July 2015 - Creepypasta Indonesia

Creepypasta Indonesia - Experience - The Purple Sofa

Creepypasta Indonesia - Experience - The Purple Sofa

Purple Sofa “Kapan terakhir kali anda melihat suami anda?” tanya seorang polisi. “Kemarin pagi,” jawab wanita yang ditanyai oleh...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - Sesame Seeds

<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #141823; line-height: 18px;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-large;"><b>Sesame Seeds</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh25YcPggJ5ajch7wthgUYdDrY-0-DPc1xwMQlGAa_0JPR-Q1YLz1ZokwzxchDq21oRJgYZKgadTYipjVMio40WMeS5FL3WlrwsDoZJaBzvcCI98Fb-EBaLt7e2g43jbh-HwNZbT2nEa2k/s1600/Sesame+seeds.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh25YcPggJ5ajch7wthgUYdDrY-0-DPc1xwMQlGAa_0JPR-Q1YLz1ZokwzxchDq21oRJgYZKgadTYipjVMio40WMeS5FL3WlrwsDoZJaBzvcCI98Fb-EBaLt7e2g43jbh-HwNZbT2nEa2k/s320/Sesame+seeds.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Ada seorang gadis muda Korea yang sangat tidak percaya diri dengan penampilannya. Ia akan melakukan apa saja untuk tetap menjaga penampilannya agar tetap terlihat muda dan cantik.</div>
</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;">
Suatu hari, ia mendengar tentang terapi kecantikan dengan cara alami dari temannya di sekolah. Temannya memberi tahunya bahwa terapi tersebut sangat baik untuk kulit, membuatnya tetap lembut dan halus.</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Terapi tersebut menggunakan campuran biji wijen dalam bak air kemudian merendam campuran tersebut selama dua jam. Ketika sang gadis sampai di rumahnya sore itu, ia memutuskan untuk mencoba terapi tersebut.Ia mengisi bak airnya dengan air hangat dan menaburkan setoples biji wijen untuk mempercantik kulitnya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sudah lewat berjam-jam namun gadis tersebut tak juga keluar dari kamar mandi. Orang tuanya mulai cemas akan keadaan gadis tersebut. Tapi setiap kali ibunya mengetuk pintu dan menyuruh gadis tersebut keluar, jawaban sang gadis selalu sama,</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“Tunggu sebentar... Tunggu sebentar...”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Akhirnya, sang ibu tak bisa menunggu lebih lama lagi dan berusaha membuka pintu kamar mandi tersebut secara paksa. Ketika sang ibu masuk ke kamar mandi, ia disambut oleh pemandangan yang luar biasa mengerikan.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Anaknya sedang duduk di pojokan dan tubuhnya tertutupi dengan bintik-bintik hitam. Biji-biji wijen tersebut merasuk ke dalam pori-pori kulit sang gadis. Ia pun berusaha mencungkil biji-biji tersebut dari kulitnya dengan tusuk gigi dengan tatapan ketakutan.</div>
</span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tamat</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></span></div>

Creepypasta Indonesia - Experience - Sesame Seeds

Sesame Seeds Ada seorang gadis muda Korea yang sangat tidak percaya diri dengan penampilannya. Ia akan melakukan apa saja untuk teta...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - Lift

Creepypasta Indonesia - Experience - Lift

Lift Julie hari ini datang terlalu siang. Ia tampak panik , karena bos dikantornya pasti akan marah padanya. Karena ia tak mau memb...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - Spacewalk

<br />
<div style="text-align: center;">
<b style="color: #141823; line-height: 18px;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-large;">Spacewalk</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqTf3fvis2hdUJfcnZ3tPuc-YJ-Vq7HFkWOo2hm3-vjMWTcj5gMmE5_3cxjP0WE80MLI2mWfNazqW8lHJyw8KNeKO9VulSOJ5uRonk0K8OOmgu3F60va-CXRMGJhNIFeFFyk_DJGdGZmw/s1600/Spacewalk.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqTf3fvis2hdUJfcnZ3tPuc-YJ-Vq7HFkWOo2hm3-vjMWTcj5gMmE5_3cxjP0WE80MLI2mWfNazqW8lHJyw8KNeKO9VulSOJ5uRonk0K8OOmgu3F60va-CXRMGJhNIFeFFyk_DJGdGZmw/s320/Spacewalk.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Keheningan ini menimbulkan kegilaan. Hari demi hari, minggu berganti minggu, dan bulan demi bulan, aku duduk di sana ditemani keheningan tanpa ujung. Aku tak bisa menerimanya lagi. </div>
</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Ketika kami meninggalkan Bumi, ada 20 orang pria di atas kapal. Sekarang hanya tersisa dua—aku dan Burnsey.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Kami berada dalam tahap terakhir dalam misi tiga-tahun menjelajahi angkasa ruang. Setiap hari, Burnsey hanya duduk di sana, membaca buku-bukunya. Setiap kali aku mencoba untuk mengajaknya bicara, dia hanya mengabaikanku. Bahkan tidak melirik sekalipun. Sejak kecelakaan itu, Burnsey hanya bicara kepadaku ketika hal itu benar-benar mendesak.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“Itu bukan salahku,” kataku. “Kecelakaan itu tidak disengaja. Itu yang sebenarnya terjadi. Kau harus percaya padaku, Burnsey.”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Laki-laki itu membolak-balik halaman bukunya, seolah-olah tidak ada siapa-siapa.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“Itu adalah perhitungan yang meleset,” aku memprotes. “Konsentrasi yang tak stabil. Ini bisa terjadi pada siapapun.”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Burnsey tak menjawab.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Enam bulan sudah berlalu sejak kecelakaan itu. Salah satu mesin dalam keadaan terlalu panas. Dan itu harus diperbaiki. Delapanbelas pekerja melakukan prosedur spacewalk untuk memperbaikinya dari luar. Burnsey dan aku tetap berada di dek.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Pekerjaan kami adalah untuk memastikan bahwa semua proses telah bekerja dengan baik. Burnsey melakukan pengecekan pada daftarnya, menyebutkan satu persatu, sedangkan aku bertugas menekan tuas.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sesuatu tidak berjalan dengan benar. Aku tidak mengerti bagaimana segalanya sampai terjadi, tapi aku menyentuh tuas yang keliru. Mesin utama meraung dengan kencang.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Beberapa pekerja yang berada di luar segera terpanggang. Paling tidak, kuharap hanya itu yang terjadi. Sementara yang lain, terlempar menuju ruang hampa. Tubuh mereka mungkin masih berada di luar sana, mengapung-apung tanpa arah. Kurang dari sejam, persediaan oksigen dalam tanki mereka akan habis. Mereka tewas dengan cara yang mengerikan dan sekarang jasad mereka akan terkatung-katung selamanya, di suatu tempat di kekosongan ruang angkasa.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“Aku tidak bermaksud membunuh mereka,” kubilang. “itu semua kecelakaan.”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Burnsey berbalik dan memelototiku. “Ini adalah pembunuhan,” geramnya. “Sederhananya saja, jika bukan karena kau, 18 orang itu pasti masih hidup. Aku yakin kau juga akan membunuhku jika kau punya kesempatan. Enam bulan lagi, ketika kita sampai di Bumi, kau akan menjalani proses pengadilan. Aku akan memberatkanmu dan aku akan menjelaskan segalanya hingga mereka tahu apa yang kau lakukan. Mereka akan memutuskan bahwa kau bersalah dan kau akan membusuk dalam penjara selama sisa hidupmu yang menakutkan.”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku melenguh dan memperhatikan jam. “Ini sudah waktunya untuk melakukan pengecekan.”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Setiap hari, kami harus melakukan perjalanan angkasa untuk memeriksa integritas lambung kapal bagian terluar dan meyakinkan bahwa tidak ada kerusakan oleh benturan meteor. Hari ini adalah giliranku. Setiap hari selalu giliranku. Sejak kejadian itu, Burnsey tidak pernah memberiku kepercayaan. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Begitupula, aku tidak sepenuhnya mempercayainya. Ketika aku berada di luar, dia tetap berada di dek. Jika dia mau, dia bisa saja mengurungku di luar. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi, maka ketika dia tidak melihat, aku mengambil kunci lubang geladak jadi aku bisa membukanya dari luar jika diperlukan.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku mengenakan pakaian angkasaku dan sepatu magnetik dan melangkah manuju kompartemen pengendali tekanan. Mengunci pintu di belakang, aku memanjat tangga dan membuka lubang geladak. Kemudian, aku keluar di dinding lambung kapal.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku memandangi kegelapan semesta yang hitam pekat, dengan titik-titik kecil yang gemerlapan. Keadaan ini benar-benar hening. Aku berjalan menyebrangi sisi kapal, sepatu magnetik berdebum-debum di dinding lambung. Setelah memeriksa bagian luar, aku tak menemukan masalah apapun. Lalu aku mendapat ide.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku menekan tombol pada komunikatorku dan berteriak, “Burnsey! Salah satu piringan rusak parah. Ia harus diperbaiki segera!”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“OK,” jawab Burnsey . “Aku akan mengambil alat-alat.”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Setelah beberapa menit, Burnsey muncul dari lubang geladak, lengkap dengan pakaian angkasanya. Dia menenteng kotak perlengkapan di lengannya. Laki-laki itu berjalan mendekatiku, sepatu magnetiknya melangkah perlahan di sepanjang lambung.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“Dimana?”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku tak menjawab. Aku hanya menunjuk di bagian belakang kapal kami. Burnsey mulai berjalan. Sesaat setelah ia memunggungiku, aku berbalik menuju lubang geladak dan mmbukanya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku mengunci pintu dan keluar dari kompartemen yang menghubungkan antara bagian dalam kapal dan dinding lambung. Di balik alat komunikator, aku bisa mendengar Burnsey berteriak-teriak dan mencoba mengancamku. Aku melepas helm untuk menghindari suaranya yang menggangu.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku bisa mendengar sepatunya bergerak-gerak di sepanjang dinding. Dia mungkin berusaha membuka paksa lubang geladak, putus asa mencoba kembali ke dalam kapal sebelum kehabisan suplai oksigen. Tapi itu percuma. Tak lama lagi dia akan tewas.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Tiba-tiba, Burnsey muncul di depan jendela ruang terminal. Wajahnya panik dan kedua matanya seolah mencuat keluar dari rongganya. Dia tercekik pelan-pelan.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku menyaksikan ketika wajahnya berubah memerah, kemudian ungu. Laki-laki itu mencakar-cakar helmnya saat dia berupaya menarik udara ke dalam paru-parunya. Darah mulai mengalir dari kedua kelopak matanya. Aku tidak bisa melihatnya lagi, itu membuatku sakit.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Dengan kematian Burnsey, tidak ada yang bisa berbicara apa-apa tentang kecelakaan itu setelah aku sampai di Bumi. Tubuhnya akan terbakar ketika memasuki atmosfer. Aku akan mengarang-ngarang cerita tentang peristiwa yang menyebabkan seluruh kru celaka dan mereka tak akan punya petunjuk apapun.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Hari berganti, kapal terus bergerak lamban dalam proses kembali ke Bumi. Tiap kali aku melirik ke jendela ruang terminal, Burnsey tetap berdiri di sana, terlempar ke depan dan belakang, seakan-akan menatapku. Sepatu magnetiknya membuatnya tetap berada di tempat. Bola matanya yang kosong menggantung dari rongga. Aku mencoba untuk tak melihat, tapi aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku tak tahan lagi dengan pemandangan ini.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku mengenakan pakaian angkasaku dan sepatu magnetik dan bergegas menuju bagian airlock. Aku yakin telah membawa kunci. Aku tak mau terkurung di luar.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku membuka lubang geladak dan melangkah menuju dinding terluar. Pintu tertutup di belakangku. Aku melangkah-langkah menyebrangi sisi kapal menuju jasad Burnsey. Aku tak bisa tahan dengan wajahnya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku mencopot sepatu magnetiknya, berupaya melepaskannya dari lambung kapal. Satu kakinya telah lepas dan aku beralih ke satunya. Aku menggoyang-goyang dengan keras dan tubuh lemasnya mulai mengapung menjauh.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“Selamat jalan, Burnsey!” kataku, “sampai jumpa di neraka.”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku berbalik dan kembali menuju lubang geladak. Kemudian berhenti dan menoleh. Aku melihat jasad Burnsey saat dia terkatung-katung di kehampaan angkasa. Matanya yang melotot, dan tidak bernyawa balik menatapku. Mulutnya yang berbentuk ganjil seolah menyeringai. Sebelah tangannya bergerak pelan, seperti sedang melambai-lambai padaku.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Lalu, saat dia menjauh, aku melihat sekilas sesuatu dari balik sarung tangannya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“Tidak!” aku berteriak, “tidak! Tidak! Tidak!”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Lengannya menggenggam kunci lubang geladak.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Tidak ada apapun di sekitarku kecuali keheningan angkasa. Selama hampir satu jam, aku berdiri di sana, berjalan bolak-balik di dinding kapal, mendengarkan kesunyian. Aku melihat melewati jendela ruang terminal dan menunggu.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku menunggu hingga suplai oksigen di tangkiku terkuras.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Menunggu hingga aku mencakar-cakar helmku untuk mencari udara.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Menunggu hingga darah mengalir ke mataku dan tahu bahwa semua ini akan berakhir.</div>
</span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tamat</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></span></div>

Creepypasta Indonesia - Experience - Spacewalk

Spacewalk Keheningan ini menimbulkan kegilaan. Hari demi hari, minggu berganti minggu, dan bulan demi bulan, aku duduk di sana ditem...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Figure - Demon Girl

Creepypasta Indonesia - Figure - Demon Girl

Demon Girl Semua ini berawal ketika aku sedang berada di rumah pada malam hari, dan sedang memasak untuk anak-anak’ku. Selama beberap...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - Mexican Hotel

<br />
<div style="text-align: right;">
<div style="text-align: center;">
<b style="color: #141823; line-height: 18px;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-large;">Mexican Hotel</span></b></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif;"><div style="text-align: center;">
<span style="font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
</span><span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC3Od0PzAhufbvlDEz0Tx-cIf6yg9yhJY8ZOmdzuerCmhJEORUfZbkBMsTCZpihyphenhyphenqKeXrilJ9ATWUZnyRwO4iANIbPH0-0aA7aPfQLV2qMUPtHEqBTuL38vBm_s-QSRakE2LSJCFB5VXs/s1600/Mexican+Hotel.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC3Od0PzAhufbvlDEz0Tx-cIf6yg9yhJY8ZOmdzuerCmhJEORUfZbkBMsTCZpihyphenhyphenqKeXrilJ9ATWUZnyRwO4iANIbPH0-0aA7aPfQLV2qMUPtHEqBTuL38vBm_s-QSRakE2LSJCFB5VXs/s320/Mexican+Hotel.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Hotel Meksiko, adalah cerita konyol yang mengerikan tentang hantu seorang anak kecil yang menghantui sebuah Hotel yang berlokasi di Negara Meksiko dimana kepalanya jatuh menggelinding.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Kabarnya, ada sebuah Hotel di Meksiko yang sangat tua dan menurut Orang-orang, tempat itu berhantu. Namun, tidak seluruh Hotel itu angker, melainkan hanya satu ruangan. Itu adalah Kamar nomer 549. </div>
</span><span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Kamar ini kabarnya di hantui oleh hantu seorang anak kecil. Awalnya, dia adalah seorang anak yang tinggal di Hotel Meksiko tepatnya di kamar nomer 549. Ayahnya harus pergi keluar untuk bekerja di sekitaran Hotel dan anak itu akan di tinggalkan untuk sementara, dia akan bermain sendirian di dalam kamarnya. Ayahnya tidak pernah membiarkanya keluar dari Kamar.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Lalu, suatu hari. Ada 5 pasien yang memiliki gangguan jiwa datang ke Hotel dengan senjata api dan mulai menembaki semua orang dengan brutal. Mereka membunuh semua orang yang mendiami kamar dari kamar nomer 1 hingga kamar nomer 548, kemudian mereka menuju kamar 549 dan mengetuk pintu, mereka melihat seorang anak kecil di hadapan mereka, jadi mereka memutuskan untuk menurunkan senjata mereka.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Mereka membawa anak kecil itu menuju Lobi, dimana ayah dari anak itu sedang di jaga oleh 3 pasien sinting lainya, mereka membunuh anak itu di depan ayahnya dengan menggorok bagian belakang lehernya dengan Pisau mereka sampai kepalanya jatuh menggelinding, dan itu adalah cara anak itu meninggal.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sekarang! Anak itu menghantui kamar nomer 549, menunggu sampai ayahnya datang kembali.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Di ceritakan bahwa, siapapun yang berani datang ke kamar nomer 549 dan menginap disana untuk sekedar beristirahat, maka keseokan paginya, kau akan melihat kepala tamu itu yang akan mengelinding di depanmu.</div>
</span><span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Namun, Ruangan itu tidak lagi di gunakan oleh pihak Hotel kurang lebih selama 200 tahun. Mereka mengatakan jika, anda berani mengetuk pintu, maka kau akan mendengar suara anak kecil yang mengatakan “Ayah? Apakah itu kau? Apakah kau datang untuk memberitahuku kenapa kepalaku ada di lantai?” dan kemudian pintu akan terbuka, dia akan menarikmu masuk ke dalam kamar kemudian membunuhmu dalam sebuah terror yang tak terbayangkan sebelumnya. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</span><span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Kau mau membuktikanya. Ku pikir, lain kali kau harus mencoba datang kesana? </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Tamat</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></div>
</span></div>

Creepypasta Indonesia - Experience - Mexican Hotel

Mexican Hotel Hotel Meksiko, adalah cerita konyol yang mengerikan tentang hantu seorang anak kecil yang menghantui sebuah Hotel yan...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - The Crazy Website

<br />
<div style="text-align: center;">
<b style="color: #141823; line-height: 18px;"><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-large;">The Crazy Website</span></b></div>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxECd6KEYMr4U5iiwKxXVJjJgCAP29Idos722oKvY3nvuWZujtEBvAuBc1VxTojwWZPT3iiW8Q9CVICB5cf0Sx-OufSW1zgz-2RYZjr7ANofJN5skOAjFqjZpsQCqhiVd0GFupKmvIXrk/s1600/The+Crazy+Website.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxECd6KEYMr4U5iiwKxXVJjJgCAP29Idos722oKvY3nvuWZujtEBvAuBc1VxTojwWZPT3iiW8Q9CVICB5cf0Sx-OufSW1zgz-2RYZjr7ANofJN5skOAjFqjZpsQCqhiVd0GFupKmvIXrk/s1600/The+Crazy+Website.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
The Crazy Website adalah sebuah cerita yang cukup lucu namun menyimpan kengerian bagi setiap orang yang mendengarnya, ini adalah situs aneh yang kabarnya memiliki konsekuensi yang di luar kewajaran bagi siapapun yang mendaftarkan dirinya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Suatu hari, seorang Anak lelaki sedang browsing di internet ketika tanpa sengaja dia menemukan Crazy Website yang menyediakan konten horror tentang urban Lagend yang terkenal. </div>
</span></span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;">
Ketika dia ingin meninggalkan sebuah komentar pada salah satu cerita, dia harus memiliki akun yang bisa mengakses Crazy Website. akhirnya dengan terpaksa dia bergabung dan mendaftar, ketika dia mendaftar dia memilih sebuah nama “Devil66”.</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Setelah semua selesai, beberapa saat kemudian dia menerima sebuah pesan dari seorang akun Anonymus yang mengatakan, “Puji kami kepadamu Pangeran kegelapan” dan “Kami sangat mencintaimu Setan!!”.</div>
</span><span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Melihat itu, dia sangat ketakutan dan segera me’log out akun miliknya sekaligus mencabut koneksi jaringan internetnya,</div>
</span></span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;">
Keesokan harinya, ada sekelompok orang yang mengaku sebagai Pemuja Setan muncul di depan rumahnya. Mereka memaksa untuk bisa masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan anak lelaki itu, kemudian mereka bersujud di depan anak lelaki itu.</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Setelah mereka bersujud, mereka membantai kedua orang tua anak lelaki itu dan duduk dengan santai di sekitar rumah, merokok, meminum, dan memakan segala sesuatu yang mereka temukan dari dalam Lemari es. Ketika malam tiba, mereka memakai jubah hitam da menyalakan beberapa lilin dan mulai membaca doa tentang Lucifer. Tiba-tiba ada yang aneh terjadi pada anak lelaki itu, di kepalanya perlahan muncul dua tanduk, dengan telinga runcing dan sebuah ekor panjang serta berbau seperti belerang yang terbakar.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Di tempat lain, seorang gadis remaja mencoba untuk mendaftar pada Crazy Website sebagai “Unidentified_Victim”. Satu jam kemudian, beberapa orang yang memiliki ekspresi gila layaknya pembunuh berantai muncul di rumahnya, mereka beradu argument tentang siapa yang berhak untuk membantai gadis remaja itu.</div>
</span></span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;">
Perkelahian pun terjadi, pembunuh berantai itu saling menghujamkan pisau satu sama lain. Melihat apa yang terjadi, gadis itu berinisiatif untuk meninggalkan tempat itu, dia berusaha berlari dari apa yang sudah menimpanya. Namun saat dia berlari dan menyebrangi sebuah jalanan yang kelihatan sepi, tiba-tiba sebuah Mobi muncul dan melindasnya.</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Kepolisian mengambil alih kasus gadis ini, yang organ tubuhnya berceceran seperti bubur encer yang mengotori jalanan, namun sayang sekali, karena saat berlari gadis itu tidak membawa identitas apapun, maka Polisi terpaksa memakamkan gadis malang ini pada kuburan tak betanda, dan sampai saat ini. Orang tuanya masih mencari dimana keberadaan gadis itu.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Kemudian ada gadis remaja lain yang juga menemukan Crazy Website tersebut, dia mendaftar atas nama “ClownLover14” dalam beberapa menit, sekelompok badut muncul dan menatapnya tepat di luar Rumahnya.</div>
</span><span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Mereka menyeringai dengan balon di tanganya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Gadis itu ketakutan dan mencoba untuk meyakinkan pada dirinya, itu hanya lah orang iseng yang kurang kerjaan. Badut-badut itu mulai berteriak dengan suara keras, menceritakan bahwa mereka datang dengan lelucon lucu, beberapa mencoba mengintip dari jendela. Mencari dimana gadis kecil mereka bersembunyi, dengan air liur yang mereka tinggalkan di kotak surat. Ibunya yang melihat semua itu, begitu ketakutan dan menelphone polisi, beberapa saat kemudian, Polisi berhasil meringkus sebagian besar Badut penganggu itu.</div>
</span></span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;">
Merasa sudah aman, gadis itu berangkat ke sekolah. Ketika dia berjalan, sebuah Van hitam berhenti tepat di depanya. Gadis itu berusaha berlari, namun seorang Badut dengan lemak besar, berhasil mendapatkan gadis itu, menariknya dengan paksa dan membawanya ke dalam Van hitam mereka.</div>
<div style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;">
Beberapa hari kemudian, Mayatnya di temukan di pinggiran jalan.</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Ada satu lagi, Seorang pria yang sudah berkeluarga menemukan Crazy Website, dan dia mulai bergabung. Dia menyebut dirinya sebagai “JoanaCutie”. Beberapa saat kemudian, dia mendapatkan sebuah pesan mengerikan dari bocah berusia 13 tahun yang menggodanya dengan ancaman mengerikan. Pria itu tidak memperdulikanya, dengan santai dia berjalan ke Toilet, namun sesuatu terjadi, ketika dia melihat dirinya di cermin, dia berteriak Histeris dengan suara yang melengking. Dia memiliki rambut pirang yang panjang dengan dada besar di tubuhnya. Dia segera berlari ke dapur dan mencoba memberitahu istrinya tentang apa yang terjadi.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Istrinya menatapnya beberapa saat, kemudian dengan teriakan penuh kemarahan dia menyerang dan berteriak “Aku tahu bila Suamiku adalah Orang Bodoh, tapi coba apa yang lebih Bodoh, dari membawa Selingkuhanya ke dalam rumah, sementara Istrinya sedang mamasak. Dasar kau Wanita Ja*l*g” .</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Pria itu mencoba menjelaskan apa yang terjadi, namun Istrinya justru menamparnya dan menarik Rambut panjangnya dengan brutal, setelah beberapa saat kemudian, kedua manusia itu duduk di meja dapur, meminum anggur bersama-sama dan menangis pahit tentang apa yang menimpa mereka. Terutama Suami bodohnya yang kini menjadi seorang wanita. Setelah semua peristiwa itu, kini aku harus memberitahumu.. berhati-hatilah sebelum memilih sebuah nama pangilan di Akunmu. Mungkin saja, tanpa sengaja kau menemukan The Crazy Website.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Tamat</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></div>
</span></span>

Creepypasta Indonesia - Experience - The Crazy Website

The Crazy Website The Crazy Website adalah sebuah cerita yang cukup lucu namun menyimpan kengerian bagi setiap orang yang mendengarn...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - My Facebook Scary Stories

<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #141823; line-height: 18px;"><b><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace; font-size: x-large;">My Facebook Scary Stories</span></b></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnfR4p363IrefWhIKPHjDLrBoTROT__BV_jFZRG5K3otYkwALd6nKprapttxsxL9fpzf9YakWGkOdOA0Ilb1y2T-lxp22gKFYS4_3uy1Row5gZI9AaUiRg7vq2N3FodLFp10i0XkXiiCA/s1600/Help+Facebook.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnfR4p363IrefWhIKPHjDLrBoTROT__BV_jFZRG5K3otYkwALd6nKprapttxsxL9fpzf9YakWGkOdOA0Ilb1y2T-lxp22gKFYS4_3uy1Row5gZI9AaUiRg7vq2N3FodLFp10i0XkXiiCA/s320/Help+Facebook.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: center;">
Aku mengenalnya pertama kali dari pertemananku di Facebook. </div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sebelumnya aku akan menceritakan diriku terlebih dahulu, aku adalah seorang yang aktif di media social, aku suka menulis dan membuat cerita –cerita seram kemudian menyebarkanya lewat wall sebuah halaman milikku dan menggunakan nama Anonim untuk menyembunyikan jati diriku atau mempostingnya di blog pribadiku. Kebanyakan cerita yang ku tulis adalah, cerita-cerita fiksi yang ku buat dengan imajinasiku.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Kehidupan duniaku cukup normal, hanya sedikit teman dan tanpa kekasih. cukup normal menurutku sebenarnya. Siapa yang butuh kekasih bila kau memiliki banyak teman di dunia maya yang siap mendengarkan ocehanmu ketika kau mengalami kesulitan.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Dari aktifitas dunia mayaku, aku semakin terkenal. Banyak yang berhasil membongkar jati diriku. Siapa aku sebenarnya. Bahkan banyak dari mereka yang mencoba berinteraksi denganku, seperti mengirimiku pesan atau sejenisnya. ku pikir, aku cukup senang dengan aktifitas dunia mayaku ini.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sampai aku mengenalnya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Dia adalah gadis yang manis. Itupun bila foto-foto yang dia gunakan adalah benar-benar foto miliknya. Awalnya dia mengirimiku pesan, mengatakan bila aku adalah seorang penulis berbakat dan kenapa aku tidak mencoba mengirim karyaku ke penerbit. Dia mengaku dia adalah penganggumku.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku membalasnya dan terjadi obrolan-obrolan ringan antara kami berdua. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Semakin lama, kami semakin akrab. Namun hubungan kami terkendala jarak yang cukup jauh. Aku tidak mungkin mengunjunginya dan begitupun denganya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Suatu hari, ku pikir. Aku harus mengutarakanya. Mengatakan padanya bila aku mencintainya, meskipun kami tidak pernah bertemu sebelumnya. Ku beranikan diri untuk menyatakan semua itu lewat sebuah pesan. Selama beberapa hari, tidak ada balasan.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku selalu menunggu jawaban pesanku. Sampai, akhirnya dia membalasnya. Dia terlihat ragu dengan hubungan kami. Dia menjelaskan, dia tidak akan bisa bertahan, jarak terlalu sulit untuk di terima. Beberapa hari kemudian, aku melihat status hubunganya sudah bersama dengan pria lain. Pria yang menurutku tidak jauh lebih baik dariku.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Setelah itu. Kami tidak lagi terlibat hubungan apapun. Aku tidak lagi membalas pesan-pesan miliknya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sampai suatu hari. Aku mengirimi pesan. Mencoba bertanya, kepadanya. “bagaimana kabarnu?”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Beberapa hari kemudian, dia membalasnya. Dia bilang dia baik-baik saja. dia bertanya hal yang sama kepadaku. Kami kembali terlibat obrolan ringan. Aku tidak pernah bertanya seputar hubunganya, alasan terbesarku. Aku sudah kehilangan perasaan itu cukup lama. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Namun yang berbeda, dia semakin intens bertanya tentang kehidupan pribadiku. </div>
</span><span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Semakin hari, pertanyaanya semakin aneh. Dia bertanya sesuatu yang cukup pribadi, seperti berapa tinggiku, apa yang ku lakukan (dia bertanya ini bahkan sampai 10 kali), berapa ukuran bajuku.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku mulai cukup terganggu dengan pertanyaanya. Jadi, aku mulai menjauhinya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Suatu malam. Dia mengirimiku sebuah pesan. “Kenapa kau menjauhiku?”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku mencoba menjelaskan kepadanya. Bila aku cukup sibuk. Sepertinya dia tidak percaya, dan malam itu, dia bertanya sesuatu yang membuat bulu kudukku merinding.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“kau percaya dengan hantu?”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“hei. Aku tidak suka membicarakan hal ini” balasku.</div>
</span><span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“kenapa?” jawabnya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“aku sebenarnya takut dengan hantu” aku kembali menjawab.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Setelah percakapan itu, dia tidak membalasnya. Setelah ku pikir, cukup untuk malam ini. Tiba-tiba dia kembali mengirimiku sebuah pesan aneh.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“kau percaya, bila di sudut ruanganmu, ada wanita yang menatapmu. Rambutnya panjang sampai menyentuh lantai?”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Waktu itu. Entah apa yang terjadi. Aku benar-benar merinding. “lelucon yang bagus, tapi aku sedang tidak mau bercanda.”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“kau pernah melihatku bercanda? Sepertinya kau harus percaya pada ucapanku” dia membalasnya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Selama waktu itu, aku tidak berani menatap sudut kamarku. Entah apa yang terjadi, aku takut.</div>
</span><span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Untuk mengujinya, kemudian aku mengajukan sebuah pertanyaan kepadanya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“baiklah. Kau tahu apa yang sedang aku lakukan?”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“kau sedang duduk menatap Laptopmu” balasnya.</div>
</span><span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku tertawa sembari berbicarda dalam hatiku. “tentu saja. Semua orang akan menjawab hal itu” namun sebelum aku membalasnya, sebuah pesan masuk. “dan aku sedang melihatmu, tersenyum, berusaha menenangkan diri”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Setelah semua itu. Aku pergi keluar dan tidak kembali lagi ke kamarku.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Beberapa hari ini. Dia tidak lagi mengirimiku pesan, begitupun juga denganku. Namun, aku masih penasaran dengan siapa dia sebenarnya. Ketika aku mencoba mencari tahu, aku teringat dengan kekasihnya. Sangat konyol bila aku begitu tertarik dengan gadis ini.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku menghubungi kekasihnya, dan dia bercerita sesuatu yang membuatku tidak akan pernah percaya seumur hidup. Gadis itu telah meninggal 1 tahun yang lalu. Aku mencoba menahan untuk tidak bercerita soal akun social miliknya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
selama beberapa hari berikutnya, kami tidak lagi mengirimkan pesan dan aku masih membaca pesan-pesan itu sebelumnya. Aku mencoba memikirkan, hal yang masuk akal. Mungkin ada orang lain yang sekarang memegang akun miliknya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Malam itu. Saat aku sedang menulis sebuah cerita, aku mendengar pesan masuk. Itu adalah dia. Mengatakan “Hai” dengan emo senyuman di ujung pesanya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku membeku melihat pesan itu. Tiba-tiba pesan beruntun masuk.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“jadi kau sudah tahu semuanya”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“sekarang apakah kau percaya, wanita yang di sudut kamarmu itu aku”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
“aku harap, sekarang kau tidak takut. Karena aku akan selalu mengawasimu”</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sampai saat ini. Aku belum membalas pesanya. Satu cerita yang kini akan terus aku percayai. Kita tidak akan pernah tahu, mungkin di antara pertemanan di dalam kontak Facebookmu. Beberapa adalah orang yang sudah meninggal. Ku harap. Kau lebih berhati-hati saat menerima pesan dari teman Facebookmu.</div>
</span></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tamat</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></span></div>

Creepypasta Indonesia - Experience - My Facebook Scary Stories

My Facebook Scary Stories Aku mengenalnya pertama kali dari pertemananku di Facebook. Sebelumnya aku akan menceritakan diriku t...

+ Read more »

Creepypasta Indonesia - Experience - Nisan Berbalut Kafan

<br />
<div style="text-align: center;">
<b style="background-color: white; color: #141823; font-family: 'Courier New', Courier, monospace; font-size: xx-large; line-height: 18px;">Nisan Berbalut Kafan</b></div>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline;"><div style="text-align: center;">
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnw0ujAK9wGvEjhKH-V92QsfFaidtUsx-IHkeze5WqY7ZIRHSE4JS8bn_H-0uKwGVObCGuaRy2lFmLKCd7JYQkVsB6C-0a9Nv4dKOW-Fq9c5HRdy2XKpAMr4X7xDWJgwtTFipHXka5ygM/s1600/c.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnw0ujAK9wGvEjhKH-V92QsfFaidtUsx-IHkeze5WqY7ZIRHSE4JS8bn_H-0uKwGVObCGuaRy2lFmLKCd7JYQkVsB6C-0a9Nv4dKOW-Fq9c5HRdy2XKpAMr4X7xDWJgwtTFipHXka5ygM/s320/c.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Mudik tahun ini aku kembali ke kampung. Biasalah, ketika orang menyebut pemuda Jakarta, hal yang dipikirkan oleh orang kampung adalah sesosok 'cling-cling' yang gayanya kekinian. Tapi maaf saja jika mereka kecewa melihat penampilanku yang tetap ala kadarnya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Yah, memang beginilah sebenarnya. Mencari pekerjaan di Jakarta tidak semudah yang orang-orang kampung impikan. Belum saingan dengan mahasiswa yang pintar dan pandai berbicara. Uhh, rasanya ingin sekali aku kembali mengurus sawah di kampung. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Namun apa daya, harapan ibu sudah terlalu membuncah, dan memang uang yang kuhasilkan lebih banyak daripada memanen sayuran. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Langsung saja pada hari pertama kedatanganku ke kampung. Saat mobil ini melaju dan pantat sudah mulai terasa keram, aku melihat-lihat pemandangan di luar. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Deretan hijau sawah-sawah dihiasi cokelat tanah pematangnya, adalah hal pertama yang menyambut mata ini, berusaha agar betah melihatnya. Mobil tua ini tidak lagi memiliki AC, maka dari itu aku dapat merasakan udara dingin nan segar yang menerpa wajah kala menoleh ke luar. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Segar.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sesuatu yang kurindukan saat di Jakarta--yang ketika hujan pun masih bisa mengecap debu jalanan.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Lalu deretan sawah mulai berganti. Dari hijau muda ke hijau yang lebih tua--hutan. Di depan hutan itulah, aku melihat seorang ibu tua berbalut baju kain khas kampung kami, sedang menyapu halamannya. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Tapi bukan itu yang menarik perhatianku. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Di samping ibu itu, tepat di halaman rumahnya, terdapat sebuah kuburan yang batu nisannya dibalut kain kafan lusuh. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku hanya bisa melihat sedikit karena laju mobil yang dikendarai Pak Rahmat--paman dari pihak ibuku--sudah tak sabar sampai di tujuannya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Tapi aku yakin. Aku sangat yakin. Bahwa nisan itu dibalut oleh kain kafan. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sontak aku bertanya kepada pak Rahmat.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Itu nisan kenapa, Pak, kok dilapis kain kafan begitu?"</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Dari kaca spion, aku yang duduk di jok belakang dapat melihat bahwa Pak Rahmat melirik sedikit ke arahku, namun tak sepatah kata pun meluncur dari bibirnya yang kehitaman akibat banyak menghisap rokok. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Pak?" tegasku lagi.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Sudah. Ndak usah dibicarain. Omong-omong gimana? Udah dapet cewek ga di Jakarta?"</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Alih-alih menjawab pertanyaanku, beliau malah bertanya hal lain dan membuatku jengah. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku membalas perbuatannya dengan memalingkan muka ke jalanan dan tidak menjawab hingga kami tiba di rumah ibuku. Jadi ada suasana kaku di antara kami. Tapi aku makin penasaran.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
***</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Setelah sambutan heboh di sore hari dan suguhan makanan yang membuat tubuh ini terasa bugar kembali, aku berniat mandi sebelum matahari benar-benar tenggelam.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Kuperhatikan ibu yang sedang menjahit kancing lepas di baju milik ayah dan sesekali tersenyum saat melakukannya. Gurat halus di wajahnya menandakan permintaannya kepadaku selaku anak tunggal untuk membantu kondisi keuangan di keluarga kami. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Tapi bukan masalah uang yang mengganjal pikiranku, melainkan hal yang kulihat tadi siang. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Segera saja kutanya ibu tentang nisan di rumah di depan hutan itu, namun yang kudapat adalah ekspresi murung bercampur cemas khas ibu yang mirip ketika aku berkata ingin naik ke atap membetulkan antena ketika remaja. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Udah, nggak usah dipikirin. Mending kamu mandi. Nanti kan mau ke rumah Mas Ikhram. Gih, sana, cepat."</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
***</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Suntuk.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Meski air dingin yang mengguyur ubun-ubun ini begitu menyegarkan, namun aku tetap suntuk. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Herannya, ada apa dengan keluargaku?</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Ada apa dengan orang-orang di kampungku?</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Mengapa mereka semua menolak untuk menceritakan tentang nisan itu?</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku tahu ada sesuatu yang ganjil di sini. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Moga saja kali ini Bang Ikhram mau menjadi sekutu, sebab dari remaja, dia memang menjadi tempat aku bertanya dan berbagi. Orang yang fleksibel dan tidak repot memang sangat menyenangkan. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Suara kucuran air dari keran membuatku semakin hanyut dalam lamunan.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Tentang bagaimana cara mendapatkan informasi mengenai nisan itu. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
***</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Bang, tau tentang nisan di halaman rumah depan hutan ga?" saat semua orang di dalam sedang asik bercengkrama, aku menyusul Bang Ikhram yang keluar untuk merokok. Di saat seperti inilah kesempatan tiba.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Tidak, aku tidak merokok, sungguh. Aku memang tidak ada minatan sama sekali terhadap rokok. Minatku kali ini adalah mengetahui detil jelas tentang asal-usul nisan tersebut.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Bang Ikhram mengisap rokoknya dan bara api di ujung rokok menyala terang, lalu melirik ke arahku dan mengembuskan gumpalan asap dari mulut dan hidungnya secara perlahan. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Yakin, mau tahu?"</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku hanya mengangguk. Sudah tak sabar rasanya.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Apapun konsekuensinya, yakin, mau denger ceritanya?"</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku jengah menunggu. "Udah lah ceritain aja, Bang."</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Bang Ikhram kembali mengisap rokoknya dalam satu tarikan panjang, sebelum mulai bercerita.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Nisan itu milik Aisyah," katanya sesaat, "gadis cantik yang tinggal hanya bersama ibunya di rumah di depan hutan itu.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Setelah kepergian ayahnya yang notabene saudagar kaya, kelakuan Aisyah makin menjadi-jadi. Dicurinya uang warisan ayahnya untuk pergi keluar pada malam hari dengan baju seksi. Dan pulang pagi hari sambil dirangkul oleh beberapa pria dengan kondisi Aisyah sendiri yang mabuk berat. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Ibunya sering tak tidur karena menunggu kepulangan Aisyah. Jika pulang pun, Aisyah akan mendorong dan memaki ibunya karena menampakkan wajah tua di depan pacar-pacarnya. Dia memaki dan menghujat, mengatakan ibunya pembantu atau semacamnya. Yah, khas sinetron yang sering kaulihat di tivi lah, ibu-ibu penyabar yang sering ditindas anaknya sendiri, sesungguhnya benar ada.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Singkat cerita, saat pulang malam diantar motor oleh 'pacar'nya melewati jembatan, ban motor mereka seolah selip, menjadi sangat licin." </div>
</span><span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Raut wajahku menegang, saat Bang Ikhram memperhatikan aku sebelum melanjutkan kisahnya sambil tersenyum kecil. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Di bawah jembatan kan ada sungai, tapi alirannya dangkal. Nah, Aisyah terpental jatuh dari jembatan dan mendarat di batu dengan kepala yang retak. Kira-kira itu kesaksian dari sang 'pacar' yang segera mengebut ke rumah Aisyah untuk memberi tahu ibunya. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sang ibu menangis dan menjerit saat melihat jenazah anaknya. Dia berurai air mata, bahkan ketika jenazah anaknya hendak dikebumikan.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Lalu satu persatu masalah yang mirip di pemakaman film-film religi mulai muncul. Tanah kuburan Aisyah ternyata kurang panjang, lalu kuburannya penuh air, pada akhirnya pemakaman dilakukan di halaman rumahnya. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Di halaman rumah itupun pemakaman tidak berjalan mulus. Muncul bau menyengat yang membuat beberapa orang merasa ingin muntah dan memutuskan pergi dari sana dengan meminta maaf pada ibunda Aisyah. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sang ibu yang berurai air mata, masuk ke dalam rumah beberapa saat lalu kembali dengan membawa kain kafan yang disiram air mawar. Dililitkannya kafan tersebut ke nisan milik anaknya sambil terus terisak, dan seketika bau menyengat pun hilang."</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku merinding. Mengangguk kecil sambil menunjukkan ekspresi penuh tanya, "Sudah semuanya?" </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Bang Ikhram mengangguk. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
***</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sepanjang perjalanan pulang, isi pikiranku hanya seputar kisah Aisyah. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sampai malam tiba.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Kira-kira pukul dua dini hari, aku terbangun di kamar dan merasa hawa sangat panas. Amat sangat panas. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Namun anehnya hampir seluruh bulu kudukku meremang. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Mataku menangkap sekelebat sosok di ujung kasur, dekat kakiku.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Sosok itu berbalut kafan kotor dan mengeluarkan bau busuk. Melihat tajam ke arahku dengan wajah busuk dan mata melotot. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku berusaha bergerak, berusaha berteriak, namun tak bisa. Seluruh tubuhku gemetar dan membeku. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Bau menyengatnya membuatku ingin muntah. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku sangat ketakutan hingga rasanya ingin mati saja. Mataku jg tak mau bekerja sama, mereka tak mau menutup, seakan memaksa untuk menatap pocong di depanku ini.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Kamar yang gelap tak menjadi penghalang. Entah bagaimana aku dapat melihat dengan jelas luka-luka busuk di wajahnya!</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Kejadian itu berlangsung beberapa menit, tapi rasanya seperti beberapa jam! Hingga sosok itu menghilang dan aku bisa menggerakkan tubuhku lagi. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku keluar kamar untuk mencari air dan kuyup tubuhku sudah tak bisa disembunyikan lagi. Ingin rasanya berlari ke kamar ayah dan ibu seperti anak kecil umur tujuh tahun, tapi mana mungkin aku melakukan hal itu?</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
***</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Paginya aku terbangun agak siang karena kejadian semalam. Pada akhirnya aku menceritakan semuanya ke ayah dan ibu, tapi yang kudapat adalah respon marah mereka. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Kamu nih dibilangin ngebantah mulu sih! Jadi ketulah kan?" Kira-kira seperti itu celotehan ibuku. Sedang ayahku hanya menggeleng dan bertanya, "tau soal Aisyah dari mana?" </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Tunggu.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Apa makhluk semalam berhubungan dengan Aisyah? </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku menyebut nama Bang Ikhram dan langsung disuruh ke rumahnya untuk menanyakan soal ini.</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
***</div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Hahahahahaha!" Tawa Bang Ikhram menggelgar. Kumisnya naik turun seiring membahananya tawa berat itu. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Kan udah kubilang, kausiap tanggung akibat, hah?" Tanyanya dengan nada mengejek. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Terus mesti gimana dong, Bang?" </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Bang Ikhram menghela napas. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
"Cuma satu cara supaya enggak didatengin Aisyah pas malam. Ceritain tentang hal ini ke orang lain." </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aku menaikkan satu alis. "Lalu apa? Mereka juga bakal didatengin Aisyah kan?" </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Bang Ikhram mengangguk. "Dulu, ada Mbah di desa yang bisa nampung semua itu. Orang yang cerita ke dia, ga akan didatengin lagi katanya. Tapi Mbah itu udah meninggal sekarang. Ga ada cara lain, selain cerita ke orang yang belum tau cerita ini. Katanya sih, cerita ulang ke orang yang udah tau tapi lupa, juga manjur, tapi ga tau deh." </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Pada akhirnya, aku pulang dengan wajah murung. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Melintas wajah teman-teman di Jakarta yang bisa kuceritakan. Tapi ada rasa tak tega saat memikirkannya. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Aisyah masih muncul selama dua malam, lalu kini sudah berhenti mendatangiku. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Dia berhenti, setidaknya tepat setelah kisah ini terpublikasi. </div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;"><div style="text-align: center;">
Syukurlah.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Tamat</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://www.facebook.com/CreepypastaIndonesia">Creepypasta Indonesia (fb)</a></div>
</span></span>

Creepypasta Indonesia - Experience - Nisan Berbalut Kafan

Nisan Berbalut Kafan Mudik tahun ini aku kembali ke kampung. Biasalah, ketika orang menyebut pemuda Jakarta, hal yang dipikirkan ole...

+ Read more »