Jeff Went Left

"Kalau kau membaca surat ini, maafkan aku, tapi sepertinya kau berada di situasi yang sama denganku. Bajingan itu pasti membiusmu, lalu membuangmu di komplek makam bawah tanah ini, dengan hanya sebatang lilin untuk penerangan saat kau mencari jalan keluar. Aku tidak tahu sudah berapa orang yang ia jebak dengan cara ini, tapi pasti sudah banyak, karena ia tak akan buang-buang waktu mempersiapkan semua ini dengan sia-sia, 'kan? Dia bilang padaku kalau komplek makam bawah tanah ini sebenarnya adalah labirin, dan ia sudah menyiapkan banyak jebakan mematikan di banyak sudut dan belokan. Tapi, ia bilang padaku kalau ada satu jalan keluar yang aman. Kalau aku cukup beruntung bisa menebaknya.

Aku benar-benar sial. Aku cuma murid sekolah seni biasa yang sedang berlibur. Tak mungkin aku bisa keluar dari sini hidup-hidup. Tapi aku ingin ada yang bisa. Aku ingin balas dendam, dan aku yakin kau juga sama. Jadi, ayo saling menolong. Aku membawa buku sketsa dan pensilku. Sebelum memasuki tiap belokan, aku akan meninggalkan catatan kemana aku belok. Kalau aku selamat, aku akan kembali dan meninggalkan catatan yang sama. Kalau tidak, orang berikutnya harus mengambil arah yang berlawanan.

Pada akhirnya, kalau kita terus meninggalkan jejak, salah satu nanti pasti ada yang bisa lolos. Keluarlah dan telepon polisi, atau temukan bajingan itu dan paksa dia mengalami hal yang sama.

Namaku Jeff. Aku belok kiri di sini."

Kau membaca catatan itu di bawah cahaya lilin dan merasakan harapan kecil, sampai kemudian kau menyadari kalau yang kau pegang adalah catatan pertama Jeff. Ia tidak pernah kembali untuk menaruh catatan baru. Kaulah orang pertama yang sampai di sini setelah dirinya.

Kau menoleh ke kanan. Di sana, kegelapan mengintai di balik labirin.


Tamat

1 comments:

 
Top