Terapung
Sudah berhari-hari aku dan temanku Clara terapung-apung di lautan bebas. Dengan beberapa sisa makanan yang ada di ranselku, mungkin itu hanya cukup untuk dua atau tiga hari saja. Apalagi aku harus membagi makananku ini dengan Clara.
Baik akan kuceritakan, awalnya kami pergi berlayar dari New York menuju London. Saat itu kami pergi berlima, Aku, Clara, Cindy, Romy, dan Parker. Kami telah mempersiapkan semuanya secara matang karena kami tahu perjalanan yang akan kami tempuh membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Masing-masing kami membawa sebuah ransel berisikan peralatan-peralatan sehari-hari serta makanan yang cukup untuk kurang lebih dua minggu. Kami berangkat siang hari dan laut saat itu dalam kondisi tenang. Awalnya aku ragu, karena ini adalah pengalaman pertamaku berlayar di laut bebas selama berhari-hari. Namun, teman-temanku meyakini bahwa semua akan menyenangkan.
Pelayaran pun dimulai. Dengan menggunakan kapal kecil yang cukup untuk mengarungi lautan luas kami dengan riang meninggalkan pantai. Kami melewati pelayaran panjang ini dengan senang dan gembira. Malamnya kami saling bercerita satu sama lain mengenai apa motivasi untuk melakukan pelayaran panjang ini.
"Aku sangat ingin mengarungi lautan luas, bahkan lautan di seluruh dunia ini!!!" Cindy menceritakan motivasinya
"Kau tahu? aku sangat ingin berenang dilautan luas!!!" ucap Romy mengenai motivasinya
"Aku adalah pecinta laut dan aku ingin mengenal laut-laut yang ada di muka bumi ini!" ujar Parker menceritakan motivasinya
Berikutnya adalah Clara, ia berujar motivasinya adalah "Aku bosan hidup di daratan, aku ingin merasakan terapung di lautan !!!"
Tibalah giliranku dan aku pun menjawab mudah mengenai motivasiku ikut pelayaran ini,,,
"Aku hanya ingin jalan-jalan"
Setelah melewati malam yang dingin, kami terkejut dengan kapal yang tiba-tiba berhenti. Kami pun panik dan segera mengecek keadaan kapal. Ternyata bahan bakar kapal ini habis.
"Hmmm itu masalahnya? , ya sudah aku akan ambil bahan bakarnya!" ucap Parker santai
Namun beberapa menit kemudian Parker datang dengan muka panik.
"Ada apa kawan?" tanyaku
"Gawat!! bahan bakar kita habis, sepertinya ada yang mengambilnya!" jawab Parker
"Hah yang benar? bukannya tadi sebelum kita berangkat kau sudah mengeceknya?" tanya Cindy
"Ya benar, lima belas menit sebelum kita berangkat aku sudah mengeceknya, tapi sekarang menghilang!" jawab Parker panik
"Hmmm bagaimana ini? kalau begini pasti kita akan terapung-apung sampai ada kapal yang melintas!" jawab Clara
"Coba hubungi bantuan, mungkin polisi dapat membantu kita?" ucap Romy menenangkan
"Iya tapi sekarang kita ada di daerah mana, apakah kita masih ada di wilayah Amerika?" tanya Parker
Kami sangat panik saat itu, namun percuma saja setelah sekian lama kami berdebat tak ada titik terang mengenai masalah ini. Kami pun terapung-apung dan sejauh mata memandang kami hanya bisa melihat lautan luas yang entah berapa dalamnya.
Tiba-tiba Parker mulai terlihat ketakutan, ia melihat sekumpulan hewan-hewan air aneh yang mulai naik ke kapal kecil kami. Awalnya kami menganggap bahwa hewan-hewan air itu merupakan hewan biasa, namun perkiraan kami salah saat Romy berteriak ketika ia merasakan Tubuhnya mati rasa ketika digigit seekor gurita berwarna biru.
Sontak kami kaget, melihat Romy kejang-kejang dan dari mulutnya keluar busa. Setelah diperiksa ternyata Romy tak selamat. Kami berempat mulai ketakutan, jangan-jangan hewan-hewan air ini semuanya berbahaya.
Cindy mulai berteriak ketika sekumpulan ikan-ikan bergigi tajam mendekat kearahnya. Tak berapa lama, ikan-ikan itu mulai menggigigiti tubuhnya. Aku, Clara, dan Parker hanya diam saja melihat tubuh Cindy yang berdarah-darah di gigiti ikan-ikan buas itu.
Kami pun berinisiatif untuk menyalakan api untuk mengusir hewan-hewan itu. Kami membakar baju-baju yang ada di dalam ransel untuk mengusirnya. Ternyata, cara kami berhasil ketika kami mendekatkan api, hewan-hewan itu langsung kembali turun ke air.
Kami bertiga bersedih atas kepergian Romy dan Cindy. dan segera melempar tubuh mereka ke laut agar tidak memancing hewan-hewan aneh itu datang lagi.
Ketakutan kami tidak sampai di situ, tiba-tiba seekor hiu besar datang menuju kapal kami. Namun, aku kaget ketika Clara mendorong Parker ke lautan. Lantas saja hiu besar itu melahap tubuh Parker dan kemudian pergi meninggalkan Clara dan aku yang masih tak percaya dengan apa yang terjadi.
Dengan tangis Clara berkata, "Sebenarnya Dave, akulah yang mengambil bahan bakar kapal kita!"
"Maksudmu apa?" tanyaku
"Ya aku memang gila!!! aku pikir hidup dilaut itu menyenangkan, tapi ternyata seperti ini!!!" jawabnya menyesal
Aku tak bisa berkata apa-apa lagi hingga kami pun saling diam berhari-hari di lautan luas. Namun aku tak akan tega jika dia merasa lapar, aku tahu ranselnya tadi terjatuh saat melawan hewan-hewan air itu. Jadi kubagi makanan yang ada didalam ranselku ini kepadanya.
Kurasa sudah dua minggu kami terapung-apung disini. Kami sudah kehabisan bahan pangan, mataku mulai lelah karena harus terjaga setiap malam. Di Ranselku hanya tersisa dua buah pisau. Aku memberi salah satu pisau kepada Clara.
"Hah pisau? untuk apa?" tanya Clara Heran
Namun pertanyaannya tak kujawab. esoknya ia mulai mengerti apa maksud dari pisau itu. Ia mulai menggangkat pisaunya dan aku pun bersiap.
Tamat
0 comments:
Post a Comment