Saturday 8 August 2015

Creepypasta Indonesia - Experience - The Dog in the Road

The Dog in the Road 

(based on true story)

Peristiwa ini terjadi tahun lalu sekitar pertengahan Oktober. Aku dan dua orang teman pergi mengunjungi teman SMA kami, George, yang tinggal di daerah berjarak satu jam berkendara dari kota. Kami bersenang-senang di rumahnya hingga hari gelap, dan aku serta teman-temanku memutuskan untuk pulang. Lisa, salah satu temanku, tertidur di kursi depan (dia agak mabuk). Sam, temanku yang lain, duduk di kursi belakang sambil memainkan game di ponsel Lisa. Aku, tentu saja, kebagian tugas mengemudi.

Aku mengikuti instruksi GPS ketika mengemudi di sepanjang jalan bebas hambatan. Suatu ketika, kami harus berkendara melewati jalanan gelap yang diapit deretan pepohonan. Semuanya baik-baik saja; suasananya tenang, kecuali suara deruman mobil dan radio yang disetel dengan volume rendah. Mendadak, mobilku berguncang keras, seolah aku menabrak sesuatu. Sam memekik, tapi Lisa masih saja tertidur. Aku langsung menginjak rem sampai mobil berhenti mendadak. Sambil bernapas keras-keras, aku berteriak "apa yang terjadi!?"

Sam melongok keluar lewat jendela dan mendesah kaget, dan dengan marah berseru bahwa aku menabrak seekor anjing.

Aku melongok lewat jendela, dan benar saja, seekor anjing terbaring beberapa meter di belakang mobilku. Sam penyayang binatang, jadi aku tak kaget ketika ia memarahiku. Ia sudah akan membuka pintu untuk menolong anjing itu, namun aku menghentikannya. Setelah kekagetanku pudar, aku mulai merasa ada yang tidak beres. Aku bukannya mau menyombong, tapi aku menganggap diriku pengemudi yang cukup baik. Mataku selalu memerhatikan jalan, dan aku ingat aku tidak melihat anjing di jalanan. Oke, memang saat itu gelap, tapi aku tidak melihat ada anjing yang tersorot cahaya lampu mobilku sebelum aku menabrak.

Aku mengamati anjing itu lagi, hanya dibantu penerangan lampu belakang mobilku. Anjing itu cukup besar, mungkin jenis golden retriever. Satu hal membuatku tertarik: ekor anjing itu bergoyang-goyang. Aku bukan ahli hewan, tapi aku yakin hal terakhir yang akan dilakukan seekor anjing yang tertabrak mobil adalah menggoyang-goyangkan ekornya. Setelah berpikir-pikir, aku memutuskan menginjak gas dan ngebut pergi.

Sam memaki-makiku dan menyuruhku kembali, tapi aku bilang ada yang tidak beres. Ia masih marah, tapi langsung terdiam ketika menoleh ke jendela belakang.

"Apa-apaan itu...?" Tanyanya dengan suara gemetar.

Aku melihat ke belakang lewat spion mobil. Walaupun gelap, aku bisa melihat bayangan tiga sosok berbadan besar keluar dari sela-sela pepohonan di pinggir jalan. Anjing itu sekarang berdiri dan melompat-lompat gembira. Ketiga sosok itu berdiri di tengah jalan dan memerhatikan kami saat aku memacu mobilku makin jauh. Sam dan aku tidak bicara selama perjalanan pulang. Baru beberapa hari kemudian aku berani melapor ke polisi.

Kami masih mengunjungi George beberapa kali, walaupun kami selalu memastikan untuk pulang sebelum gelap. Satu hal yang tak kupahami: bagaimana caranya mereka membuat mobilku berguncang? Tapi yang pasti, aku masih bergidik membayangkan apa yang akan terjadi pada kami jika kami keluar dari mobil malam itu.


Tamat

No comments:

Post a Comment