Human Aggressive


Aku masih bisa mendengarnya, suara –suara itu, erangan memuakkan itu, bau menjijikkan yang membuat isi perutku seperti ingin melompat keluar.

Aku memang terjebak, namun, mungkin ini lebih baik, daripada aku harus berada di antara mereka, kemudian melihatnya perlahan, bagaimana mereka musnah dengan sendirinya, mungkin aku tidak akan bisa melihatnya!!
Ini Gila, sangat Gilaaa!! Bahkan aku tidak tahu, siapa yang berada di balik bencana menakutkan ini.


New York, April...
Suara jam yang berdering, membangunkanku seperti biasanya. Aku membereskan selimutku, kemudian mulai membasuh wajahku. Seperti biasanya, suara kota yang tidak pernah tidur ini, masih sama seperti sebelumnya, suara riuh keramaian di jalanan, dan klakson-klakson yang saling tidak mau mengalah, bersautan tidak terkendali.

Aku mengambil kotak sereal'ku, menuangkanya pada mangkok, dan mulai menyalakan Televisi, seperti biasanya, James Abraham dan Nicole Vline, pembawa acara berita pagi ini, mulai mengudara, suara khas mereka yang selalu menemani pagi hariku sebelum berangkat bekerja pukul 9 Pagi, rasanya menyenangkan, ketika mengulangi aktifitas normal ini.


Aku mulai mengubrak-abrik, Rak. Mencari dimana aku biasanya meletakkan sendok-sendok itu.
Sebelum. (Blaaaaam!!) aku melihat ‘Listrik Padam, hm.. ‘


Aku tidak pernah melihat ini sebelumnya, Listrik mati pada jam sibuk seperti ini.. sangat aneh! Pikirku, namun aku kembali beraktifitas, masih ada Sereal yang harus ku masukkan dalam perutku.

Aku melihat jam, menunjukkan pukul 6.20 pagi, mungkin terjadi masalah pada pembangkit dayanya. Aku mencoba untuk berpikir positive. Ku ambil Sebotol susu, menuangnya, dan mulai mengunyah sereal cokelat itu. Ketika aku mulai asyik dengan makananku, aku mendapatkan sebuah pesan dari seseorang dan itu adalah Natalie, kekasihku.


‘kau di rumah?’

‘ya’ jawabku,

‘jangan keluar..!! kunci pintu Rumahmu!’ aku menatap aneh pesan Natalie,

‘kenapa?’

Tidak ada balasan apapun, aku merasa mulai aneh, aku berdiri meninggalkan mangkok Serealku dan berjalan menuju jendela yang langsung mengarah pada jalanan utama (Aku tinggal di Apartement atas). Saat, aku akan membukanya, aku baru mengingatnya. 

“Sunyi, Senyap---Sepi sekali, sangat-sangat aneh!!”


Aku mulai gelagapan memikirkan apa yang Natalie sampaikan, tidak ada listrik, tidak ada yang bisa ku lakukan, kecuali menunggu! Sebelum aku teringat dengan Laptop di atas mejaku.

Aku mulai membuka akun media sosialku, Facebook, Twitter, Path.. semuanya, semua yang aku miliki.


Seperti apa yang ku cari, kali ini, dan aku mendapatkanya begitu mudah.

Semua orang mengaluarkan kalimat umpatan atas pemadaman yang terjadi, Timeline di penuhi caci maki, dari betapa konyolnya pemerintah sampai mungkin orang-orang dalam parlemen sudah melupakan dimana dia meletakkan otak mereka. terdengar lucu sih, namun bukan itu yang ku cari.

Natalie, dia tidak akan menyampaikan hal itu bila tidak terjadi sesuatu yang genting. Natalie bekerja di biro keamanan Negara, dia pasti mengetahui sesuatu. Sampai aku melihat sebuah status yang menarik, ‘Manusia yang Haus darah’ , aku melihat Profile’nya dan dia berasal dari Asia!


Aku terdiam cukup lama, memikirkan status pria asing itu, sebelum (Blaaam!!”) lampu kembali ‘Menyala—“ gumamku.

Televisi kembali menyala, dan aku bisa melihat beberapa Crew dari BBC, tampak panic, sebelum mereka sadar kamera sedang mengudara, 

James dan Natalie, merapikan rambut dan bajunya, sebelum menatap kearah kami (Kamera), aku melihat ada yang aneh dari mereka, mereka tidak setenang biasanya, hanya terlalu kaku. bila aku tidak salah.


“Kami baru saja mendapatkan pesan dari Pihak Kementrian keamanan Negara, untuk semua orang, di harapkan untuk tetap berada di Rumah dan kunci rumah anda, jangan biarkan siapapun masuk!”
Setelah itu, Layar menghilang.


“What the Hell”

Aku kembali melihat Timeline di Twitter, dan beberapa orang mengunggah Foto—bersamaan dengan status yang mencurigakan. “Oh tuhan, aku pikir mereka hanya hidup di Film”


“Hollysh**” dengan Foto seorang pria tua, yang di kerumuni orang-orang aneh, dan Pria tua itu tampak menderita dengan darah berceceran.

“apa-apaan sebenarnya ini?’’

Sebuah Dering handphone membuatku terlonjak dari tempatku, aku mengambilnya dan melihat nama Natalie disana.

“Maaf, baru bisa menghubungimu…?” 

“Hai, Nat.. kau bisa jelaskan?” sebelum aku selesai Natalie memotong pembicaraanku.

“Tidak ada waktu untuk menjelaskanya, kau dimana, masih di dalam Apartement?”

“ya” ucapku bersandar pada dinding kamar.

“Bagus, bisa pergi dari sana.. ?”

“Kemana?”

“Basement!!” seketika sambungan kami terputus, --aku tidak tahu apa yang terjadi, namun setelah mendengar itu, aku segera mengambil beberapa keperluanku, ku ambil Botol dan segera mengisinya dengan air kran.


Ku buka pintu, dan aku tidak melihat aktifitas apapun, aku segera berlari menelusuri lorong..
Aku berlari menuju Lift, sebelum, aku menabrak seorang wanita tua hingga aku terjatuh dan terkelungkup.

“Kau tidak apa –apa nek?”


Wanita tua itu hanya diam. Wajahnya murung, tanpa ekspresi, kulitnya pucat.. “Nek…?”
Saat Wanita itu menatap wajahku, aku tersentak melihat bau amis di mulutnya, bibirnya hitam legam dengan pupil mata memutih seperti mayat, yang terlihat berusia lebih dari 2 minggu.

Tanganya yang berupa tulang-belulang, meremukkan lenganku, dengan segera aku mendorongnya hingga dia terjatuh, dan berlari menghindarinya.


Aku mulai berlari lebih cepat, saat aku menyadari, semua orang yang ku temui, tampak murung dengan kulit pucat, aku mengenggam pergelangan tanganku, tampaknya hanya luka lebam. Aku sampai di Lift, saat aku sadar, semua pemurung itu, menatap marah dan beringas ke arahku.

Dengan gemetar aku mulai menekan tombol Lift terus menerus, sementara para Pemurung itu, mengerang—ke arahku.

“Cepat—cepat—cepatl;ah!! Bangsat!!”


Seorang pria berpakaian jas menyentuh bahuku, seolah akan merobek kulitku, dengan gerak Reflek, aku memukulnya dengan Tasku, sampai pria itu terdorong beberapa langkah.

Aku yang gelagapan, mulai melihat, beberapa orang mulai berlari ke arahku.


Tanpa pikir panjang, aku mengangkat bangku kecil di samping Lift, kemudian menghempaskanya Pada kepala Pria Sarap itu, sampai aku bisa melihat kepalanya berputar 360 derajat.

Aku ingin muntah, namun ku tahan seketika, dan suara Lift terbuka sudah terdengar.

Ku Raih Tasku, namun Pria Sarap yang kepalanya berputar tidak pada tempatnya itu, mencengkram rapat Tas milikku, sampai akhirnya semua Makanan dan perlengkapanku berhamburan keluar, satu-satunya yang ku pikirkan untuk bertahan adalah, Botol air, aku segera mengambilnya dan melesat ke dalam Lift, aku harus menendang beberapa orang agar aku bisa selamat. Sebelum, pintu benar-benar tertutup, wajah-wajah orang-orang itu tampak membengkak, seperti balon udara.


Di dalam Lift, Aku tidak pernah memikirkan ini sebelumnya, aku pikir, Zombie atau sejenisnya hanya hidup di Film berseri—atau Film layar lebar.

Dengan nafas ter’engah –engah, aku bisa sampai pada Basement.

Ku rantai pintunya, dan mengunci diri dalam Ruangan kosong dengan Pintu Baja, sendirian.
Ku letakkan botol itu di depanku, sebelum Natalie kembali menghubungiku.


“Kau masih disana?”

“Kau tidak menjelaskan, bahwa kita di serang virus Zombie.. Nat??” aku sedikit mengumpat.
”Maaf, aku benar-benar bingung menjelaskanya, Kau salah, kecuali pada Virusnya, mereka bukan Zombie, mereka terserang sebuah Virus, Agresifitas’Disorder. Kau tidak perlu takut, asal kau bisa selamat dari mereka tanpa terbunuh itu sudah bagus, karena meskipun tergigit, kau tidak akan menjadi seperti mereka??”


“lalu.—apa yang membuat mereka menjadi seperti itu?”

“Virus ini bergerak sangat cepat, bergerak dari Asia atau mungkin Afrika, beberapa menyebutnya dari Eropa timur? Namun melihat pergerakanya, Virus ini tidak bergerak melalui udara, melainkan media lain?”

“Media lain? Jadi, meskipun aku tergigit, itu tidak akan menjadikanku seperti mereka?”


“ya, mereka masih seperti manusia biasa, hanya saja sangat agresif, Virus ini memecah sell darah merah, jadi—dia membutuhkan objek yang dapat memperbarui darah mereka, bila semua sell darah merah sudah terkontiminasi, maka, dia akan membengkak seperti tidak bisa bernafas, kemudian—kepalanya akan meledak. Seperti itu cara kerja Virus ini”

Aku meraih botol air kemudian meneguknya. 

“Lalu—Natalie, sampai kapan aku harus ada disini..?”

“bila aku bisa menghitung dari fase Virus ini mengambil alih sell darah merah, mungkin 6 jam.”


Aku mulai merasa lega, “hanya 6 jam. Mungkin aku bisa bertahan selama 6 jam, untung saja aku membawa cadangan air dari Kran tadi” ucapku sembari bersandar pada tembok, tba-tiba, kami terjebak dalam jedah diam yang panjang---dan sebelum Natalie berbicara, tiba-tiba aku teringat dengan itu,

“Tunggu Nat—bila kau bilang, Virus ini tidak menyebar dari tubuh ke tubuh dengan cara gigitan seperti zombie, lalu kenapa semua orang disini bisa terserang Virus ini, Oh, tidak!! Tidak!! Tidak!! Jangan bilang.. Virus ini meyebar dari ..?” aku mengangkat alis.
“Kau sudah meminum air itu Don?”

“Sudah”

“Bye!! “ sambungan Telephone terputus!!

Tamat

1 comments:

  1. ini ceritanya sptnya ambil inspirasi dari manwa korea yah..cuma gw lupa judulnya,,orangnya berubah jadi zombi karena minum minuman penambah stamina yang bernama " Vitamin D " D yang dimaksud itu "Dead" tapi zombienya bisa kenal sama uang dan bisa sembuh apabila di dengarkan musik tertentu seperti lagu klasik..gk seperti kebanyakan film zombie yg sdh gak sadar lagi dia sebenernya

    ReplyDelete

 
Top