SMILE



Langkah kaki yang anggun terdengar di sepanjang lorong. Sebuah sosok tinggi, sedang berjalan dalam kegelapan di bawah Gedung-gedung besar.

Kegelapan sudah menyelimuti seluruh kota, hanya Cahaya bulan yang menjadi sinar satu-satunya di malam penuh dengan tragedy.



Sosok dengan jass hitam, tinggi kini tengah berdiam diri menatap Gedung-gedung pencakar langit. Tanganya yang putih pucat halus, mengenggam sebuah buku di tangan kananya.
Saat dia tiba-tiba mengatakan “Kau percaya bila aku Normal?”



“Ternyata kau sudah menyadariku!! Tuan SMILE?”



Sosok dengan kain putih bergambarkan sebuah senyuman riang terlihat menatap salah satu jembatan Penyebrangan, di atas jembatan itu. Seseorang tengah duduk dengan baju panjang berkibar putih.
“Dr. Gin—senang bisa melihatmu” 



Gambaran senyum di raut wajah tertutup seolah menggambarkan ekspresi sesungguhnya bahwa dia sedang dalam keadaan senang. 
Sebaliknya, sosok yang tengah duduk hanya menatap pria dengan nama SMILE yang masih tenang mengenggam buku. 
Buku itu bertuliskan sebuah judul yang aneh tentang “I’m Normal” , terdengar beberapa kali sosok bernama Dr. Gin tertawa namun tertahan dengan ekspresi menyentuh erat bibirnya yang tertutup oleh Masker putih itu.



“jadi—Dr.Gin. bolehkah saya membungkuk untuk memberi hormat kepada anda?” 
SMILE tampak membungkuk memberikan tanda kehormatan, kemudian kembali berdiri dan menatap Dr.Gin yang sudah berdiri dengan tangan mengenggam 5 jarum suntik di celah jari-jemarinya.



Sebuah sentakan yang membuat SMILE mengangkat bukunya saat, sebuah jarum panjang menusuk lembar halaman buku itu dengan mudah, namun SMILE masih terlihat tenang, mengamati jarum dengan ujung Bunga mawar putih.



“Hadiah yang indah. Dr. Gin!” gumam SMILE mencium lembut mawar putih itu.



Dr. Gin mulai melangkah pelan, hingga tubuhnya terjatuh dari ketinggian Jembatan penyebrangan, namun tangan dan jari-jemarinya lihai melemparkan jarum-jarum itu.



SMILE hanya berdiri dengan menggerakkan buku di tanganya untuk menangkis jarum-jarum yang menuju ke arahnya.



“aku berpikir, seharusnya aku tidak bertemu denganmu dahulu. Namun mau bagaimana lagi. Kau terlalu menyenangkan untuk di lewatkan.. Pria Gila. Sanders Aguilon? Itu kah namamu.” Ucap Dr. Gin.



Jeda keheningan yang panjang tercipta, dimana SMILE hanya diam, dalam waktu yang lama. sebelum dia mengangkat kepalanya menatap ke atas langit.



“HAHAHAHAHAHAHAHA!! Kau tahu tentang siapa aku sebenarnya Gin??”



“tidak perlu berpura-pura terkejut SMILE. Kita semua tahu siapa kita sebenarnya?”



SMILE terlihat aneh, tubuhnya gemetar seperti menggigil, kemudian tanganya mencengkram buku di hadapanya, jari jemarinya mengaluarkan otot yang berwarna hijau zambrut. Berkedut seolah terbawa sesuatu yang menggugah hasrat untuk membunuhnya.
“Gin. Kau tahu? Tidak ada yang pernah hidup setelah tahu siapa aku? Seharusnya kau mengenalku hanya sebagai seorang pria normal”



“tentu saja” ucap Dr. Gin yang mulai mengangkat Pisau bedahnya. “semua tahu. Kau lah orang yang berada dalam ragedy Hospytal Evelion tahun 1993. Menguliti setiap korbanmu, memecahkan kepala mereka dan beranggapan bahwa dalam otak manusia tercipta sebuah kehidupan yang sesungguhnya. Sangat normal SMILE. Kau terlalu normal untuk hidup”



“HAHAHAHAHAHA!! “ SMILE kembali tertawa sinting. “apa yang kau ketahui tentang aku sebenarnya Gin? Seberapa jauh kau mengenalku.”



Dr. Gin bergerak mundur beberapa langkah, saat sebilah Pisau hampir saja menembus matanya, namun dengan tangkisan yang cepat. Dr.Gin menyadari, SMILE sudah ada di depanya, dengan meraih Leher Dr.Gin dengan keras.



Namun dengan cepat, Gin melepas tendangan keras hingga, SMILE terjatuh dalam posisi membungkuk. 
Gin bergelinding jauh, dan menatap SMILE yang tengah melihatnya dalam bengis kengerian.



“mengerikan!! Manusia—kau menyebut dirimu manusia normal. Lelucon yang payah SMILE” Gin tertawa keras.



SMILE bangkit dengan meluruskan kembali Lehernya yang bengkok akibat tendangan keras, GIN. “Clakk!!”



“hanya ini Gin yang bisa kau berikan kepadaku. Dr.Gin sang kolektor jantung. Lelucon apa yang sebenarnya ingin kau buat? Kau percaya bahwa kau akan bisa hidup tanpa jantung. Kau percaya manusia sebenarnya bisa hidup tanpa jantung. Jangan bermimpi kau wanita jalang sialan!!”



SMILE berteriak keras sebelum tangan panjangnya membantunya berlari dengan kaki yang langsung mengincar kepala Gin.
Namun Gin yang melihat itu, membalasnya dengan kaki dan membuat benturan yang keras pada 2 kaki yang berhadapan.
Gin mengarahkan Pisau itu tepat di depan mata SMILE yang terkunci oleh sentakan Siku kanan Gin.



“Bruaaakkak!!”
Tubuh SMILE terhempas jauh dengan suara retakan tulang yang keras, sementara Gin terjatuh dengan kaki yang terluka parah, untuk beberapa saat. Gin menyentuh Kakinya dan bergumam “Kau begitu ingin mematahkan kakiku. Sangat gegabah”



SMILE kembali bangkit dengan sobekan pada topeng kainya, setengah dari gambar senyum itu tersobek akibat Pisau Gin yang menyayat wajahnya, hingga Gin bisa melihat mata merah itu, yang tengah menyeringai dengan bibir berwarna biru kelam.
“Sepertinya beberapa Jariku patah!! HAHAHAHAHA!! Sudah lama aku tidak merasakan ini. Nikmat sekali. Gin. Ini benar-benar Nikmat!!”



Tawa mengelegar dari tenggorokan SMILE yang seperti kesetanan terdengar keras, kedua tanganya mengenggam kepalanya yang seperti merasakan kesakitan, namun SMILE terus menerus tertawa. 



“Ini NIKMAT Sekali Gin!! Akan aku robek tubuhmu menjadi serpihan daging yang akan ku injak di depan kepalamu.”



Gin mulai bangkit, menghentakkan kakinya, yang terasa mati rasa.



Kedua tanganya meraih Pisau-Pisau kecil, yang membuat tanganya terlihat memiliki kuku-kuku kecil yang siap mencabik siapapun yang mendekatinya.



“Braaam!!”
Sebuah Sentakan besar terlihat, saat SMILE berlari dengan tangan yang mencengkram penuh dengan keinginan untuk membantai apa yang ada di sekitarnya.
Gin menghindari setiap serangan SMILE, membalasnya dengan menghantamkan Pisau-pisau itu, dan merobek tubuh SMILE, namun SMILe terlalu terobsesi dengan kepala Gin.
Saat, Tamparan keras, menembus Lengan Gin dan membuat Leher Gin terhempas jauh hingga tubuhnya terpental sebelum mendarat keras di tengah jalan.



SMILE menatap Gin dengan mata yang sama. Mata yang kejam, dengan darah di bibirnya.



Gin tidak bergerak sedikitpun.



“Ayolah Gin. Kau tak selemah ini.” SMILE berdiri tegap di atas Pagar besi pemisah jalan.



Gin tertawa keras, kemudian duduk menatap SMILE, membuka perlahan maskernya dan terlihat bibir merah yang sedang tersenyum.
Kedua tanganya melepas pisau kecil itu, kemudian menarik pengikat rambut, membuat rambut panjangnya berkibar indah.



“jangan memaksaku SMILE. Kau benar-benar akan tewas disini!”



SMILE masih menyeringai di balik topengnya, “Tunjukkan Gin. Tunjukkan sisi lainmu, dasar Eliot!”



Gin mulai berdiri, namun ada yang lain yang membuatnya berbeda. Matanya yang hitam perlahan memudar, menjadi abu-abu.



“Kau tahu SMILE, apa yang membuatmu berbeda dengan Sallary!! Kau lebih baik daripada Sallary yang sebenarnya. Karena pembunuh sepertimu lebih terlihat seperti Type Mystec. Namun, kali ini kau akan berhadapan dengan diriku yang sebenarnya. Bukankah seperti itu Sandra??”



SMILE melompat dengan cengkraman tanganya, sebelum… “Blaaaaam!! AAarggggggghhhh!!”



***



“Kau mendengarnya?!”



“bisakah kau diam, Cokelat?” Bobby menatap ujung Kota, sebelum tanganya kembali mengenggam erat tas kecilnya.



“Sepertinya pembantaian sudah di mulai. Kau akan kemana? Siapa yang akan kau pilih?”



Bobby menyeringai dengan langkahnya, dan mengumamkan “Siapapaun yang menghalangi jalanku!!” dengan sebuah seringai yang memukau.



1 comments:

 
Top