The Lazarus Syndrome
Semua orang pikir kalau aku sangat suka laba-laba. Aku menyimpan banyak laba-laba di rumah; satu untuk setiap jenis, termasuk tarantula dan black widow beracun. Tapi sebenarnya, aku sangat takut akan laba-laba. Aku benci cara mereka merayap pelan-pelan, aku benci cara mereka menatapku dengan semua mata mereka. Hanya melihat kedelapan kaki mereka saja sudah cukup membuatku gemetar membayangkan ribuan ekor laba-laba merayapi setiap senti kulitku. Rahang mereka seolah siap menikam kulitku kapan saja, seolah mau mengisap jiwaku.
Aku menggunakan laba-laba itu untuk mengatasi rasa takutku terhadap mereka, tapi sejauh ini tak pernah berhasil, jadi aku terus mengumpulkan lebih banyak laba-laba. Aku membiarkan semua orang mengira bahwa aku benar-benar menyukai laba-laba; itu lebih mudah daripada menjelaskan bahwa aku justru takut kepada mereka, dan bahwa aku hendak menggunakan mereka sebagai cara untuk mengatasi rasa takutku. Akulah yang akan jadi pemenang!
Masalahnya, aku tidak sadar kalau aku membuat kesalahan besar, sampai dokter menyatakan kalau aku sudah meninggal.
Aku tidak benar-benar mati, tapi mereka tidak menyadarinya, dan aku juga tidak bisa bergerak sehingga tidak bisa memberitahu mereka. Tubuhku dimasukkan ke dalam peti, dan aku sangat ketakutan; mengapa mereka tidak sadar aku sudah mati? Lalu aku mendengar suara:
"Dia pasti ingin dikubur dengan mereka, kau tahu, dia sangat sayang pada mereka."
Lalu, mereka menumpahkan semua laba-labaku ke dalam peti hidup-hidup, sebelum menutup petinya.
Tamat
0 comments:
Post a Comment