One Too Many
David adalah seorang mahasiswa yang suka sekali mengusili orang. Misalnya, ketika ia pergi ke restoran bersama 3 orang teman dan pramusaji bertanya, "tempat untuk 4 orang?" David akan tertawa dan berkata, "apa maksudmu? Coba lihat yang benar, kami berlima!"
David sering sekali melakukan ini, sehingga orang-orang mulai berpikir bahwa David benar-benar bisa melihat makhluk halus. Akan tetapi, ini tidak benar. David hanya senang melihat reaksi orang-orang. Teman-temannya yang kesal dengannya menyuruhnya untuk berhenti bersikap usil, tapi David cuek saja.
Suatu hari, David memutuskan untuk makan di restoran sendirian. Saat ia duduk, si pramusaji meletakkan segelas air di depannya...dan di depan kursi di seberangnya.
"Aneh," pikir David, berpikir si pramusaji mungkin membuat kesalahan. Mungkin ada orang yang duduk di sini sebelumnya, dan orang itu sedang pergi sebentar ketika David datang. "Aku akan pindah meja kalau orangnya datang," pikir David. Ia pun memesan sepiring spaghetti.
Saat itu, semua pengunjung restoran satu-persatu pergi, hingga tinggal David sendirian. Ketika pramusaji datang, alangkah kagetnya David ketika melihat si pramusaji membawa dua piring spaghetti; satu diletakkan di depannya, dan satu lagi di seberangnya.
"Kenapa kau membawa dua piring padahal aku hanya sendirian?" Tanya David marah. Si pelayan kaget dan berkata bahwa David tadi masuk bersama seseorang. Ketika David minta diijinkan berbicara dengan manajer, manajer itu juga berkata bahwa David jelas-jelas masuk bersama seseorang. Jelas sudah, pikir David, mereka pasti mau membalasku karena keisenganku. David pun memutuskan untuk tidak mengulanginya lagi.
Akan tetapi, insiden restoran itu baru permulaan. Kemanapun David pergi, siapapun yang ditemuinya, orang-orang selalu melihat bahwa David bersama seseorang. Bahkan di kereta yang penuh sesak, orang-orang akan menyisi memberi ruang di sisi David, cukup untuk seorang lagi, walaupun David sendirian.
"Aku diikuti...." Pikir David ketakutan. Ia tak sanggup lagi menghadapi semua ini. Ia pun menjadi paranoid, berat badannya turun drastis, dan ia seolah menjadi orang yang berbeda. David mengurung diri selama berbulan-bulan, berharap ia tak perlu lagi berurusan dengan si "orang yang satu lagi."
Akan tetapi, setelah beberapa lama, David akhirnya berpikir bahwa mungkin ia sudah tak diikuti lagi oleh makhluk itu. Ia akhirnya berpikir untuk mencoba keluar rumah lagi. Maka, ia pergi ke restoran yang berbeda untuk makan, dan ketika masuk, dengan lega ia melihat bahwa restoran itu ramai dan suasananya menyenangkan. David pun memilih duduk di depan konter bar yang panjang, yang saat itu sedang kosong.
"Selamat datang," ujar si pramusaji dan meletakkan segelas air di depan David.
Kemudian, ia meletakkan segelas air lagi di samping David.
Dan lagi. Dan lagi. Dan lagi. Dan lagi.
Tamat
0 comments:
Post a Comment