Akku Yadav dan Balas Dendam 200 Wanita

Akku Yadav adalah pimpinan geng yang meneror area kumuh Kasturba Nagar di distrik Nagpur, India. Dia meneror area tersebut sejak tahun 1994, merampok, memeras, memukuli orang tanpa alasan, dan memerkosa wanita. Dia dan gengnya gemar menculik perempuan dan memerkosanya beramai-ramai, banyak di antara korbannya adalah anak-anak, gadis remaja dan wanita hamil. Akku juga menyogok polisi, sehingga ketika ada keluarga korban yang melapor polisi, mereka justru ditertawakan, sedangkan korban perempuan diusir dengan alasan seperti, "kamu pasti perempuan gampangan, makanya diperkosa." Polisi kadang juga memberitahu Akku Yadav siapa orang yang melaporkannya, sehingga Akku bisa membalas dendam.

Pada tahun 2004, segerombolan wanita dan keluarga mereka mendatangi rumah Akku Yadav (yang sedang kosong), dan melampiaskan kemarahan mereka dengan melempari rumahnya dengan batu. Merasakan kemarahan warga, polisi akhirnya melindungi Akku Yadav dengan cara menangkapnya, untuk kemudian pura-pura diadili di pengadilan distrik Nagpur, sebelum akhirnya dibebaskan.

Pada hari pengadilannya, sekitar 200 orang wanita mendatangi pengadilan. Ketika Akku melihat beberapa korban terakhirnya, dia langsung meneriaki mereka dengan sebutan "pelacur" dan bahwa dia akan membalas semua wanita tersebut setelah bebas. Akan tetapi, ada yang tak dia ketahui: semua wanita tersebut berangkat dari rumah dengan membawa pisau dapur, batu dan bubuk cabai.

200 orang wanita tersebut kemudian menerobos penjagaan polisi, mengacaukan ruang sidang, dan mengeroyok Akku. Mereka melemparkan bubuk cabai ke wajahnya, memukulinya dan menikamnya berkali-kali. Ketika mereka selesai, Akku sudah tewas dengan kepala remuk, kulit penuh memar dan bekas cakaran, kemaluannya dipotong, dan ada 70 bekas tusukan di tubuhnya.

Polisi akhirnya menahan 5 orang wanita, termasuk seorang gadis 25 tahun yang terkenal vokal melawan kesewenang-wenangan Akku serta korupsi di tubuh polisi setempat. Saudara gadis itu, seorang pengacara, mewakili para wanita tersebut, sedangkan masyarakat setempat yang tidak terima dengan penangkapan kelima wanita itu juga mengadakan protes yang berujung kerusuhan. Kelima wanita tersebut akhirnya dibebaskan, dan tuntutan hukum terhadap 195 wanita lainnya dibatalkan.

0 comments:

Post a Comment

 
Top