Purple Sofa
“Kapan terakhir kali anda melihat suami anda?” tanya seorang polisi.
“Kemarin pagi,” jawab wanita yang ditanyai oleh polisi tersebut. “Ia sedang duduk di sofa itu ketika aku pergi berbelanja. Ketika aku kembali, suamiku telah menghilang.”
“Apakah anda telah menghubungi teman-teman suami anda?” tanya polisi tersebut.
“Ya, tentu saja,” jawab wanita tersebut. “Mereka juga tidak melihat suamiku.”
“Apakah suami anda membawa sesuatu bersamanya?”
“Tidak. Kuncinya masih tergeletak pada meja di lorong rumah ini, dan jaket suamiku masih tegantung di kamar mandi.”
“Bagaimana dengan sepatunya?” tanya polisi itu lagi.
“Sepatunya masih tergeletak tepat di depan pintu.”
Polisi tersebut duduk di sebuah sofa ungu dan berpikir untuk sesaat. Mungkin suami wanita tersebut pergi meninggalkan istrinya, pikir sang polisi. Mungkin pria tersebut memiliki masalah perjudian atau berselingkuh. Kedua hal tersebutlah yang biasanya mendasari kasus seperti ini. Cinta dan uang, adalah dua hal yang paling sering dijadikan sebagai skenario.
“Apakah anda mempunyai foto suami anda?” tanya sang polisi.
“Ya, tentu. Sepertinya ada satu di dapur. Aku akan mengambilnya.”
Sang polisi melihat wanita tersebut pergi ke dapur dan ia mulai menguap. Sofa ungu yang ia duduki benar-benar nyaman. Polisi tersebut bersender pada sofa tersebut dan secara perlahan-lahan tenggelam ke dalamnya.
Tanpa suara sekecil apapun, sofa itu membesar dengan sendirinya. Bantalan empuk sofa tersebut mulai menelan tubuh sang polisi secara perlahan-lahan.
Tamat
No comments:
Post a Comment