jessica Goodwin."

Aku bisa mendengar samar-samar suara ketikan jari pada keyboard komputer. Setelah beberapa saat, wanita itu kembali.

"Remodeling untuk Jessica Goodwin dijadwalkan pada tanggal 21 Agustus 2015. Apakah Anda ingin mengatur ulang jadwal?"

Aku diam saja. Jelas sudah, seseorang pasti sedang mengerjaiku.

"Kau ini siapa? Apakah itu kau, Jessica? Kau sedang mengerjaiku, 'kan?"

Wanita itu tidak menjawab.

"Halo?" Tanyaku.

"Ya atau tidak, pak?" Wanita itu balik bertanya.

"Eh...iya?" Ujarku, sedikit bingung.

"Baiklah. Saya ada jadwal kosong di sini pada hari Selasa depan. Apakah Anda ingin mengambil itu?"

Aku sudah semakin bingung, dan mulai berpikir bahwa ini benar-benar perusahaan ledeng.

"Bagaimana kalau hari ini?" Tanyaku mendadak, entah mengapa. "Apa kau bisa memindahkan jadwalnya ke hari ini?"

"Ya, pak. Biasanya, kami tidak melayani permintaan pengaturan ulang jadwal dalam waktu yang sesingkat ini. Akan tetapi, kebetulan ada pembatalan pada pukul 3.00 sore nanti. Apakah Anda ingin mengambil itu?"

"Pukul 3.00 boleh," kataku.

"Anda ingin ditelepon dulu sebelum kami melakukannya?"

"Tentu."

"Baiklah, pak. Terima kasih sudah menghubungi kami. Boothworld Industries mengucapkan selamat datang dan selamat menikmati keanggotaan Anda. Semoga hari Anda menyenangkan."

Nada-nada aneh itu kembali terdengar, sebelum telepon diputus. Aku hanya memutar bola mataku sebelum melanjutkan beres-beres.

Pukul 3 sore, teleponku berdering.

"Selamat sore, pak. Ini Samantha dari Boothworld Industries. Telepon pendahuluan untuk Anda dimulai sekarang."

"Hah? Apa yang..." aku baru mau bicara, tetapi suara tiga nada aneh itu kembali terdengar, dan kemudian aku mendengar suara Jessica.

"Kenapa kau melakukan ini padaku...?" Ratap Jessica, dan kudengar tangisan dalam suaranya.

"Jessica?"

"Pak," potong operatorku, "dia tidak bisa mendengar suara Anda sekarang. Ini hanya layanan telepon pendahuluan. Proses remodeling dimulai sekarang."

"Kumohon," ratap Jessica. "Kumohon, jangan lakukan ini. Akan kulakukan apapun...."

Suara ratapannya terputus, digantikan suara tercekik. Aku hanya bisa mendengar suara ribut, gesekan kain, dan suara napas tercekik, sebelum akhirnya hening. Mendadak, aku mendengar suara pria. "Proses remodeling telah selesai. Terima kasih telah menggunakan jasa Boothworld Industries dan selamat atas keanggotaan Anda."

"Pak?" Operator wanita itu kembali lagi. "Apakah Anda puas?"

Aku terduduk tanpa mampu berbicara. Keringat dingin mengucuri tubuhku. Jessica mantan pacarku karena aku dulu memergokinya sedang tidur dengan sahabatku saat pesta kelulusan SMA. Perlahan, senyumku mengembang. Ya, pikirku, aku sangat puas.

"Sempurna."

"Terima kasih, pak. Kami di Boothworld Industries berusaha melayani sebaik mungkin. Apakah Anda ingin mengatur jadwal remodeling yang lain?"

Aku membayangkan tetesan-tetesan air yang mengucur dari keran dapur pondokku, yang masih rusak. Senyumku mengembang semakin lebar.

"Ya. Aku ingin mengatur jadwal lain."

"Namanya?"

"Dan. Tapi aku tak tahu nama belakangnya. Dia kontraktorku."

"Dan Arencibia, kalau begitu. Jadwal remodelingnya tanggal 13 Juli 2032. Apakah Anda ingin mengatur ulang jadwal?"

"Ya."

"Baiklah, pak. Bagaimana kalau hari Rabu?"

"Tadi malam katamu ada jadwal kosong di hari Selasa?"

"Benar sekali, pak. Sayangnya, jadwal kosong itu kini sudah diisi oleh anggota lain. Bagaimana kalau Rabu?"

"Tidak bisa, aku ada wawancara kerja hari Rabu. Bagaimana kalau Kamisnya?"

"Tidak bisa, pak. Anda dijadwalkan untuk mengalami remodeling pada hari Kamis."

"Apa katamu?" Sergahku.

Dia mengulangi kata-katanya. Tubuhku terasa dingin.

"Tidak bisakah aku mengatur ulang jadwal remodelingku?"

"Tentu saja, pak," kata wanita itu, dan aku entah mengapa bisa membayangkan dia tersenyum. "Selalu ada cara."

Aku menunggunya bicara, tapi dia diam saja.

"BAGAIMANA CARANYA!?" Sergahku, marah.

"Boothworld Industries selalu aktif mencari anggota baru, pak. Akan tetapi, keanggotaan kami hanya bersifat undangan. Sayangnya, jumlah keanggotaan kami menurun drastis dalam beberapa puluh tahun terakhir karena krisis ekonomi, perang, dan politik. Agar Anda bisa terhindar dari proses remodeling Anda sendiri, kami ingin Anda mendapatkan anggota baru untuk kami."

"Berapa orang?"

"1000 orang, pak."

"1000?" Tanyaku dengan suara tercekat.

"Ya, pak. Jika Anda tidak bisa melakukannya, kami akan tetap melaksanakan proses remodeling terhadap Anda. Harap diingat, orang yang memesan jasa remodeling terhadap Anda telah meminta telepon pendahuluan."

Segala sesuatu di sekitarku terlihat kabur. Mulutku terasa kering.

"...aku akan mendapatkan 1000 orang anggota baru untukmu," ujarku pelan.

"Boothworld Industries mengucapkan terima kasih atas partisipasi Anda. Semoga hari Anda menyenangkan."

Telepon lalu diputus.

Aku tercenung menatap teleponku. Seseorang, entah dimana, telah menjadwalkan proses remodeling terhadapku pada hari Kamis, dan nanti dia juga akan mendengar suara napas terakhirku, sama seperti aku mendengar suara Jessica. Lucu sekali. Aku selalu ingin bisa menjadi anggota klub elit. Tiba-tiba saja, aku mendapat kesempatan itu, tapi aku mungkin hanya punya waktu sampai hari Rabu untuk menikmatinya.

Seperti yang kukatakan di awal, kalaupun aku minta tolong, pertolongan kalian akan sia-sia, karena kalian bukan anggota.

Anggota hanya bisa masuk dengan cara diundang.

Aku mengundang kalian.

Nomornya 630-296-7536.

Tamat

0 comments:

Post a Comment

 
Top