Creepypasta Indonesia - The Holder - 0020 - The Holder of Deception

<br /> <div style="text-align: center;"> <b style="color: #141823; line-height: 18px;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-large;">The Holder of Deception</span></b></div> <div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"></span><br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKHd3dAeTZJW6-jD9flpfepPixeUjC_DZJwq4LHFKbuEIa8E14kuu1CpAC0ngBnhRnsqYQdXp_poDftmqBMdIQMjR-s4czscPcZa4L4kMHZLGytJ2GBjhnmPPWju86ICnNchXGyIH-0-M/s1600/The+Holder+of+Deception.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKHd3dAeTZJW6-jD9flpfepPixeUjC_DZJwq4LHFKbuEIa8E14kuu1CpAC0ngBnhRnsqYQdXp_poDftmqBMdIQMjR-s4czscPcZa4L4kMHZLGytJ2GBjhnmPPWju86ICnNchXGyIH-0-M/s320/The+Holder+of+Deception.jpg" width="320" /></a></span></div> <span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> <div style="text-align: center;"> Di sebuah kota, di negara manapun, pergilah menuju institusi mental atau rumah singgah yang dapat kalian temui. Ketika sampai di meja depan, mintalah untuk menemui seseorang yang menyebut dirinya sebagai "Sang Muslihat." Si penjaga akan menatapmu dengan pandangan kaget. Lalu, dengan gerakan cepat menyamai manusia super, dia akan menyerangmu menggunakan sebilah tongkat besi<span class="text_exposed_show" style="display: inline;">. Jika kalian tak jatuh pingsan setelah pukulan pertama, enyahlah dari kota, sebab mereka telah mengetahui apa yang kalian cari.</span></div> </span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Saat kesadaranmu pulih, kalian akan berada di sebuah halaman megah pada suatu malam yang benderang. Di hadapanmu terdapat tangga agung yang terbuat dari batu yang kelihatannya mampu membawamu menuju surga. Panjatlah ke atas, dan jangan pernah melihat ke belakang. Jika tidak, tangga itu akan mulai runtuh dan kalian akan jatuh terjerembab ke dalam ruang hampa selama keabadian.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Setelah seperti berhari-hari memanjat, kalian akan menemukan sebuah ampiteater menakjubkan seperti di zaman Yunani kuno, dinding dan kursi-kursinya yang besar terbuat dari marmer. Di tingkat terbawah ampiteater tersebut, seorang laki-laki tua yang mengenakan jubah bertahtakan batu-batu baiduri menunggumu di tengah mimbar. Orang tua yang punya banyak kisah ini akan terus berceramah seolah-olah dia itu sedang disaksikan oleh orang ramai. Tetapi, kalian tidak perlu mendengarkan apapun, sebab tidak satu kalimatpun darinya adalah suatu kebenaran. Jika kalian terpesona oleh pembawaannya yang penuh karisma, akal sehatmu akan ditundukkan dan kalian akan menjadi budak untuknya selama waktu masih berjalan. Laki-laki itu hanya akan bereaksi terhadap satu pertanyaan, "Apa satu-satunya kebenaran yang bisa kau ungkap?"</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Orang tua itu akan menunduk dengan ekspresi wajah yang amat sedih. Dia lalu akan membagi kepadamu sebuah cerita yang akan menggoyahkan lapisan paling dasar kesadaran jiwamu dengan kesedihan menghimpit, tapi akan meninggalkanmu suatu kebenaran penting: jumlahnya itu sendiri tidaklah seperti kelihatannya. Laki-laki itu kemudian akan menunjukkanmu jalan keluar dari ampiteater, dan melanjutkan orasinya. Berbaliklah darinya secepat mungkin, sebab sekarang kau bisa menyaksikan satu legiun utuh iblis-iblis terkutuk yang mengerikan, yang telah duduk di kursi-kursi besar yang memenuhi ampiteater kuno. Jangan memandang mereka lebih lama dari sesaat, atau makhluk-makhluk itu akan memburumu dan menambahkan jiwamu ke dalam koleksi mereka. Berjalanlah menuju pintu keluar sesegera mungkin. Di sana, kau akan menemukan buku mantra tergeletak di dekat pintu. Ambil buku itu dan kau akan mendapati dirimu berada di gang kecil di belakang rumah sakit jiwa.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Buku berisi rapalan mantra yang kaupegang, dengan halaman tertutup rapat dan terkunci oleh gembok baja besar, adalah objek ke 20 dari 538. Jika kau ingin melihat melewati tipu daya dan menemukan kebenaran, kau harus menemukan kuncinya.</div> </span></span><br /> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tamat</span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="http://www.theholders.org/">The Holder</a></span></div>

Creepypasta Indonesia - The Holder - 0020 - The Holder of Deception

The Holder of Deception Di sebuah kota, di negara manapun, pergilah menuju institusi mental atau rumah singgah yang dapat kalian t...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - You Can't Eat this Meat

<br /> <div style="text-align: center;"> <b style="background-color: white; color: #141823; font-family: 'Courier New', Courier, monospace; font-size: xx-large; line-height: 18px;">You Can't Eat this Meat</b></div> <div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"></span><br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga6C8uXfgFxvHsoZYo2AO-nd_R3OXWPpIryaUPhJ0oOLsn48zaTu3xNDfH2cW9j-RFqu97XTLcE6U1VgQBzRlBqelZf8fPEgDBV58AGuY372uAFgTb_pd9d1s7abOuTqg0XpayyTm7l38/s1600/You+Can%2527t+Eat+this+Meat.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga6C8uXfgFxvHsoZYo2AO-nd_R3OXWPpIryaUPhJ0oOLsn48zaTu3xNDfH2cW9j-RFqu97XTLcE6U1VgQBzRlBqelZf8fPEgDBV58AGuY372uAFgTb_pd9d1s7abOuTqg0XpayyTm7l38/s320/You+Can%2527t+Eat+this+Meat.jpg" width="320" /></a></span></div> <span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> <div style="text-align: center;"> Dengan tangan yang gemetar, Candice membawa masuk sebuah karung yang entah berisi apa itu ke dalam rumahnya lalu memakan isi dari karung itu. Hal itu dilihat oleh salah satu warga desa, yaitu Rony. Ia langsung melaporkan hal tersebut kepada kepala desa.</div> </span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Saya mau melapor, Candice melakukan hal tidak terpuji. Ia menjalani sekte sesat, tadi pagi aku lihat dia membawa sebuah karung dan langsung memakan isi dari karung itu." ucap Rony</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Memang apa yang ia bawa dalam karung itu ?" tanya kepala desa</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Dia melanggar hukum desa kita, ia memakan daging yang biasanya tidak kami makan. Tentu itu adalah hal yang mengerikan !" ujarnya murka</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Oke baiklah saya akan menindak lanjuti ini !" ujar kepala desa menenangkan</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Keesokan paginya, Candice pun mengaku bersalah. Ia menyesal telah memakan daging yang dilarang oleh hukum didesanya tersebut dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Tetapi, warga desa itu sudah terlanjur kesal dan mengusulkan untuk menghukum mati Candice. Demi kerukunan warganya, kepala Desa itu pun menyetujuinya.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Eksekusi pun segera dimulai, namun Candice mulai berteriak histeris ,,,</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Tolong jangan bunuh aku !!!" teriak Candice</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Tidak bisa ! kau melakukan kesalahan terberat dalam desa ini !" ujar salah satu warga</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Tapi , aku bosan dengan daging manusia, aku ingin daging hewan !!!" ujarn Candice</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Tidak bisa, kau memang tak tahu peraturan didesa kami !!!" ujar Rony</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Eksekusi pun dilakukan, Candice tak bisa bergerak setelah kepalanya tertebas Kampak dari sang Algojo. Serempak para warga pun bersorak gembira, diiringi oleh tangis haru kepala desa tersebut ,,,</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Malam ini kita bisa pesta !!!" ujar kepala desa</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Dan terdengar sorak sorai para warga yang senang dengan apa yang diucapkan oleh sang kepala desa.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Hidup daging manusia !!!"</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Hidup daging Manusia !!!"</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Hidup daging Manusia !!!"</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Tamat</div> </span></span><br /> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></span></div>

Creepypasta Indonesia - Experience - You Can't Eat this Meat

You Can't Eat this Meat Dengan tangan yang gemetar, Candice membawa masuk sebuah karung yang entah berisi apa itu ke dalam rum...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - Sebuah Buku

<br /> <div style="text-align: center;"> <b style="color: #141823; line-height: 18px;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-large;">Sebuah Buku</span></b></div> <div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7pcFb-zIlg2it8GAdugjPn7OMJrF4rtOXwxRj7Mip8XbyF-SIgZA5ST6cOK7CaMe5nNQ_YQmCk3HFi7rk4_Hy6Oxm8ZjViaYlKV5VsIMk4my_xnc4981U4t83_zDn4lGGoNV5U7O5uB0/s1600/Sebuah+buku.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7pcFb-zIlg2it8GAdugjPn7OMJrF4rtOXwxRj7Mip8XbyF-SIgZA5ST6cOK7CaMe5nNQ_YQmCk3HFi7rk4_Hy6Oxm8ZjViaYlKV5VsIMk4my_xnc4981U4t83_zDn4lGGoNV5U7O5uB0/s1600/Sebuah+buku.jpg" /></a></div> <div style="text-align: center;"> Henry pulang sekolah dengan riang hari ini, karena test yang diikutinya mendapat nilai sempurna. Sambil berdendang ia menelusuri jalanan kota yang masih tampak ramai dilalui kendaraan. Langkahnya terhenti seketika setelah ia menemukan sebuah buku yang tergeletak di tepi jalan. Buku yang terbungkus sampul coklat muda itu menarik perhatiannya. Ia pun berpikir untuk membawa <span class="text_exposed_show" style="display: inline;">buku itu untuk dibaca di rumahnya.</span></div> </span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Dengan tak sabar langsung saja ia membuka buku itu. Isi dari buku itu tampak aneh, hanya berisi beberapa tulisan yang nampaknya masih baru ditulis. Ia pun dengan iseng menulis sesuatu di buku itu.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Jean bodoh! kuharap kau menghilang dari muka bumi ini !!!"</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ia menulis itu dengan perasaan jengkel, karena memang Jean adalah orang yang selalu menggangu Henry ketika di sekolah. Esoknya, satu sekolah dibuat geger karena hilangnya Jean. Bahkan orang tuanya sudah pasrah sambil tersedu terhadap nasib anaknya tersebut. Hal itu diketahui Henry dan ia pun tersenyum jahat.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ia pun melihat kembali isi buku itu, namun ada yang aneh dengan isi buku itu. Ada sebuah tulisan baru tertulis disitu ,,,</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Misi Sukses !!!"</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ia pun kini mengerti bahwa buku itu bisa mengabulkan permintaannya. Otaknya kini sudah dipenuhi dengan hal-hal kejam terhadap orang-orang yang telah menyakitinya. </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Pak Rudy yang kejam ! Tega sekali ia memarahiku , aku ingin ia mati ketika mengajar nanti !!!"</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Benar saja Gurunya yang sering memarahinya tersebut tiba-tiba diam tak bergerak lalu terjatuh ketika saat mengajar.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Misi Sukses !!!"</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Henry lalu terpikir untuk menulis sesuatu</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Dasar Rony bodoh ! ku harap kau tenggelam sore ini"</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Hal yang diinginkan Henry pun terjadi, Rony dikabarkan mati tenggelam saat berenang di kolam renang sekolahnya.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Misi Sukses !!!"</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Lalu Henry pun teringat atas sikap kasar kak Rose padanya , ia pun hendak menulis sesuatu pada buku itu. Namun ,,,</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Henry !!! Kemari kau ! tolong belikan aku bedak di warung !!!!" terdengar teriakan kakaknya dari luar kamar</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Iya kak !!!" jawab Henry lesu</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Cepat !! atau kau tak akan dapat jatah makan malam nanti !!!" bentak kakaknya</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Dengan terpaksa Henry pun melaksanakan perintah kakaknya tersebut dengang hati yang gusar.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Lihat saja !! pulang nanti akan kuhabisi kau !" ucapnya dengan kesal</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Akhirnya hal yang ditunggu-tunggu pun datang, ia langsung mengambil bolpoint untuk menulis sesuatu di buku itu. Namun, tiba-tiba ada tulisan baru yang nampaknya ia kenal ,,,</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Dasar adik yang nakal ! kumohon agar aku bisa melenyapkan dia hari ini juga !!!"</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Belum sempat ia berpikir tentang tulisan itu , sebuah pisau tajam menembus dadanya. Yang terakhir dilihatnya adalah wajah kakaknya yang menunjukan sebuah seringai.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Misi Sukses !!!"</div> </span></span><br /> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tamat</span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></span></div>

Creepypasta Indonesia - Experience - Sebuah Buku

Sebuah Buku Henry pulang sekolah dengan riang hari ini, karena test yang diikutinya mendapat nilai sempurna. Sambil berdendang ia me...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - Who?

<br /> <div style="text-align: center;"> <b style="color: #141823; line-height: 18px;"><span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace; font-size: x-large;">Who?</span></b></div> <div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"></span><br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <span style="background-color: white; color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHyn2XwGW3C0rITcd3ikJ7dnQz4ABV7JjyDX7vjPab5tKUtWQn42l-LnlXvrPi82evzUo2cfJpqFZzU4iBClH7g4wZMk0JbHNkuZE-geCQU4ESobpioSjnexXRVZmqo37FOaaeSt6yZvM/s1600/Who.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHyn2XwGW3C0rITcd3ikJ7dnQz4ABV7JjyDX7vjPab5tKUtWQn42l-LnlXvrPi82evzUo2cfJpqFZzU4iBClH7g4wZMk0JbHNkuZE-geCQU4ESobpioSjnexXRVZmqo37FOaaeSt6yZvM/s1600/Who.jpg" /></a></span></div> <span style="background-color: white; color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"> <div style="text-align: center;"> Akhir-akhir ini aku sering mengalami insomnia. Awalnya aku beranggapan bahwa penyakit insomniaku ini kambuh karena terlalu sibuknya aku di kantor hingga pulang larut malam. Namun, aku menyadari sesuatu ada yang aneh dengan kondisiku ini.</div> </span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Pada suatu malam aku terlalu larut pulang ke rumah karena sibuknya pekerjaan di kantor hari itu. Seperti biasa sebelum tidur aku akan melakukan aktivitas rutinku pada malam hari yaitu menonton acara sepak bola yang memang hadir setiap dini hari sambil meminum susu panas. Tiba-tiba ada bisikan halus yang datangnya entah darimana ,,,</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Kembalikan !!! Kembalikan yang bukan milikmu !!!" terdengar suara bisikan</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Apa yang harus ku kembalikan ?" balasku</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Kau sendiri !!!" bisikan itu terdengar mengancam</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Apa maksudmu ?" balasku kembali</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Setelah ku membalas kembali bisikan itu , semuanya menjadi hening. Aku begitu ketakutan akan hal itu, tetapi aku ingat sesuatu bahwa kakekku sedang sakit parah di rumah sakit. Sebelum sakit parah ia sempat memberiku sebuah cincin dengan ukiran aneh yang terlihat seperti mantra.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Apa itu suara kakekku ? Apa yang dimaksudnya cincin itu ?" pikirku</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Keesokan harinya aku pun datang membesuk kakekku di rumah sakit. Disana terlihat nenekku dan saudara-saudariku. Matanya terlihat sembab dan nampak shock. Kemudian aku bertanya ,,,</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Ada apa nek?" tanyaku</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Kakekmu dalam kondisi kritis !!!" jawabnya khawatir</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Oh tidak , aku harap kakek baik-baik saja !" jawabku</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Nenek harap juga begitu !" jawabnya</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Nek bolehkah aku melihat kondisi kakek ?" pintaku</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Boleh , tetapi mungkin hanya sebentar saja !" ujarnya</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Baiklah nek , aku kangen sekali dengan kakek !" ujarku</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku pun bergegas memasuki ruangan kakekku dirawat dan aku sangat sedih melihat kondisinya yang kurus kering. Ku belai rambutnya dan ku cium keningnya , tiba-tiba ia terbangun dan melotot tajam ke arahku ,,,</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Kembalikan aku kek , aku sangat menderita seperti ini !" ucapnya lirih</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Tidak nak , aku lebih suka dengan tubuh ini , tampak muda !" jawabku tegas</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> "Tidak kek , aku tidak mau !!!" teriaknya</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku pun tersenyum puas.</div> </span></span><br /> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tamat</span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></span></div>

Creepypasta Indonesia - Experience - Who?

Who? Akhir-akhir ini aku sering mengalami insomnia. Awalnya aku beranggapan bahwa penyakit insomniaku ini kambuh karena terlalu si...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - Cornfield

<br /> <div style="text-align: center;"> <b style="background-color: white; color: #141823; font-family: 'Courier New', Courier, monospace; font-size: xx-large; line-height: 18px;">Cornfield</b></div> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh37xLCe-PEae9n-dWeyFWlooHnXttNda806C0fQtGT5xby0VkgJMG0lQd1si62UxxLzkM6i1vftEU6xvovQ8Y2w8o5lzyBhfvVvgB4u-8npEhXtFBLZaP641KwuwqEjPcO8sFt-Kj19bA/s1600/Cornfield.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="339" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh37xLCe-PEae9n-dWeyFWlooHnXttNda806C0fQtGT5xby0VkgJMG0lQd1si62UxxLzkM6i1vftEU6xvovQ8Y2w8o5lzyBhfvVvgB4u-8npEhXtFBLZaP641KwuwqEjPcO8sFt-Kj19bA/s640/Cornfield.jpg" width="640" /></a></div> <div style="text-align: center;"> Malam ini langit lebih gelap dari biasanya, sepertinya akan turun hujan. Sedangkan perjalanan kami masih sangat panjang untuk sampai ke Rumah kami.</div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Seharusnya aku tidak menuruti ocehan Linia, kekasihku. Dia bilang, ‘lurus saja, ini jalan pintas memotong hutan, aku tahu, karena aplikasi petaku tidak pernah salah’ katanya dengan menaik turunkan alisnya, kalau ingat itu rasanya aku kesal sekali, seharusnya aku tidak percaya dengan aplikasi peta, atau lebih tepatnya ocehan seorang wanita. Mereka memang rumit.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku masih menyetir mobil, naik turun, kemudian berliku, menanjak menukik, sedangkan sepanjang jalan hanya hutan yang kami temui, kiri kanan sangat gelap, penerangan sangat minim di wilayah ini. Terkadang aku berpikir tentang begal, perampok atau apapun sejenisnya, mengingat ini tempat yang jauh dari peradaban. Hingga, seberkas cahaya harapan muncul, entah bagaimana aku bisa keluar dari hutan, ku lihat sekarang adalah kebun jagung yang luas, sepanjang jauh mata memandang hamparan ladang terpampang nyata, lalu hujan mulai turun di sertai badai silih berganti.</div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Oh Sial!” aku mengumpat, kemudian menatap langit dari kaca mobil depanku, “aku harap ini akan menjadi lebih buruk lagi. Iya kan?” ocehku menatap Linia, yang wajahnya memancarkan sedikit penyesalan. Tapi, aku masih kesal, kemudian aku mengumpat sekali lagi tentang apa yang terjadi hari ini.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “terlambat datang ke konser, lalu terpaksa membeli Ticket dari calo, kemudian pulang kemalaman karena mobil bodoh yang seenaknya parkir di depan mobil kita, lalu, tersesat di hutan kemudian ini—“ kataku menunjuk hujan dan badai, “semoga saja, kesialan masih akan menimpa kita, setidaknya jadi semua ini akan sempurna” aku senyum mengejek, lalu “Blam”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Sesuatu pecah dan sepertinya itu adalah ban mobilku, aku memberhentikanya di tepian jalan, kemudian keluar dengan kepala yang ku tutupi jaket, aku memeriksa, dan ternyata benar. Ban mobilku pecah, dan bodohnya aku lupa membawa ban serep disana, aku mendendang ban mobilku yang pecah dengan keras, "Ban BODOH!!" lalu “BlaaaRR!!” </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Bagus” aku tersenyum jijik, "sekarang mesinku meledak!! benar-benar hari yang menyenangkan.” Batinku kesal. </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Beberapa saat kemudian, aku menatap Linia yang menyiratkan wajah takut, ku lihat kiri dan kanan, sampai aku melihat asap dari cerobong rumah tua, lampunya menyala terang, aku menarik Linia, melindunginya dengan mantelku agar hujan tidak membasahinya. </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Linia berkali-kali mengatakan bila dia “takut” namun kami tidak memiliki pilihan, dengan keadaan cuaca seperti ini, tetap di dalam mobil dan berharap ada yang lewat adalah kesalahan, hanya orang sinting yang keluar dan menyetir dengan hujan badai di depanya.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ku ketuk pintu itu, beberapa kali. Tidak ada jawaban, aku mulai menggigil kedinginan, lalu ku ketuk lagi dan mencoba memanggil siapapun yang ada di dalam rumah. Tiba-tiba “Krieek” suara pintu berderit, dan seorang pria tua menatapku dengan tatapan bingung. “Iya” katanya.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Maaf pak. Kami tersesat. Boleh kami menginap satu malam saja. Besok kami akan mencari bantuan” kataku berusaha terlihat memelas.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Oh” katanya agak tertahan, kemudian menatap kami bergantian, “baiklah!! Maaf, sebelumnya. Aku hanya memiliki rumah tua dan sedikit makanan. Jadi, bila kalian tidak keberatan maka silahkan masuk” katanya berusaha ramah.</div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Beberapa saat, kami menjadi canggung, aku dan Linia duduk di maja makan, sementara pria tua itu sedang memasak kacang kaleng, “Oh, aku lupa” katanya menatap kami dengan senyuman, aku bisa melihat jenggotnya yang tebal “aku memiliki daging, jadi, kalau kalian mau, akan aku ambilkan.”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku mau mengatakan “tidak!!” karena tidak enak, namun pria itu sudah memotong kalimatku. “aku yang memaksa anak muda” katanya sembari tersenyum dengan jenggotnya.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Dia kembali, lalu sudah memasak daging itu dengan sup-sup lezat, awalnya aku ragu, namun setelah mencicipinya, aku suka, tapi Linia tidak!! Dia membiarkan semua makanan itu tergeletak, aku harus memaksanya sampai akhirnya Linia mau memakanya, agar si pria tua tidak tersinggung.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Setelah kami puas bersantap makan, pria tua itu menceritakan kehidupanya, bagaimana dia harus mengurus perkebunan ini sendirian, istrinya sudah meninggal 10 tahun yang lalu, anaknya sudah meninggalkanya untuk bekerja di kota, sesekali dia pulang namun semakin jarang ketika dia sudah menikah. Aku kasihan mendengar ceritanya, beberapa kali aku meyakinkanya lain kali aku dan Linia akan datang kesini untuk membantunya mengurus perkebunan, itu pun bila kami sedang tidak sibuk dengan kuliah kami.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Setelah larut malam, Linia di antar ke kamar anaknya yang dulu yang kini sudah tidak terpakai, sedangkan aku tidur di sofa, sementara pria tua, tidur di kamarnya di lantai atas. Ketika aku tidur, aku mendengar suara yang memanggilku seperti berbisik-bisik, “Jon—jon” panggilnya, aku terbangun dengan mengucek mata, saat melihat Linia di depanku.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “ayo kita pergi!!” katanya memegang tanganku.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “apa” kataku setengah berteriak, setelah mendengar Linia mengatakan itu. “kenapa? Ini masih malam” kataku lagi.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “aku tidak suka dengan tempat ini. Aku takut!! Lebih baik pergi saja” kata Linia lagi berusaha meyakinkanku, aku menatap Linia aneh, tubuhnya gemetar hebat. “kau kenapa? Oh. Jangan bilang kau mau pergi karena ini seperti adegan dalam film, ayolah kekasihku yang polos. Besok saja kita pergi, lagipula, disini lebih aman.”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Lini kembali meyakinkanku, suaranya terdengar berbisik. “aku takut dengan tempat ini Jon. Terutama pria itu!! Ya—pria tua itu?”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “ada apa denganya? Dia Cuma pria tua kesepian, dan dia tidak keberatan ketika kita tinggal disini.” Kataku lagi. Tiba-tiba lampu menyala, dan aku menatap pria tua itu berdiri di sudut ruangan, menatap kami dengan kosong.</div> </span><span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “sejak kapan” kataku membatin.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Pria tua itu membawa parang di tanganya. Linia beringsut sembunyi di belakang punggungku. Tubuhku menggigil melihat parang di tanganya. </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “maaf pak. Apa saya membangunkan anda” kataku terdengar gemetar.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Pria itu masih diam, kemudian tersenyum dan meletakkan parangnya di meja, “aku pikir tadi suara maling, jadi aku membawa parang. Semoga aku tidak membuat kalian berdua takut. “ katanya tersenyum lagi, “oh ngomong-ngomong. Tinggal beberapa jam lagi pagi, kalian bisa tidur lagi, aku akan membangunkan kalian nanti”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Pria itu berjalan kembali, naik ke tangga. Aku menatap Linia dan meyakinkanya, “lihat kan? Tidak apa-apa. Ini bukan Film Psikopat nona” aku mengelus pipinya, dan Linia berusaha mengerti. Lalu dia kembali ke kamar dan menutup pintunya dengan keras.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Esok pagi. Aku dan Linia berjalan keluar, setelah berpamitan dengan pria tua itu, dia bilang, dia akan bersiap-siap ke ladang. </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku dan Linia berjalan menuju jalan raya dekat dengan rumah, sekitar beberapa meter jauhnya. Linia tampak lebih diam dari biasanya, entah apa yang terjadi. Mungkin masih ketakutan karena kejadian semalam yang ku pikir hanya salah paham.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Saat satu bus berhenti, aku dan Linia melangkah masuk, sopir bus menatap kami aneh. “kalian baru saja keluar dari rumah si Tua Ronald?” kata sopir bus.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “bila yang anda maksud adalah pria tua yang tinggal di rumah itu. Iya. Kami menginap semalam”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Wajah sopir bus tiba-tiba menjadi pucat. “Astaga” katanya terdengar memekik, “demi tuhan, bagaimana bisa?? Kalian tidak tahu tentang si tua Ronald??” dia tampak mengeraskan suaranya, gemetar dan panik.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku masih tidak mengerti, tapi Linia gemetar dan menatap ke bawah terus menerus. “Jadi kalian tidak tahu?" kata sopir bus dengan gugup. "si Tua Ronald kabarnya telah membantai keluarganya, menggorok leher mereka dengan parang kemudian memasak daging isteri dan anaknya, lalu menyimpan sisa tubuhnya di almari rumahnya. Kau tahu apa lagi," mata si sopir membelalak menatap kami "setelah itu dia di temukan gantung diri di rumahnya. Rumah itu sudah kosong hampir selama 10 tahun”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku begitu terkejut, rasanya jantungku mau melompat keluar. “itu tidak mungkin” kataku tidak bisa menutupi kalau aku mulai merinding. “ada pria tua yang menyambut kami disana, aku memang lupa bertanya siapa namanya, tapi dia memiliki janggut dan..”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “kacamata bulat” Sopir bus memotongnya. “demi tuhan!! Pasti itu si hantu Ronald” sopir bus segera menancap gas busnya dengan pelan.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Linia menarik lenganku kemudian menatapku. “apa yang di katakan oleh sopir bus itu semuanya benar Jon, pak tua itu sudah meninggal, dan yang kau makan kemarin adalah daging sisa anak dan isterinya yang sudah membusuk. Aku ingin memberitahumu tapi kau terlalu terperdaya dengan kelaparanmu!!” Linia memicingkan matanya.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Apa” kataku gemetar. “kau? Darimana kau tahu semua itu??” </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “di kamar itu. Aku bertemu dengan anak dan isterinya dia bilang ‘LARI NAK, SEBELUM KAU BERNASIB SAMA SEPERTI KAMI’ “</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> aku menatap lagi rumah itu, dan melihat Pria tua itu disana sedang menatap kami, dengan senyuman ganjil di jendelanya.</div> </span></span><br /> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tamat</span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></span></div>

Creepypasta Indonesia - Experience - Cornfield

Cornfield Malam ini langit lebih gelap dari biasanya, sepertinya akan turun hujan. Sedangkan perjalanan kami masih sangat panjang un...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - I Hate Hospitals

<br /> <div style="text-align: center;"> <b style="background-color: white; color: #141823; font-family: 'Courier New', Courier, monospace; font-size: xx-large; line-height: 18px;">I Hate Hospitals</b></div> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1Pw0p7QuweDzBxaG7Thy0V0cqrSc08lrDVdhp80q2QMoyu_KXT8SKssxPsWjzA-paNUd9fWfNSDG_ZJG3QULWiEnPzZvhX5HR1NDgr4rhcvM2_R5PmiPKAB2Z8c10WvLtRYnTpwW7YrU/s1600/I+Hate+Hospitals.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1Pw0p7QuweDzBxaG7Thy0V0cqrSc08lrDVdhp80q2QMoyu_KXT8SKssxPsWjzA-paNUd9fWfNSDG_ZJG3QULWiEnPzZvhX5HR1NDgr4rhcvM2_R5PmiPKAB2Z8c10WvLtRYnTpwW7YrU/s320/I+Hate+Hospitals.jpg" width="320" /></a></div> <div style="text-align: center;"> Rumah sakit selalu membuatku ngeri. Sialnya, aku harus menghabiskan waktu lama di sana setelah orangtuaku bercerai. Aku tinggal dengan ibuku yang bekerja sebagai perawat unit gawat darurat, dan giliran kerjanya seringkali sampai jauh malam, sehingga aku sering menghabiskan waktu di rumah sakit, mengerjakan PR sambil berpikir-pikir apakah sebaiknya aku tinggal di rumah ayahku saja, walaupun rumah barunya berjarak tiga negara bagian.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Saat menghabiskan waktu di ruang tunggu UGD, aku melihat banyak hal, mulai dari orang yang masuk sambil membawa potongan jempol mereka sendiri di dalam termos, sampai ibu rumah tangga histeris yang bersikeras si kecil Timmy dalam "kondisi darurat" karena terjatuh dan kepalanya sedikit benjol. Akan tetapi, bukan darah dan luka-luka itu yang membuatku ngeri, namun atmosfer dingin dan steril di tempat itu. Suara-suaranya juga menakutkan. Seringkali, aku mendengar erangan pasien yang berada dalam kondisi kritis, atau jeritan kesakitan dari mereka yang terluka parah dan sedang dirawat, atau bisik-bisik muram para perawat. Yang paling mengerikan, tentu saja, kalau rumah sakit itu sedang sunyi senyap.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku sebenarnya tidak boleh meninggalkan ruang tunggu itu, tapi aku sering menjelajahi lorong-lorong rumah sakit saat sepi, sekedar untuk melarikan diri dari kesunyian itu. Aku merasa nyaman saat mendengarkan langkah kakiku yang bergaung di lorong rumah sakit, suara bip-bip-bip mesin entah dari mana, dan suara pengumuman staf di kejauhan.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Suatu malam, seorang wanita muda yang hendak melahirkan didorong di atas brankar melewati pintu UGD. Aku mendengar salah satu dokter berseru bahwa mereka tak punya waktu untuk mentransfer wanita itu ke unit OBGYN. Setelah sekitar 20 menit suara jerit kesakitan, suasananya mendadak sunyi. Dari percakapan para perawat, aku mengetahui kalau wanita itu mengalami keguguran di masa-masa akhir kehamilannya. Suasana setelah persalinan itu sangat sunyi, kecuali satu hal: suara isak tangis pelan si wanita. Karena tak tahan lagi, aku memutuskan untuk berjalan-jalan di lorong, seperti biasanya.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ketika aku menyusuri lorong, suasananya terasa sangat sunyi, lebih dari biasanya. Tidak ada suara bip-bip-bip mesin, tidak juga pengumuman staf. Ketika aku mencapai pojok lorong yang berbelok, aku berhenti. Aku mendengar sesuatu, suara yang tak kuduga akan kudengar di tempat itu. Suara cegukan bayi.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku menoleh, tapi tidak melihat apa-apa. Kemudian, baru kusadari bahwa tempat ini cukup jauh dari unit perawatan anak. Kenapa ada suara bayi di sini? Aku berbalik lagi dan sudah hendak meneruskan jalanku, namun saat itulah aku melihatnya.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ujung ari-ari yang masih berdarah dan perlahan terseret di lantai, sebelum menghilang di pojok lorong.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Dua minggi kemudian, aku memutuskan untuk pindah ke rumah ayahku.</div> </span></span><br /> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tamat</span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></span></div>

Creepypasta Indonesia - Experience - I Hate Hospitals

I Hate Hospitals Rumah sakit selalu membuatku ngeri. Sialnya, aku harus menghabiskan waktu lama di sana setelah orangtuaku bercerai....

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - I Used to Talk to Furniture

<br /> <div style="text-align: center;"> <b style="background-color: white; color: #141823; font-family: 'Courier New', Courier, monospace; font-size: xx-large; line-height: 18px;">I Used to Talk to Furniture</b></div> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3FCaTmmHlhEMwl6naY30ixD-J0-AJsTasRepQx7S9qDP6kb4nmdCWWeyxk5_FQLtgPIeITllDq4PJag70tdDbGSuEbwewM-mahFLmr50BlErDp-sA-kLHENQVac6RZ91nlTRymXXrl_0/s1600/Furniture.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3FCaTmmHlhEMwl6naY30ixD-J0-AJsTasRepQx7S9qDP6kb4nmdCWWeyxk5_FQLtgPIeITllDq4PJag70tdDbGSuEbwewM-mahFLmr50BlErDp-sA-kLHENQVac6RZ91nlTRymXXrl_0/s320/Furniture.jpg" width="233" /></a></div> <div style="text-align: center;"> Kedua orangtuaku ahli bedah, dan aku suka bicara dengan mebel. </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku tumbuh di area pemukiman orang-orang kaya, dimana para penghuninya membangun rumah-rumah besar untuk mengurung diri mereka di surga-surga pribadi tersebut, tidak pernah berinteraksi dengan tetangga lain kecuali terpaksa. Aku bersekolah di rumah sampai usia 7 tahun. Tapi, ceritaku dimulai saat aku usia 4 tahun. Sebagai anak laki-laki, aku waktu itu malah berpikir bahwa tetap diam di rumah adalah sesuatu yang juga dilakukan anak lain. Pasalnya, setiap kali aku ingin ikut orangtuaku pergi, mereka selalu menggeleng dan berkata bahwa hanya orang dewasa yang pergi ke luar rumah, dan itupun hanya untuk keadaan darurat. Akhirnya, aku tumbuh sebagai anak yang tidak pernah suka mainan atau aktifitas anak-anak lelaki umumnya, tapi aku mengembangkan imajinasi yang cukup liar. Di rumah, aku suka bicara pada mebel rumahku, bercakap-cakap dengan mereka dan memberi mereka nama-nama.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Orangtuaku sepertinya menganggap imajinasiku bagus, dan mulai aktif menambah jumlah mebel di rumah kami. Ayahku suka menganggap dirinya semacam ahli bertukang, dan mulai menjelaskan padaku kecintaannya akan aktifitas membuat benda-benda.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Selama 3 tahun, aku mulai mengembangkan "ikatan" dengan mebel-mebel rumahku. "Arnold" adalah sofa empuk besar di ruang tamu tempat aku suka duduk sambil melonjak-lonjak saat membaca buku. "Sofia" adalah tempat tidur besar empuk yang sepertinya selalu mengikuti gerakan badanku saat aku tidur. Kadang, aku suka menempelkan telingaku di meja di kamarku, "Claudio," untuk mendengarkan denyut jantungnya. Aku juga suka bicara dengan "Theodore," sebuah kursi mungil. Tapi, dari semuanya, aku paling suka "Gladys," sofa paling besar dan lembut di rumah. Mereka semua terasa sangat nyaman, hangat dan hidup.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aneh sekali betapa cepatnya hal-hal di sekitarmu bisa berubah. Hari itu hari ulangtahunku yang ke-7, dan orangtuaku sedang berada di bengkel kerja mereka, mengerjakan mebel baru untuk hadiah ulangtahunku. Saat itu, seorang wanita pengendara mobil tersasar ke pemukiman kami, dan entah bagaimana berhasil masuk ke pekarangan. Ia mengetuk pintu, dan aku terlonjak kaget, karena tidak pernah mendengar pintu itu diketuk orang asing sebelumnya.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ketika aku membuka pintu, ekspresi wajahnya mendadak nampak ketakutan. Ia mengendus udara di dalam rumah sekali, dan langsung mau muntah. Ia lantas bergegas menggendongku dan berlari pergi.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Besok hari ulangtahunku yang ke-27, dan aku sedang menimbang-nimbang apakah aku sebaiknya hadir ketika orangtuaku dieksekusi. Koran-koran menyebut mereka "Pasangan Kriminal yang Lebih Buruk dari Karl Brandt." Mereka telah "menyusun ulang" anggota badan 167 orang sampai hari ulangtahunku yang ke-7 itu. Mereka tidak pernah disebut "pembunuh" karena orang-orang itu memang tidak mati, tapi 167 orang? Itu berarti 664 anggota badan yang diputus dan dirangkai kembali, dengan cara-cara yang tdak terbayangkan.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Kini, tak ada satu mebelpun di rumahku.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Kedua orangtuaku ahli bedah, dan aku suka bicara dengan mebel.</div> </span></span><br /> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tamat</span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia/photos">Creepypasta Indonesia (fb)</a></span></div>

Creepypasta Indonesia - Experience - I Used to Talk to Furniture

I Used to Talk to Furniture Kedua orangtuaku ahli bedah, dan aku suka bicara dengan mebel.  Aku tumbuh di area pemukiman orang-o...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - The Frozen Lady on my Bed

<div style="text-align: center;"> <span style="background-color: white; color: #141823; line-height: 18px;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-large;"><b>The Frozen Lady on my Bed</b></span></span></div> <br /> <div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyR2FDUffhXeKNxKOVWx8e8Spuq854Mevdtd7zP1sqTluyD-MnV1gn3_K_4MwvWcCCJ55F5HB6M5XRQdAldFUFVPRNjYvvomlqJRhN6NjYK17hbFfLzLmdeYtfzOQNmbik9pQaGuMgtPw/s1600/The+Frozen+Lady+on+my+Bed.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyR2FDUffhXeKNxKOVWx8e8Spuq854Mevdtd7zP1sqTluyD-MnV1gn3_K_4MwvWcCCJ55F5HB6M5XRQdAldFUFVPRNjYvvomlqJRhN6NjYK17hbFfLzLmdeYtfzOQNmbik9pQaGuMgtPw/s1600/The+Frozen+Lady+on+my+Bed.jpg" /></a></div> <div style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;"> Ini semua benar-benar terjadi kepadaku, dan aku yakin, ini bukanlah sebuah terror dalam ingatan yang selalu menghantuiku. Namun, tetap saja tidak ada penjelasan rasional yang mampu menjawab semua pertanyaan ini sampai hari ini.</div> <div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku juga tidak mengerti, apakah ini terlihat aneh tak kala ketika mimpi buruk itu kembali muncul dan mengingatkanmu lagi pada peristiwa yang membuatmu seolah-olah merasa paranoid terus menerus. Semoga tidak.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Semua di mulai ketika aku masih kecil. Umumnya, anak kecil takut dengan sesuatu yang gelap dan menakutkan, bukan berarti aku percaya dengan hantu atau apapun orang menyebutnya. Hanya saja, itu tidak bisa diterima terutama bila kau adalah anak-anak yang masih memahami arti Rasionalitas. Namun tetap saja, aku takut dengan kegelapan.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Usiaku saat itu 8 tahun, dan setiap malam adalah perjuangan yang berat untukku agar bisa tidur sendirian, Tanpa cahaya, di dalam kamar yang gelap.. </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Kamarku sendiri menghadap langsung kearah pintu, jadi saat aku merebahkan tubuhku, terkadang, aku menatap pintu kamarku. Aku memiliki pendengaran yang peka, sehingga suara kecil pun sudah bisa membuatku tersentak dan terbangun dari tidurku.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku ingat saat itu, aku terbangun dan langsung terduduk tegak setelah mendengar sebuah suara kecil, kakiku masih di dalam selimut, aku mulai menggosok mataku agar aku bisa melihat semuanya dengan jelas, setelah ku kira semuanya sudah jelas, aku melihat ibuku.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ibuku tengah duduk di depanku, di ujung ranjangku. Aku yakin itu adalah ibuku, rambutnya keriting panjang, dengan piyama yang biasa ia gunakan untuk tidur, sementara aku bisa melihat garis kaca mata di telinganya. Seperti yang biasa ibuku lakukan saat akan membangunkanku, akan tetapi dia hanya duduk disana, kulitnya terlihat pucat dan dia hanya duduk diam melihat kearah tembok. Membelakangiku tepatnya.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku masih bertanya-tanya apa yang dia lakukan disana. Aku menggoyang-goyangkan selimut berharap agar dia berbalik melihatku. Namun dia hanya diam, aku mencoba memanggilnya dengan suara berbisik, dia tetap saja diam. Caranya duduk juga terlihat aneh di depanku, dia seperti melamun namun aku yakin ada yang salah denganya.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Mom. Mom” kataku. “kau sedang apa?” aku berusaha memanggilnya, namun dia mengabaikanku.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Mom” karena penasaran, aku menyibak selimutku kemudian merangkak menuju kearahnya, aku melihat dia masih diam disana. Ku tepuk bahunya dan bertanya kepadanya. “kau sedang apa?”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Begitu aku menyentuhnya, tiba-tiba kepalanya berputar 180 derajat ke arahku, matanya sangat besar dan hitam, mulutnya mengangah kearahku, dia berteriak kemudian menarik kakiku. Aku menarik selimutku, berusaha melindungi diriku, tarikanya semakin kuat, dan suaranya sangat mengerikan. </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Tiba-tiba, terdengar suara hentakan kaki menaiki anak tangga, kemudian lampu menyala. Aku tampak shock melihat kesana. Itu adalah ibuku, menatapku nanar dengan wajah panik, dan makhluk yang menarikku sudah lenyap entah kemana.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Suaraku masih terengah-engah, dia bertanya apa yang terjadi, dan aku tidak mengatakan apa-apa selain mimpi buruk. Aku mencoba kembali tidur namun itu akan menghantuiku selamanya.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Beberapa tahun berikutnya, aku melihat ibuku dan adiknya sedang bernostalgia melihat album foto lama, dan aku memutuskan untuk ikut bergabung. Ibuku bercerita bila dulu sebenarnya mereka tidak tinggal di rumah ini, melainkan tinggal di rumah sebelah, yang sekarang di tempati oleh adiknya, sebelumnya ini adalah rumah milik seorang wanita dan anaknya, namun sayang, sang ibu meninggal duluan karena kanker, sementara anaknya juga meninggal di usia yang muda, sekitar usia 20 tahunan. </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ibu menunjukkan foto gadis yang ber usia 20 tahunan itu, namanya adalah Rachel, dan tiba-tiba ingatan itu kembali kepadaku, membuatku seketika merinding memandangnya. Rambut keriting dengan kulit putih pucat, hanya saja dia tidak mengenakan piayama, hanya pakaian casual. Namun aku yakin, dengan wajahnya, dia adalah sosok itu. </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Sampai sekarang aku masih memikirkan apakah yang aku lihat saat itu benar-benar adalah Rachel atau arwahnya. Tapi, aku yakin, siapapun itu, aku bisa merasakan nafasnya, kehadiranya, sentuhanya, dan itu bukan imajinasi. Itu bukan imajinasi.</div> </span></span><br /> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tamat</span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></span></div>

Creepypasta Indonesia - Experience - The Frozen Lady on my Bed

The Frozen Lady on my Bed Ini semua benar-benar terjadi kepadaku, dan aku yakin, ini bukanlah sebuah terror dalam ingatan yang selal...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - Hunger

<div style="text-align: center;"> <span style="background-color: white; color: #141823; line-height: 18px;"><span style="font-family: "courier new" , "courier" , monospace; font-size: x-large;"><b>Hunger</b></span></span></div> <br /> <div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"></span><br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1f4o26YrVEYQf50vLLkyPgpMTfvWii0vvYj3BCsEa_MoqEuAoYjKUdgFTCe3pe_Jovmpx-obgI0TSbQVTeRqFJeZF7oG3k7xLc9l1_KesYkG7ebNzM77kDBb2ia_iIx3Eo4BCRlltHCI/s1600/Hunger.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1f4o26YrVEYQf50vLLkyPgpMTfvWii0vvYj3BCsEa_MoqEuAoYjKUdgFTCe3pe_Jovmpx-obgI0TSbQVTeRqFJeZF7oG3k7xLc9l1_KesYkG7ebNzM77kDBb2ia_iIx3Eo4BCRlltHCI/s1600/Hunger.jpg" /></a></span></div> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"> <div style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;"> Sebagai seorang dokter ahli jiwa, aku terikat dengan kerahasiaan antara dokter—pasien dan tidak diperkenankan memberitahukan pada siapapun mengenai kondisi pasien-pasienku. Namun kali ini, aku merasa perlu untuk menceritakannya. Cerita ini, tanpa perlu kuragukan lagi, adalah pengalaman paling menakutkan yang pernah kualami sepanjang praktekku sebagai psikiater.</div> <div style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;"> <br /></div> <div style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;"> Kisah ini terjadi tahun 2009 dan jadwalku saat itu sedang longgar. Aku sedang menghabiskan makan siangku kettika aku mendapat telepon dari kolegaku yang membuka praktek di gedung yang sama denganku. Kadang kala kami memang sering mengirimkan pasien satu sama lain apabila salah satu dari kami sedang sibuk. </div> <div style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;"> “Hei, apa kau sedang sibuk? Aku ingin mengirim seseorang kepadamu.” katanya. </div> <div style="text-align: center;"> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Tidak kok. Bagaimana detail pasiennya?” </div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Gangguan pola makan. Ibunya sangat khawatir, sehingga mengirimnya kepadaku.”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Gangguan pola makan. Hmm ... itu kasus yang tidak terlalu menyenangkan. Sebenarnya aku pernah memiliki pasien penderita bullimia yang muntah di kantorku selama terapi. Aku melirik jadwalku sejenak. Yah, kurasa aku bisa menerimanya. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Oke, kirim dia!” kataku. </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Thanks. Aku kirim dia sekarang.” </div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku mencoba merapikan mejaku dan menunggunya. Setelah 10 menit menanti, aku mulai tak sabar dan keluar untuk mencarinya. Ketika aku sampai di lorong, kulihat ada kerumunan orang berdiri di depan elevator. Mereka saling bercakap-cakap satu sama lain, seperti mendiskusikan sesuatu. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Ada apa ini?” tanyaku.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Lift-nya macet.” jawab salah satu dari mereka. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Sial, pasti dia terjebak di dalamnya. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Di lantai berapa?” </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Di antara lantai 10 dan 11.”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Yup, pasti ia ada di dalamnya. Kantor rekanku itu berada di lantai 10, sekitar 3 lantai dari sini. Menurut pengalamanku, bisa sejam hingga operator bisa memperbaiki lift ini. Aku harap dia tidak klaustrofobia (ketakutan pada sesuatu yang sempit). Kembali ke kantorku, aku lalu menelepon rekanku. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Bagaimana?’ jawab kolegaku di dalam telepon. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Ia terjebak di dalam lift.” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Benarkah? Gadis yang malang” ia tertawa. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Siapa namanya?” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Amelia,” ia mencoba mengingat, “Amelia D-sesuatu ... aku sedikit lupa” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Oke, thanks. Bagaimana jika kita minum sehabis pulang kerja, lalu kita bisa bertukar opini mengenai kasusnya.” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Oke, dia itu ...” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Eits, jangan katakan dulu. Aku ingin membentuk opiniku sendiri tanpa ada pengaruh darimu, oke?” kataku.</div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Oke.” Dia menjawab.</div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ternyata benar dugaanku, baru sejam kemudian, aku mendengar sorakan dari ujung lorong. Itu tanda lift itu akhirnya bekerja kembali. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku harus memastikan ia baik-baik saja. Kemudian aku kembali bergabung dengan kerumunan orang-orang di depan lift. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ada lebih banyak orang ketimbang tadi sehingga aku tak bisa melihat pintu lift dari balik punggung mereka. Namun aku mendengar suara berdenting yang menandakan lift itu berhenti di lantai kami dan suara bergeser ketika lift itu membuka. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Holy shit!” seseorang langsung berteriak. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Orang-orang mulai menjauh dari depan lift. Aku mencoba maju mendesak tubuh orang-orang di depanku karena ingin melihat apa yang ada di dalam lift. Begitu aku mendekat, aku mulai mencium bau ini. Baunya seperti membuka kamar apartemen dan seseorang yang belum mandi selama bertahun-tahun keluar. Bau itu mengalir keluar dari dalam lift dan membanjiri sepanjang lorong. Seorang pemuda berpakaian jas langsung menutup mulut dan hidungnya dengan sapu tangan. Akhirnya aku bisa melihat dengan jelas apa yang membuat reaksi orang-orang seperti itu. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Wanita di dalam lift itu sama sekali tak seperti yang aku bayangkan. Ia mengalami obesitas yang sangat parah, ia terlihat berbobot sekitar 200 kg. Wajahnya benar-benar tambun hingga matanya hamper-hampir tak terlihat, hanya tampak seperti dua titik hitam di atas pipinya. Ia memiliki rambut cokelat yang keriting. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Mulutnya tertutup oleh sesuatu yang tampak seperti saus barbekyu yang penuh minyak. Bahkan masih ada sisa tulang di sudut mulutnya. Ia menggerakkan tangan gemuknya untuk membersihkan serpihan di bajunya, sisa makanan. Ia terlihat seperti habis dari bufet “apa-yang-kau-makan-sebena<wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block;"></span>rnya”gerutuku dalam hati dengan berbagai menu daging. Terpegang erat di salah satu tangannya adalah sebuah tas plastik hitam besar, seperti sebuah plastik sampah. Ketika ia menggerakkannya, apapun yang ia simpan di dalamnya tampak teraduk-aduk. Bau busuk itu rupanya tak keluar dari badan wanita itu, melainkan dari dalam plastik sampah itu. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Wanita itu berjalan keluar dari lift. Mata dan hidungnya penuh dengan air mata dan lendir yang terus mengalir. Aku justru maju ketika orang-orang lain mundur karena ketakutan. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Amelia?” aku bertanya kepadanya. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ia menatapku dengan matanya yang kecil bak manic-manik. Pipinya belepotan dengan noda sampah merah yang bercampur dengan air mata. Ia mulai membuka mulutnya dan aku sempat berpikir bahwa ia akan memuntahkan seluruh barbekyu yang ia lahap ke arahku. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “A ... aku tadi lapar ...” ia berkata dengan aksen Selatan yang tergagap. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Pria berpakaian jas tadi bergidik karena bau napas wanita itu dan segera melangkah pergi.</div> <div style="text-align: center;"> </div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Tidak apa-apa,” aku mencoba meraihnya untuk menolongnya, “Apa kau ingin membicarakannya di kantorku?” </div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Melihatku mencoba meraihnya, ia mengenggam lebih erat tas plastik hitam besar dan memeluknya di depan dadanya. Isinya menimbulkan suara yang membuatku muak. Aku bisa merasakan makan siangku tadi naik ke belakang tenggorokanku. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Apa itu milikmu?’ tanyaku, “Aku takkan mengambilnya.” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ia mulai menangis. Suara cukup membuatku ngeri, seperti suara babi mengikik. Jujur, aku tak mau menyentuhnya. Aku ingin kembali ke kantor, mengunci pintuku, dan berpura-pura tak pernah menerima pasien sepertinya. Bau dan tumpahan apapun yang ada di dalam tasnya bisa mengendap di dalam kantorku selama berminggu-minggu. Namun tetap saja, ia adalah manusia dan ia membutuhkan bantuanku. Aku tak bisa begitu saja memalingkan muka. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Kantorku tak jauh dari sini. Mengapa kau tak ikut denganku ke sana?” aku mulai berjalan. Di benakku, jika saja ia tak mengikutiku, malah bagus. Ia bisa kembali ke apartemennya yang kemungkinan besar penuh dengan kecoa dan feses dan siapa tahu kotoran memuakkan lainnya, dan aku akan mencari pasien lain. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Namun ia mengikutiku, dengan langkah tertatih-tatih. Aku membuka pintu untuknya dan ia masuk dengan lemak pada tubuhnya bergoyang-goyang. Ia masih memegang kantong sampahnya dengan jari belepotan saus barbekyu sambil sesekali bersendawa. Ia kemudian hanya berhenti di tengah ruangan kantorku. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Lift ... litnya tadi macet ...” ia bergumam. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Ya, saya tahu. Saya ikut prihatin. Saya harap anda baik-baik saja. Tapi untung saja anda membawa sesuatu untuk dimakan, bukan?” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ia mulai menangis lagi, sambil meremas kantong sampahnya, yang aku takutkan akan meledak dan menumpahkan seluruh isinya yang entah-hanya-Tuhan-yang–tah<wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block;"></span>u ke atas karpetku. Ia mengangguk ketika wajahnya memerah dan air mata mengalir deras seakan keluar dari tiap pori-pori wajahnya. “Demi Spongebob Squarepants, baunya begitu memuakkan” batinku.</div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku kemudian mengambilkannya tisu dan ia mengambilnya, tetap sambil mengenggam erat tas sampahnya, seakan takut aku akan mencurinya. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Apa anda ingin saya untuk memeganginya sebentar?” tanyaku sambil berdoa dalam hati agar ia mengatakan tidak. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ia menggeleng. Syukurlah. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Apa yang ada di dalam sana?” aku menunjuk ke kantong plastik besar yang dipegangnya. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ia gusar dan mendengus, mencoba menyedot kembali semua cairan kembali ke dalam wajahnya. Dengan menggunakan satu tisu, ia menyapu seluruh wajahnya, hingga meratakan noda merah di mulutnya ke penjuru wajahnya. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Sisa ... sisa makanan ...” ia menjawab dengan terbata-bata. Dadanya tampak naik turun dan ia mulai terisak kembali. Wajahnya kini serupa dengan air mancur. Aku mulai merasa kasihan padanya. Ia tampak sangat menderita. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Lihat,” kataku, “terjebak di dalam lift sungguh adalah sebuah pengalaman traumatis.” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Isakannya mulai terdengar melengking. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Jadi kenapa kita tidak tunda saja pertemuan kita sampai Anda merasa tenang.” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ia berusaha menjawab di tengah isakannya, “An ... Anda ingin bertemu saya?” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Ya, hanya bukan hari ini. Mengapa Anda tidak pulang dulu saja dan mencoba santai. Saya tidak berpikir Anda dalam mood yang tepat untuk membicarakan semua permasalahan Anda. Namun saya sangat ingin menolong Anda. Jadi, mari kita jadwalkan kembali pertemuan kita untuk minggu ini. Bagaimana menurut Anda?” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Aku berjalan kembali ke mejaku dan mengambil kartu nama. Mulutnya masih gemetar dan tampaknya ia sebentar lagi akan menjadi tumpukan lendir yang menjerit gila-gilaan. Namun ia justru tampak lebih tenang dan mengangguk, kemudian mengambil kartu namaku dengan jari-jari yang masih mengenggam tisu yang lengket dan basah. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Te ... terima kasih ...” ia berkata. Aku hampir tak bisa membaca wajahnya. Seluruh mukanya tampak merah, bengkak, dan basah sehingga ia hampir tanpa ekspresi. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Apa Anda mau saya menemani Anda hingga ke lobi?” tanyaku, “Untuk berjaga-jaga seandainya lift macet lagi. Namun menurut saya, seharusnya lift-nya baik-baik saja sekarang. Anda tak perlu takut.” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ia menggeleng, “Itu ... sepertinya bukan ide ... yang bagus ...” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Oke.” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Dan dengan itu, ia berpaling dan keluar dari kantorku dengan langkah lamban dan malas. Bersamanya, tas hitam dengan isinya bergoyang-goyang mengikuti langkahnya, membawa pergi segala aroma busuk, jorok, dan tak mengenakkan dari dalamnya. Aku menghela napas dengan lega ketika ia menutup pintu dan menghilang di baliknya. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ia tak pernah meneleponku kembali. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Seminggu kemudian, aku sedang minum-minum bersama kolegaku di lantai bawah. Kami sedang santai, menikmati beberapa cangkir minuman, dan tiba-tiba aku teringat padanya. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Oh, ngomong-ngomong terima kasih.” kataku. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Untuk apa?”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Amelia.” Kataku lagi.</div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Siapa?” dia sedikit bingung.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Amelia. Gangguan pola makan, ingat? Minggu lalu kau mengirimnya kepadaku.” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Oh ya, aku ingat. Yang terjebak di dalam lift. Bagaimana keadaannya?” dia menatapku. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Ia benar-benar seperti kapal menunggu karam. Terisak terus-menerus dan hampir histeris. Aku memintanya menjadwalkan kembali pertemuan kami, namun ia tak pernah menelepon untuk membuat perjanjian.” </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Apa kau sudah berbicara dengan ibunya?” katanya masih heran.</div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Tidak. Aku sama sekali tak mendapatkan informasi sedikitpun darinya. Tapi aku memberikannya kartuku.” </div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Bagaimana pendapatmu mengenai dirinya?” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Ketergantungan pada makanan. Kasus klasik.” jawabku, “Benar2 pemakan lahap. Wajahnya benar2 ...”</div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Bukan, bukan ibunya. Maksudku Amelia.” </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Apa?” aku kaget mendengarnya.</div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Bagaimana pendapatmu mengenai Amelia?” ulangnya.</div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Aku sudah mengatakan padamu apa pendapatku.” </div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Amelia, gadis kurus kering berusia 12 tahun itu, kau pikir ia adalah pemakan lahap?” kolegaku mengingatkanku. </div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Apa, tidak ... itu ...” aku mencoba mencerna kalimatnya Dan tiba-tiba aku tersadar. </div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Apa ibunya bersamanya saat itu?” kataku.</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “Ya, aku mengirim mereka berdua kepadamu”</div> </span><div style="text-align: center;"> <br /></div> <span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> “dan mereka berdua terjebak di dalam lift bersama-sama?” aku melanjutkanya sebelum kolegaku menyelesaikan kalimatnya. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Ia menatapku dan mimik wajahnya langsung berubah. </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> </span><span style="color: #141823; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;"> Tak perlu kukatakan lagi, aku tak pernah lagi bertemu lagi dengannya. Amelia D-sesuatu itu. Atau ibunya, wanita penderita obesitas yang tak bernama yang kutemui di luar lift pada hari itu. Wanita yang beraroma seperti kematian, tertutup oleh yang kupikir saus merah, dan membawa tas sampah berisi sisa-sisa makanan. Oh. Ya ampun. Batinku.</div> </span></span><br /> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tamat</span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div> <div style="text-align: center;"> <span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: "helvetica" , "arial" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></span></div>

Creepypasta Indonesia - Experience - Hunger

Hunger Sebagai seorang dokter ahli jiwa, aku terikat dengan kerahasiaan antara dokter—pasien dan tidak diperkenankan memberitahuka...

+ Read more »