Legenda Rumah Pembantaian - Suster Maria

Sejarah Suster Maria hingga menjadi urban legend di Balikpapan bermula saat penjajahan Belanda masih berlangsung di sana. Saat itu, di tengah-tengah penguasaan Belanda terhadap kilang minyak yang ada di Balikpapan, tentara Jepang datang untuk mencoba menguasainya setelah mengetahui ada kilang minyak di daerah tersebut. Saat itu peralihan kekuasaan Belanda ke Jepang memang mulai terjadi di berbagai tempat di Indonesia.

Saat pertama kali singgah di Balikpapan melalui Tarakan, Jepang sudah mengirim pesan kepada pihak Belanda untuk tidak membakar kilang itu. Namun, karena terdesak dengan jumlah yang sedikit dan tidak rela Jepang menguasai begitu saja kilang tersebut, pihak Belanda malah tidak mengindahkan peringatan Jepang. Melihat kilang yang ingin dikuasainya dibakar oleh Belanda, tentara-tentara Jepang marah, lalu merangsek masuk dan menyerang tentara-tentara Belanda yang ada di sana. Pihak Jepang kemudian berusaha menangkap semua orang Belanda yang ada di Balikpapan.

Saat tentara Jepang itu sudah menyisir hampir seluruh daerah di Balikpapan, mereka akhirnya sampai di Gunung Dubs. Di sana, seorang suster yang bernama Marie van Veenen ada di antara mereka, juga ikut tertangkap oleh tentara Jepang. Sebagian orang-orang Belanda yang ditangkap kemudian dikumpulkan di sebuah daerah yang bernama Benua Patra. Mereka semua akhirnya tewas setelah dibunuh oleh tentara Jepang di sana. Sedangkan, Marie van Veenen bersama sebagian orang keturunan Belanda lainnya dikumpulkan di sebuah rumah yang berada di dekat jembatan gantung yang ada di sana.

Saat itu juga, pihak Belanda yang terdiri dari beberapa keluarga mengadakan perlawanan di rumah tersebut. Sementara itu, beberapa dari mereka juga sempat melarikan diri dari rumah itu ke hutan-hutan dan jembatan gantung yang ada di situ, termasuk Marie. Terpecah, usaha mereka akhirnya sia-sia setelah tentara Jepang dengan sigap menghalau perlawanan orangorang Belanda yang tersisa di sana. Semua yang tidak sempat melarikan diri dari rumah itu dihabisi dengan sadis. Keluarga Marie juga ikut terbunuh di rumah itu, semuanya dibantai. Setelah menghabisi mereka yang ada di rumah tersebut, Jepang kemudian mengejar sisanya ke dalam hutan dan jembatan gantung. Marie van Veenen atau biasa dikenal dengan sebutan Suster Maria akhirnya terdesak di jembatan itu, bersama yang lainnya. Jepang yang menangkap mereka di jembatan itu, kemudian membunuh mereka satu per satu. Marie pun akhirnya berhasil ditangkap dan dibunuh dengan keji oleh tentara tentara Jepang.

Hari ini setelah segala sejarah dan kisah masa lalu yang kelam dari kejadian itu, rumah di mana orang-orang Belanda itu dibantai akhirnya dikenal dengan nama Rumah Pembantaian. Dan jembatan gantung tempat Marie van Veenen berakhir hidupnya, menjadi salah satu tempat yang paling angker. Sejak kematiannya, hantu Marie atau Suster Maria kerap muncul di tempat itu, seolah tak menerima kematiannya yang tragis.


Tamat

0 comments:

Post a Comment

 
Top