Electrocution
Kursi listrik telah menjadi salah satu elemen penting dalam sejarah hukum di Amerika sejak pertama kali digunakan pada tahun 1890. Kursi listrik tadinya diciptakan sebagai alternatif yang lebih manusiawi dari metode penggantungan, namun frekuensi penggunaannya pun semakin lama semakin sedikit ketika popularitas suntik mati semakin meningkat.
Ketika seorang terpidana mati akan dieksekusi, kepalanya akan dicukur, dan mereka didudukkan di kursi dengan tangan dan kaki diikat. Beberapa petugas kemudian berdiri di depan tuas-tuas, siap mengalirkan arus listrik ketika diperintahkan. Akan tetapi, hanya ada satu dari beberapa tuas ini yang benar-benar mengalirkan listrik, sehingga tak akan ada seorangpun yang tahu siapa yang bertanggungjawab membunuh si terpidana.
Aliran listrik kemudian akan mengalir melewati tubuh si terpidana, menghancurkan organ-organ dalam dan 'menggoreng' tubuh si terpidana. Sengatan yang pertama sebenarnya dirancang untuk langsung menuju ke otak dan mengakibatkan kematian yang cepat.
Pada tanggal 8 Juli 1999, seorang pembunuh sadis yang sangat gemuk bernama Jack (nama samaran) dihukum mati dengan menggunakan kursi listrik. 16 tahun sebelumnya, Jack didakwa membunuh 2 orang gadis remaja dan seorang wanita yang sedang hamil 3 bulan.
Jack memukuli si wanita hamil dengan sadis menggunakan popor senapan sampai wanita itu tak sanggup berteriak lagi. Ia kemudian menendangnya dan membalikkan tubuhnya sampai tengkurap, sebelum duduk di atas tubuh wanita itu. Bobot tubuhnya yang gemuk meremukkan janin di perut wanita itu dan mengakibatkan pendarahan parah. Ia kemudian merenggut rambut salah satu gadis remaja dan menariknya sampai hampir mengelupas kulit kepalanya, sebelum menembaknya. Ia kemudian menembak gadis kedua di punggung ketika gadis itu hendak melarikan diri. Tidak diketahui mengapa ia mengincar korban-korban yang tak dikenalnya ini.
Pada malam sebelum eksekusi, Jack menyantap makan malam terakhirnya, sebelum rambutnya dicukur. Pagi harinya, ia didudukkan di atas sebuah kursi listrik yang masih baru, karena yang lama sudah tak berfungsi dengan baik. Setelah ia diikat rapi, para petugas menekan tuas yang mengalirkan listrik.
Awalnya, tubuh Jack nampak menegang dan menghentak-hentak di kursinya karena arus listrik yang melewati tubuhnya. Para penonton eksekusi itu terkejut ketika mendengar suara-suara jeritan dan degukan dari balik penutup wajahnya. Ketka jeritannya terdengar semakin keras, semua orang mulai cemas.
Mendadak, dari balik penutup wajahnya, terlihat setetes darah yang jatuh menodai kaus putihnya. Lalu setetes lagi. Semakin banyak darah yang jatuh menodai kausnya, sebelum para petugas menyadari bahwa arus listrik yang mereka gunakan rupanya tak cukup untuk menyebabkan kematian cepat, karena tubuh Jack yang terlampau gemuk. Semenit penuh sudah berlalu, dan Jack masih saja berteriak-teriak kesakitan.
Mendadak, teriakan dan erangannya berhenti. Akan tetapi, tubuh Jack masih nampak menghentak-hentak di atas kursinya ketika arus listrik masih terus mengalir. Suara desisan seperti sesuatu yang dimasak di atas penggorengan mulai terdengar. Pembuluh darahnya yang membengkak mulai tampak di balik kulitnya yang perlahan berubah menjadi pink. Bau busuk memuakkan memenuhi ruang eksekusi, dan bahkan sampai ke ruang para saksi yang menonton, sehingga muncul perintah untuk mengevakuasi isi ruangan.
Jack akhirnya dinyatakan tewas pada pukul 7.15 AM.
Setelah eksekusi, Pengadilan Tinggi kemudian merilis beberapa foto pasca eksekusi kepada publik. Dalam salah satu foto, tubuh sang terpidana nampak membengkak, matanya berubah ungu, aliran darah nampak jelas dari hidung sampai ke dadanya. Di beberapa bagian, kulitnya nampak berwarna pink bercampur kebiruan.
Eksekusi yang harusnya mulus itu tercatat sebagai salah satu eksekusi paling tragis dan berdarah dalam sejarah hukuman mati Amerika. Akhirnya, diumumkan secara resmi bahwa Jack adalah terpidana mati terakhir yang akan dieksekusi dengan kursi listrik.
Tamat
0 comments:
Post a Comment