Bangun Tidur

(Credits go to Shin Elqi [ kemudian.com ])

Pertama yang dirasakan Ratna adalah rasa perih di mata, cahaya yang masuk dari jendela tepat di depannya, merangsang kelenjar air matanya bekerja. Beberapa kali dia mengejapkan mata, mengusir rasa perih itu, menderaikan air mata ke atas bantal, namun tak berhasil.

Ratna ingat telah menutup gorden jendela itu tadi malam, tetapi pagi ini, kain berwarna biru itu tersingkap ke samping, membuat sinar mentari pagi yang hangat, leluasa masuk ke dalam kamarnya yang gelap.

Meski sinar matahari tepat mengenai wajahnya, Ratna tidak mau bergerak sedikit pun, bahkan untuk menolehkan kepala. Dia ingin tetap menempekan pipi kirinya di bantal yang terasa basah, entah air mata atau apa.

Tadi malam, sebelum dirinya tertidur, dia bertengkar hebat dengan suaminya. Permasalahannya cukup serius, suaminya selingkuh dengan seseorang di tempat kerja. Ratna sudah mencium kelakuan tak beres suaminya itu tiga bulan lalu, tetapi karena tak adanya bukti dan kehebatan suaminya untuk mengelak, hal itu hanya selesai dengan pertengkaran kecil. Di mana Ratna akan berakhir meringkuk di tempat tidur seraya mencucurkan air mata, sementara suaminya pergi entah kemana dengan mobilnya.

Malam tadi, Ratna akhirnya mendapatkan bukti perselingkuhan suaminya. Bisa ditembak, terjadi pertengkaran yang hebat. Beberapa benda yang berada di ruang keluarga, tempat terjadinya pertengkaran itu, hancur karena dilempar Ratna. Rasa pedih, marah, dan kecewa bercampur aduk di hatinya, membuatnya tak peduli apa pun lagi.

Setelah Ratna kehabisan benda untuk dilemparkan pada suaminya yang diam saja, dia melempar ancaman yang membuat wajah laki-laki di depannya merah padam. Ratna mengatakan akan menyebarkan bukti perselingkuhan suaminya itu, yang berupa video ke internet, agar dunia tahu kebejatan suaminya. Diakhir ancaman, Ratna minta cerai.

Setelah mengucapkan ancaman itu, Ratna masuk ke kamarnya dan dia tak ingat lagi kejadian selanjutnya.

***

Pipi Ratna masih melekat pada bantal, benar-benar tak ingin bergerak. Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki yang mendekat. Pemilik sepatu itu berdiri di samping Ratna, sehingga menghalangi sebagian sinar matahari yang datang padanya. Aroma orang itu sangat dikenal Ratna, karena orang itu adalah suaminya.

Ratna melihat tangan suaminya memegang koper hitam yang cukup besar. Koper itu dibuka, lalu suami Ratna membungkuk di pinggir ranjang. Kedua tangannya mengambil sepotong kaki utuh yang sudah terlepas dari badan, lalu meletakkannya dalam koper. Berikutnya, dia mengambil sepotong kaki lagi, pasangan dari kaki tadi dan meletakannya dalam koper.

Selanjutnya, dua potong tangan dan badan.

Terakhir, dia mengambil kepala Ratna yang berada di atas bantal berlumuran darah.

Tamat

0 comments:

Post a Comment

 
Top