I Begged You


"Tolong, aku mohon... jangan lakukan ini," seruku, tapi sang eksekutor hanya menghela napas dan melayangkan pandangan miris seraya ia menancapkan tabung suntik itu kedalam lenganku.

Si ketua duduk disampingku. " Saat eksekutor menekan masuk suntikan itu, racunnya akan menyebar keseluruh tubuh dengan efektif. Napi akan tak sadarkan diri dalam 30 detik, dan setelah itu berujung kematian." Bebernya, meski aku telah mendengarkannya berkali kali. "Ada kata kata terakhir?"

"Aku hanya ingin minta, jangan lakukan ini..."

Si ketua menggeleng dengan sedih, melihatku tengah menghadapi kematianku karena alasan yang tidak jelas.

Itulah intinya. Aku belum pernah membunuh siapapun. Seumur hidupku. Aku tak tau apa alasannya, tapi kapanpun saat aku tak sengaja terlukai, orang lain didekatkulah yang akan menerima lukanya. Aku dulu pernah teriris oleh pisau pemotong kertas di kelas, yang berujung tiga orang di dekatku tiba tiba mengeluarkan darah dari jari mereka. Saat SMA, aku mengalami kecelakaan di mobil, dan meski sisi kanan mobilku tidak lecet, kaki kekasihku yang disebelah kananku patah.

Sejak itu, aku menjadi terlalu berhati hati. Aku menjaga diriku sendiri, mencoba untuk menjaga tubuhku dari 'insiden insiden' seperti itu. Tapi saat aku ditekan oleh trio berandal itu, mereka menembaki mukaku, ironisnya muka merekalah yang meledak, bukan mukaku. Dan saat polisi tiba, mereka meringkusku yang saat itu tengah berlutut di samping tubuh mereka, bertanya tanya pada diriku sendiri apa yang harus dilakukan, dan dengan bodohnya menggenggam pistol mereka.

Sekitar 30 detik berlalu setelah penyuntikan itu, dan aku melihat si ketua dan eksekutor tersungkur ke lantai dengan hantaman keras, kejang kejang. Kemudian terdengar teriakan satu squad militer yang mulai mengarahkan senapan senapan mereka ke arahku. Bersiap untuk meluncurkan peluru peluru mereka.

"Aku mohon jangan." Ujarku dengan sedih.


Tamat

1 comments:

  1. Ini sih keren, andai aku punya kekuatan seperti dia.. :)

    ReplyDelete

 
Top