You know Nothing Part 2

3 hari sudah berlalu, dan aku masih begitu kolot tidak akan melepaskan Clara ke 2 FBI itu yang menjelaskan tentang prosedur-prosedur dan prosedur, sementara aku belum menjelaskan tentang tesis dari kasus ini ke public.

“Kau tahu” aku mengatakan itu dengan nada tinggi. “ini bukan kasus anak ABG cabul. Aku mengerti soal Prosedur, kau pikir aku bersekolah hanya untuk menghapal huruf ABC kawan” aku melesatkan kertas-kertas itu hingga beterbangan, “Aku tidak perduli kau FBI, MGF, atau Germo goblok yang sedang menuntut keadilan. Ini anak 14 tahun, dan kau berpidato kepadaku seolah-olah ini bukan masalah besar, dia masih bocah. Kau pikir apa yang akan kau lakukan, semua orang akan tahu kemudian menulis si Germo menahan anak kecil sinting yang membantai keluarganya, lalu—“ aku melotot ke bola mata mereka. “aku duduk makan sereal dengan celana dalam dan mengatakan Oh Germo yang malang, sudah habiskah kasus busuk di Negara ini sampai kau harus menjual kema*uanmu!!”

Aku kini menatap ke jendela, tepatnya ke rumah Clara, yang juga adalah tetanggaku. Aku masih bisa melihat garis kuning melingkar. Sementara 2 FBI, dimana salah satu dari mereka sedang menelphone, setidaknya aku akan melindungi Clara agar tidak membuat gadis ini ketakutan dengan wajah-wajah kolot mereka, mengatakan tentang prosedur padahal mereka tidak tahu bila gadis ini sedang sakit. Sangat menjengkelkan..

“Dokter” salah satu dari mereka memanggilku, dan aku masih terlihat sukar melihat wajah-wajah yang tak pernah tersenyum itu.
“aku baru saja menelphone atasanku dan dia bilang. Clara akan tetap disini, setidaknya setelah kau bisa menjelaskan pada kami tentang kasus ini,” mereka mengangguk, “Oh. Tapi soal Germo itu, itu mengangguku sejujurnya. Ku harap kau tahu maksudku, lupakan saja. Si Germo ini akan menemani anda setidaknya sampai semua ini selesai, termasuk wawancaramu dengan si kecil kita. Kami ingin perkembangan dan kami dalam tekanan, semoga saja, tekanan dari anda tidak membuat kami menarik pistol tepat ke dahi anda” wajah pria itu tampak merah, dia seperti ingin meludah tepat di wajahku dan aku tahu mereka serius, sekali lagi, si Germo yang malang. Batinku.

6 hari sudah berlalu, dan masih belum ada perkembangan, Clara selalu menjelaskan semuanya berputar-puar memaksaku sampai harus melemparkan gelas sampane sampai pecahanya berserakan dalam kepalaku. Hari ini, aku mengunjungi si Pedofil kita, mencari tahu, dimana dia mendapatkan pistol dan bagaimana dia bisa bercinta dengan bocah bau kencur, dan meneliti pola otaknya apakah dia benar-benar memiliki kelainan sex. Namun, tidak ada yang maju selangkahpun, tidak untuk mendapatkan apa yang terjadi, si Pedofil bilang bila Clara selalu menggodanya, untuk anak usia 14 tahun dengan dada ranum yang tumbuh itu membuatnya tidak tahan. Saat dia memperagakan buah dada, aku harus mengangkat alis, dia benar-benar bajingan tengik. Umpatku.

Aku sudah menonton Tv, membaca Koran, memeriksa Internet, dan semua orang membicarakanya, 5 negara bagian menjadikan ini berita besar seperti bagaimana si Negro memenangkan Pemilu Amerika setelah mengalahkan si tua Bangka bawel. Lupakan ucapan rasis itu, aku memang mudah terpancing saat kebingungan, mengingatkanku dengan pelajaran matematika dengan rumus mustahil untuk di pecahkan, frustasi itu jelas. Ini kasus yang rumit dan bila aku melepaskanya, seperti membuang dan mencoreng wajahku, maksudku ini tentang Dr. Brendley Chipper di telanjangi oleh gadis usia 14 tahun, oh bahkan pantat tidak akan bisa membuang rasa malu itu.

“Oke. Clara bisa kita mulai” gadis itu sudah duduk di depanku, menatapku seperti mata –mata yang sebelumnya, 2 FBI sudah mencari tempat untuk mendengarkan pembicaraan kami.

“Clara. Aku ingin tahu, seberapa baik ayahmu atau ibumu?? Apapun, sekecil apapun kebaikan yang mereka berikan kepadamu”

“Tentu” katanya dengan eksen sederhana, “ayah, dia orang yang baik. Memberikan apapun yang aku minta bahkan benda-benda yang tidak ku minta seperti laptop, smartphone, padahal aku tidak memintanya. Ibuku wanita yang menyenangkan, dia selalu menggodaku bertanya apakah aku sudah jatuh cinta dengan salah satu teman sekelasku, lalu bertanya siapa yang menelphone tiap malam, seperti obrolan para gadis”

“Cinta. Clara…” kataku, “kau jatuh cinta dengan si Pedof—“ aku berhenti sejenak, “Tommy, si tua Bangka yang masih kebetulan masih bujangan” aku jadi membayangkan si Pedofil ini, usianya 30 tahun dan masih bujangan, tentu saja. Menjual narkoba dari gang ke gang, seperti pecundang dungu, wanita mana yang mau sama dia, kecuali.. aku melirik clara lagi, menunggu dia menjawabnya.

“Tidak!! Aku tidak mencintainya, hanya menyenangkan saja.. melakukan itu, berciuman lalu..” aku mengangkat bola mataku lalu memandang si 2 FBI yang terlihat seperti patung Singa dungu di kerajaan Inggris. Satu dari mereka tersenyum tertahan, aku tahu dia pasti berpikir, “Gadis ini sakit. Benar-benar sakit!! Aku tidak tahu lagi, seberapa Bit*h nya dia”

Seperti dia. sebenarnya aku juga tertawa, maksudku anak usia 14 tahun dengan pemikiran layaknya seorang j*lang Ulung, j*l*ng Elit milik anggota kongres, oh, apakah dia sedang bermain denganku, atau dengan semua orang, apakah dia sedang membuatku di ombang-ambingkan.

“Oke. Clara kau tidak mencintainya, kau hanya ingin bermain-main, permainan yang sangat buruk di mainkan oleh anak kecil” beberapa detik aku melihat ekspresi Clara berjengit saat aku mengatakan anak kecil, dia pasti tidak suka di sebut anak-anak. Sangat seperti gadis puber, sangat mudah terpancing. “lalu, siapa yang sebenarnya kau cintai. Ada orang lain?” tanyaku.

Clara menatapku kali ini lebih serius, tersenyum dengan bibir tersungging muak, “Ada. Donald Brikley”

Aku mengelus janggutku dan seperti menyentuh dahiku, lalu ku lirik 2 FBI yang terlihat kaget setengah mati mendengarnya. 
“Donald siapa?” salah satu FBI bertanya pada temanya, seperti telinganya sedang di sumbat oleh cairan kental.

“Donald Brikley kawan. Si Pria tua kaya yang tinggal di ujung jalan ini.. dia sudah menikah 4 kali dan semuanya bercerai lalu dia” aku menghentikan kalimatku, seperti ingin pergi ke gudang lalu berteriak sambil tertawa terbahak-bahak dengan jambang tipis yang sedang ku tumbuhkan. “Gadis ini benar-benar” 

“Donald Brikley yah? Berapa lama Clara, dengan Tommy. Apakah Donald duluan??” kalimatku jadi amburadul karena keterkejutan keterkejutan yang membuat drama permainan ini semakin kusut, aku yakin sel otak milik 2 FBI ini sudah terbakar dan tinggal meledak saja, namun aku lebih yakin mereka kebingungan setengah mati di bawah tekanan, maksudku nanti FBI akan mengatakan, si gadis manis kita ini ternyata adalah seorang gadis usia 45 tahun yang sangat memahami apa itu sex yang kebetulan saja masuk ke tubuh gadis 14 tahun, selain pembantai tentunya. Lalu para wartawan diam mengangah dengan wajah pucat kemudian music Astrology tahun 1997 di putar dan kami semua berubah menjadi sinting dan menari-nari di atas kursi. Gadis ini sangat pandai memainkan perananya. Peran yang begitu, susah di cengkram.

“kalian akan menangkap Donald??” kataku.
“Tentu saja. Harus. Tapi kami harus tahu lebih banyak..” kata salah satu FBI, wajahnya sangat pucat seperti putih susu.
“baik Clara, kejadianya terjadi 1 Desember, pukul 9 malam, setidaknya itu yang tertulis disini ketika semua orang mendengar tembakan itu, tembakan dari Walter- 009 mu, namun di sini kalau tidak salah, ada pesta bukan?” aku menatap 2 FBI.
“Eh. Ya, pesta BBQ di rumah Donald, semua orang datang, kecuali, ayah dan ibu juga Clara” ucapnya tampak gugup.

“Oh.” Kataku, “sekarang kita mengerti, kenapa korban ayah dan ibu Clara mengenakan gaun pesta, apakah mereka akan bergabung atau sudah bergabung dengan semua orang??” tanyaku lagi, seharusnya bila tahu ini terjadi, aku seharusnya membatalkan kepergianku ke Missipi untuk menangani orang sinting lain, bila ternyata tetanggaku, maksudku anak tetanggaku ternyata lebih sinting, karena itu aku tidak tahu apa yang terjadi pasca kejadian di tempat ini, karena aku sedang di luar kota.

“tetangga mereka bilang, tidak ada Tuan dan Nyonya Walder.” Jelas si FBI.
“Baik.” Kataku lagi menatap Clara, “sejauh apa hubunganmu dengan Tuan Donald. Kekasih gelap, ataukah..?”
“Pelacur” kata Clara, matanya sangat tajam ke arahku. “itu kan yang mau kau katakan. Dok. Berhentilah bersikap bodoh seperti ini, aku bukan anak-anak lagi, aku tahu aku bersalah, aku sudah membunuh mereka, namun aku melakukan ini karena aku harus, dan harus” wajahnya memancarkan pesona ngeri, si gadis ceria sudah hilang berubah menjadi gadis yang emosional.

“Donald selalu memberiku baju bagus, terkadang dia akan memberiku banyak uang. Namun, aku lebih suka saat dia bersikap bahwa aku anaknya. Dia hangat seperti ayahku dan aku minta di buatkan pesta BBQ”

Aku menyemprotkan air yang ku telan, sebelum aku menepuk dadaku karena tersedak, sementara wajah 2 FBI seperti badut tolol yang mencari balon mereka. “Kau yang meminta Pesta BBQ.”

“Oh bagus” batinku. Dia meminta Pistol dari pacar tuanya, membeli tali dan kabel untuk mencekik ibunya, menembak kepala ayahnya, dan sekarang ini, dia punya kekasih pria tua usia 64 tahun yang seharusnya sudah mati karena tersedak jantungnya, dan dia meminta Pesta BBQ. Bukankah ini kebetulan yang menakjubkan?? Apakah dia yang memikirkan semua cara ini, maksudku dia sudah menyusun rencana untuk membunuh kedua orang tuanya. Dia—dia dan dia.. oh, aku bahkan tidak layak menyebut Tomy dengan pedofil, si Tua Bangka Donald ini lebih menjijikkan dari kotoran Pedofil, oh tuhan. Ini sangat rumit.

Si FBI memanggilku, memintaku untuk berbicara secara pribadi, namun aku belum selesai, aku masih ingin tahu, semua ini. Hubungan apa yang terjadi dengan Donald, lalu si Tommy dengan gadis tengik ini. Apakah aku memanggilnya tengik tadi, sepertinya aku sudah tidak bisa menyebut dia gadis kecil polos, dia tidak polos, dia ini rumit seperti kebanyakan wanita, namun wanita ini seperti puzzle yang tidak ada kunci jawabanya, melihatnya membuatku seperti merasakan gelombang kengerian saat pertama melihat nilai matematikaku. Astaga, aku bisa gila karenanya.

Aku menutup pintu dan 2 FBI sudah berdiri di depanku dengan wajah kacau mereka di kamar lain.
“Ku pikir ini sudah selesai Dok. Kau harus mengambil kesimpulan dari kasus ini. Astaga!! Keparat kecil. Aku tidak pernah bertemu kasus separah ini, kau mengerti maksudku dok, dengan tekanan-tekanan ini. Ini public dok, dimana sangat mudah mengakses data dengan mudah. Bayangkan, saat semua membaca artikel tentang gadis sialan ini. Oh, tidak, ibuku pasti sudah menghukumku tidak boleh keluar kamar bila sampai aku mendapatkan artikel ini”

FBI yang satu ini terlihat gila setidaknya itu yang ku tahu dari lelucon dan umpatan-umpatan garingnya, namun apa yang dia katakan itu benar. Clara dan kasusnya ini bukan kasus biasa, aku jadi membayangkan bagaimana reaksi semua orang setelah tahu kebenaran ini, wartawan sudah menunggu sedangkan kami tidak bisa dengan mudah melangeng keluar lalu jumpa pers, dan Clara melambaikan tanganya seperti ratu goblok yang gak tahu harus bersikap seperti apa, kemudian aku mengatakan lelucon kenapa Kerbau bisa berak di ladang dan wartawan bertanya kenapa kau menjadi Psikiater kalau menjadi pelawak lebih menguntungkan.

Aku tidak bisa membayangkanya. Demi tuhan. Gadis ini.. 

“Begini..” kataku mencoba tenang, wajah 2 FBI tampak kaku seperti tersedak buah pulm, “Clara adalah si bangsat kecil kita. Benar” 2 FBI menangguk setuju, “tapi dia msih bocah, dalam hukum. bocah tidak bisa masuk ke dalam Sell bukan.” Aku mencoba dengan intonasi nada datar, “jadi si Clara tidak akan mendekam dalam Cell, tapi, aku ingin Donald dan Tommy yang menggantikanya”

Wajah 2 FBI seperti tersengat dan ingin mengumpat di telingaku tentang “Kau benar-benar dokter Sakit jiwa, kau mau mengatakan itu di jumpa pers, lalu melengang pergi tanpa ada yang melotot ke arahmu. Kau ingin karirmu hancur.. tolol.”

Jadi aku mencoba membuat mereka tetap dingin. “begini. Tunggu dulu.. kita tahu Clara sakit. Kalian jelas tahu itu. Kau tidak bisa membawa gadis ini ke dalam Cell, tidak selama aku masih berwenang dalam kasus ini.”

“lalu kau mau apa?? Menjelaskan pada dunia bahwa lelucon payahmu akan membuat semua orang berkata. ‘Oh dia dokter jenius sedang membuat lelucon tentang kenapa kita harus buang kotoran di dalam rumah’ kasus ini akan menjadi besar, dan kami sedang dalam tekanan—mengertilah sedikit”

“dan aku akan lebih mengerti kalau kau juga mengerti si 2 cecunguk ini pasti menjadi dasar dari kenapa Clara membunuh orang tuanya. Bisakah kalian 2 FBI ini bersikap seperti manusia bukan sebagai Kerbau tadi yang sedang membuat kotoran di ladang untuk kalian injak sendirian” okey. Aku berlebihan soal lelucon kerbau, karena aku mengumpat itu dalam pikiranku, namun sekarang aku sedang memainkan perananku, bahwa 2 FBI ini harus mengerti bila, Sebangs*at apapun Clara tetap saja dia masih anak-anak yang polos. Oh kalimat polos ini membuatku seperti meludah di tenggorokanku sendiri. Intinya Clara tidak akan kemanapun tidak selama aku masih menjaganya dalam batas usia 14 tahun, sedangkan si tua Tommy dan si Bangka Donald. Aku ingin mereka di seret ke pengadilan lalu di sentakkan ke dalam Lubang hitam itu, tapi tetap saja Clara yang membunuh orang tuanya, dan itu sudah di garis bawahi oleh 2 kerbau pemerintah ini.

“Baiklah ada jalan lain—“ kata pria berkulit putih FBI, sedangkan yang hitam masih melotot ke arahku, mungkin masih marah dengan kerbau tadi.

“2 hari. “ katanya. “kami akan kembali, melaporkan semua ini, kita tahu bola sudah memanas, selain public, kami juga sama sepertimu bung, kami punya anak perempuan dan kau jelas memainkan perananmu sebagai pria dewasa, aku akui itu. Tapi kami butuh proedur, 2 hari saja. Biarkan aku membawa Clara. “ katanya lagi.

“dalam Cell” kataku satir.

“tidak dalam Cell” dia meyakinkanku. Dan aku setuju denganya.

**

Sekarang, aku duduk di mimbar, menatap semua orang dengan cahaya berkelap-kelip menyorot wajah kami seperti babi tolol yang mau di sembelih di depan para keroco. Lalu aku berdiri, si 2 FBI duduk di sampingku, sebelahku adalah Clara dengan wali kota, Wali kota yang datang hanya untuk pencitraan tentang betapa besarnya kasus ini. Aku ingin melempar kotoranku pada wajahnya bila itu di perkenankan, dan sepertinya 2 FBI akan setuju bila aku melakukanya. Tapi sekarang aku sedang menjelaskan, 

“Tuan dan nyonya, “kataku, “ Clara Welder, gadis kecil kita yang di tuduh atas pembunah orang tuanya, saya ingin menjelaskan perihal kasus ini yang sudah berlarut-larut secara mendetail” seketika banyak wartawan yang seperti menanyakan sesuatu yang seharusnya mereka masih telan. Kepolisian meminta semua diam dan aku bisa melanjutkan aksen yang ku latih beberapa hari ini.

“saya tahu. Anda semua ingin tahu kebenaran, namun Clara Welder, dia menderita penyakit Oedius Complex dimana sang penderita memiliki kecenderungan mencintai pria yang lebih tua, disini saya ingin menjelaskan bahwa Clara yang melakukan semuanya, pembunuhan itu, merencanakanya, namun.. saya tegaskan. Dia tidak terlibat dalam segala hal di balik permainan ada yang lain.” Aku mengerutkan dahi ter;lebih ucapan Donald tempo hari “—kau ingat, aku menyewa 10 pengacara hebat untuk melawanmu dokter”

“Donald Briekley adalah pelaku sebenarnya. Karena itu, aku meminta Clara dalam penangguhan hukum, dan aku akan merawatnya. Clara akan mendapatkan pengawasan, perhatian dan segala keperluan yang dia butuhkan di bawah kuasaku. Jadi dengan hormat. Aku ingin hukum di tindak cepat. Agar kasus yang sama tidak terulang lagi” aku duduk dan 2 FBI itu menyelesaikanya untukku.

Sekarang, aku sedang membaca Koran. Mendapatkan sambutan bahwa, “Psikiater hebat Briendley telah menyelesaikan kasus yang melibatkan gadis di bawah umur” aku terkekeh setiap melihat judulnya, satir dan menyebalkan. Namun di balik itu, aku harus pergi.

Aku duduk menatap Clara, 

“Selamat pagi Clara, apakah semalam tidurmu nyenyak sayang?” 
“Oh, dokter Brandley. Tentu saja, tidak pernah senyenyak ini” 
“Okay. Berita bagus untuk di catat. Nanti siang, aku akan kembali, aku harap harimu menyenangkan” 

ketika aku akan menutup pintu, Clara memelukku dari belakang. 

“apakah semua sudah berjalan sesuai scenariomu?? Apakah sudah selesai. Aku masih tidak mengerti, kenapa aku harus membunuh kedua orang tuaku, bukankah mereka baik, seperti yang sering kau katakan kepadaku.”

Aku berbalik dan menatapnya, “tentu saja sayang. Gadis kecilku.. “ aku membelai pipinya, “mereka orang tua yang baik. Dan orang tua yang baik, pantas untuk tinggal di surga. Sekarang pasti mereka sedang tersenyum melihatmu..”

Aku menutup pintu dan memikirkan segalanya dengan anggur di tanganku.

“Semua tidak akan menjadi seperti ini Clara, kalau saja orang tuamu tetap tidak tahu soal hubungan kita.. ya, seharusnya mereka tidak tahu, dan tetap tidak tahu. You know nothing“


Tamat

1 comments:

  1. Daftarkan Diri Anda Sekarang Juga Di www.bolacasino88.com Agen Judi Online Terpercaya Di Asia.

    Pelayanan Yang Professional Dan Ramah
    Di Jamin 100% Tidak Adanya BOT Dan ADMIN.

    - Minimal Deposit 20.000
    - Minimal Withdraw 50.000

    Dapatkan Hot Promo Kami Seperti :

    - Bonus Refferal Seumur Hidup
    - Bonus Sportsbook 100%
    - Cashback Sportbook 5% - 15%
    - Bonus Deposit Games 10%
    - Cashback Games 5%
    - Bonus Komisi Casino 0,8%

    NB : Syarat Dan Ketentuan Berlaku

    Nikmati 7 Permainan Dalam 1 Web Seperti:

    - Sports
    - Live Casino
    - Togel
    - Poker
    - Slot Games
    - Nomor
    - Financial

    Untuk Informasi Lebih Lengkap Silahkan Hubungi Customer Service Kami :

    - Live Chat 24 Jam Online
    - No Tlp ( +855962671826 )
    - BBM ( 2BF2F87E )
    - Yahoo ( cs_bolacasino88 )
    - Skype ( bola casino88 )
    - Facebook ( bolacasino88 Official )

    Hot News :

    https://prediksitogelgoyangasoi.blogspot.com/2017/11/masi-ingat-aksi-walk-out-persib-vs.html
    https://prediksitogelgoyangasoi.blogspot.com/2017/11/saat-laga-melawan-feyenoord-pep.html
    https://prediksitogelgoyangasoi.blogspot.com/2017/11/pertandingan-lawan-guyana-sekaligus.html

    ReplyDelete

 
Top