The Room

Suatu malam, aku mengalami mimpi aneh. Aku menemukan diriku berada di sebuah ruangan berdinding putih polos. Ruangan itu terasa mirip seperti ruangan steril di rumah sakit, tetapi disana tidak ada perkakas, hanya sebuah tikar, sebuah cermin dan sebuah wastafel. Tak ada pintu disana, hanya terdapat sebuah jendela. Ketika ku buka jendela itu, aku menyadari bahwa aku berada di gedung pencakar langit yang tinggi, bahkan aku hampir tidak bisa melihat dasar dari gedung ini.

Aku berpikir jauh, bahwa aku akan menghabiskan sisa hidupku di ruangan ini dan tak ada seorang pun yang tahu. Setiap hari aku akan melakukan hal yang sama secara rutin. Dimulai dari bangun pagi, beranjak dari tempat tidur, mengelilingi setiap ruangan dan menatap dinding. Hari demi hari pun berlalu, dan aku melakukannya itu selalu.

Suatu hari, aku mendapatkan perasaan aneh bahwa ada sesuatu yang salah. sesuatu yang berbeda. Aku menemukan sebuah celah kecil di dinding. Setelah berada di ruangan itu bertahun-tahun, aku mengetahui setiap satu inci pun perubahan bahkan perubahan terkecil di ruangan itu. Aku mengetahui bahwa ada sebuah retakan yang tidak ada sebelumnya. Itu semua membuat perasaanku gelisah, tetapi tak ada yang bisa ku lakukan mengenai hal itu.

Kemudian, beberapa minggu kemudian aku melihat beberapa perubahan besar. Tiba-tiba, ada sedikit perubahan warna di langit-langit ruangan ini. Lagi, hal itu mulai memunculkan kegilaanku, tapi apa yang bisa ku lakukan? Kemudian semua hal mulai berubah lagi dan setiap kali perubahan terjadi menjadi sedikit besar akhir-akhir ini dan perubahan itu semakin menjadi-jadi. Setiap kali itu terjadi, aku menjadi lebih yakin bahwa ada sesuatu yang ganjil di ruangan ini, diluar penalaranku dan aku mencoba mendapatkan apa yang terjadi. Samar-samar aku mulai mengingat ingatan masa laluku sebelum berada di ruangan ini.

Kemudian suatu hari aku bangun dari tidurku dan melihat perubahan besar di ruangan ini. Terlihat di lantai selembar kertas dalam kondisi terlipat. Dengan hati-hati, aku mengambilnya dan kemudian membukanya. Tulisan di sisi surat itu ditulis tangan. Itu merupakan sebuah surat dari seseorang yang mengaku sebagai saudara perempuanku. Dia berkata bahwa aku terjebak di ruangan itu dan satu-satunya cara agar aku keluar dari ruangan ini adalah dengan cara bunuh diri.

Aku tidak berpikiran akan melakukan hal itu. Aku sangat tahu akan ruangan ini. Aku begitu ketakutan dan mencoba untuk mengabaikan segala hal dan kembali menjalankan aktivitas rutin yang membosankan. Setidaknya yang kupikirkan, aku aman. Bagaimana bisa aku mempercayai surat dari seseorang yang mengaku sebagai saudaraku, sedangkan aku tidak dapat mengingatnya.

Beberapa hari kemudian ku habiskan waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan apa yang harus kulakukan. Ada sesuatu yang lebih di luar ruangan ini. Aku pun memutuskan. Ku buka jendela dan melihat keluar. Kemudian, aku pun melompat dan terjun dari gedung itu menemui kematianku.

Kemudian aku pun terbangun.

Sejak saat itu, aku kembali menjalankan aktivitas seperti biasanya, Aku tidak bisa membedakan perasaanku bahwa hidupku ini berada di dunia ilusi atau kenyataan, aku tetap terjebak, dan mondar-mandir di ruangan putih polos itu ...


Tamat

0 comments:

Post a Comment

 
Top