Saturday 29 November 2014

Creepypasta Indonesia - Experience - Cyber Ghost





Cyber Ghost



              Aku melihat laptop tergeletak tanpa pengawasan di atas meja cafe. Aku tak menginginkannya secara pribadi, namun aku tahu kalau benda itu cukup berharga. Dengan waspada ku lihat sekeliling, tampaknya aman. Ketika tak ada seorangpun yang melihat atau memperhatikan, aku segera beranjak dari tempat duduk kemudian berjalan menuju meja di mana si laptop berada. Ku ambil laptop itu beserta chargernya lalu melenggang pergi dengan santai seolah sedang membawa barang-barang milikku sendiri. Aku tak percaya, begitu mudahnya. Yang harus kulakukan selanjutnya adalah me-refresh hard drive sekaligus semua data yang tersimpan dalam laptop, kemudian aku bisa menjualnya. 



            Sesampainya di rumah, aku menemukan bahwa si idiot pemilik laptop ini tidak memasang pasword pelindung, tolol sekali. Aku membuka desktop dan masuk ke folder dokumen. Di sana banyak tersimpan gambar serta file-file video; penasaran, aku pun memeriksanya. Pada mulanya itu hanya gambar-gambar hewan, ruangan terbuka, dan pemandangan. Akupun menghapusnya, lalu beralih ke file selanjutnya. Gambar pertama adalah gambar seorang pria tanpa busana di dalam basement. Namun gambar selanjutnya menunjukan ekspresi ketakutan sesosok perempuan dan laki-laki yang tengah di pancang dan di siksa. Apa-apaan ini? Ini bukanlah gambar-gambar sadis biasa, ini memperlihatkan manusia yang tengah dipaksa untuk memakan satu sama lain, mutilasi, serta penyiksaan. Muntahlah aku dibuatnya. 

            Aku tak mau tahu bagaimana video-video itu bisa ada, yang aku tahu entah harus menghapusnya, atau melaporkannya pada pihak berwajib? Masa bodoh, hal ini terlalu mengerikan untuk di tutupi, aku harus memberitahu seseorang. Sembari tengah kelabakan mencari ponsel, ku dengar pintu depan rumahku di ketuk. Aneh, siapa sih yang datang malam-malam begini. Tapi kemudian, saat aku menoleh ke layar laptop kulihat sederet tulisan kecil pada pojok paling bawah yang bunyinya, " Pelacak GPS diaktifkan..."

Source : Read if you dare

Thursday 27 November 2014

CreepyPasta Indonesia - Life Cycle - A massage from your personal demons



A Message from your Personal Demons





Sudah sangat lama aku berada bersamamu. Kau tidak tahu siapa diriku, namun aku tahu siapa dirimu. Aku adalah salah satu dari tiga iblis yang selalu menyertaimu sejak kau lahir. Beberapa orang di dunia ditakdirkan untuk menjadi orang besar, ditakdirkan untuk bahagia, menikmati hidup yang menjanjikan. 

Kau? Sayangnya, bukanlah bagian dari mereka, adalah tugas kami untuk menjamin hal tersebut.


Siapa sebenarnya kami? Oh maaf atas ketidaksopanan ini. Ijinkan aku sebagai wakil untuk memperkenalkan kami:


Kehinaan adalah adikku, iblis pada pundak kirimu. Kehinaan berbisik dan meyakinkan bahwa kau adalah orang aneh, sinting. Dia mengatakan bahwa kau tidaklah normal; bahwa dirimu adalah sumber malapetaka, sosok yang tak pernah bisa diterima oleh sekitar. Dia yang mengatakan dan meyakinkan dirimu, bahwa kau tidak lebih dari seonggok sampah. Berterima kasihlah padanya karena telah membuatmu membenci diri sendiri.

Ketakutan duduk di atas pundak kananmu. Dia adalah kakakku, umurnya sama tuanya dengan kata kehidupan itu sendiri. Ketakutan mengisi setiap sudut tergelap dalam dirimu dengan monster dan hantu tak kasat mata. Dia yang mengubah setiap orang asing di jalanan menjadi sosok pembunuh dalam pikiranmu. Dia yang mengenalkanmu pada “kenyataan” bahwa ada entitas mengerikan yang meringkuk di balik jubah kegelapan. Ketakutan jugalah yang mencegahmu untuk mengungkapkan isi hati pada sosok pujaan. Dia yang meyakinkanmu untuk tidak pernah mencoba sehingga akhirnya kau jatuh pada jurang kegagalan tak berdasar. Ketakutanlah yang membuatmu membangun penjara bagi dirimu sendiri.

Lantas, siapakah aku?

Aku adalah iblis paling mengerikan yang ada dalam dirimu, namun kau menerimaku sebagai sosok sahabat. Kau berpaling padaku saat tak ada lagi yang tersisa, selalu, karena aku hidup dalam hatimu, jiwamu. Akulah sosok yang memaksamu untuk tetap bertahan dan memikul semua beban hidup. Sosok yang membuat siksaanmu menjadi berkepanjangan dan abadi

Salam penuh sayang,


CreepyPasta Indonesia - Experience - Forgotten Forest


Forgotten Forest



“Hei! Itu coklat milikku!” teriak anak laki-laki berbadan kurus dan memakai kacamata, Joan.“Salahkan saja dirimu yang membuat kita tersesat di hutan selama dua hari. Aku tidak mengerti mengapa ibu memberiku adik seperti dirimu.” Sahut anak laki-laki lainnya—Andrian—yang berbadan lebih besar dan tinggi dengan rambut model cepak dan membawa ransel hijau lumut di punggungnya. Mulutnya kembali mengunyah coklat batangan setelah ia menyelesaikan kalimatnya.
Joan merengut, pandangannya dialihkan ke arah tanah.


“Maaf … ini semua karena rasa penasaran yang menang dari kepatuhan akan peringatan ayah dan ibu. Aku sendiri—“ suaranya terhenti seketika. Ia melihat ke arah batu besar di hadapan mereka. Batu besar yang sekiranya sudah mereka lewati tiga kali sejak kemarin.

“Sial!” seru Andrian, yang sepertinya satu pikiran dengan Joan. “Hutan apa sebenarnya ini! Apakah kita sudah pindah dari bumi dalam waktu 48 jam, hah?” Andrian tak kuasa menahan emosinya. Perut lapar dengan persediaan makanan yang semakin menipis. Hutan aneh yang seakan tak ada jalan keluar. Semua berpadu dalam keharmonisan emosi yang membuat dirinya geram. Konyol, hanya itulah yang ia pikirkan. Sebagai anak yang selalu mendapat beasiswa di sekolahnya, ia membenci hal-hal irasional.

Mereka terus berjalan, dengan bekal kompas yang sepertinya rusak. Andrian memeriksa kembali handphonenya yang tidak menunjukkan tanda-tanda kepemilikan sinyal. Benar-benar beruntung, batin Andrian.

Joan melihat ke sekitar. Hanya ada pohon-pohon tinggi, bebatuan besar, dan tanah yang dipijaknya. Ia bahkan tidak mengetahui jenis-jenis dari pohon besar itu. Sesungguhnya, Joan dan Andrian bergabung dengan klub pecinta alam, tapi bahkan mereka tidak mengetahui, alam apa yang sekarang sedang mereka pijak.
Ini memang kesalahan besar, pikir Joan. Seharusnya ia tidak menyepelekan nasihat orang tuanya. Seharusnya ia juga tidak memaksa Andrian menuruti keinginan di hari ulang tahunnya itu. Yeah, kemarin adalah hari ulang tahun Joan.

Joan menyesal karena telah membohongi orang tuanya. Ia tahu, dirinya adalah anak paling nakal sejagat raya. Ia berkata akan mengikuti kegiatan dari klub pecinta alam di sekolah mereka, namun pada kenyataannya, kegiatan itu tidak sepenuhnya benar. Ia hanya ingin pergi ke tempat yang seumur hidupnya selalu dilarang oleh orang tuanya. Tempat itu bernama “Hutan Lupa”. Rumor hanyalah rumor, pikir Joan. Belum tentu rumor yang dikatakan orang lain adalah benar. Untuk alasan itu, ia membuktikannya sendiri.

Kakak beradik itu berjalan tanpa tahu arah. Joan beberapa kali meminta untuk beristirahat dikarenakan punggungnya terasa sakit.
“Kau sudah membawa peralatan paling ringan!” bentak Andrian. “Jangan manja, lihat saja tas punggungku, ukurannya 3 kali lipat dibandingkan kau.” Andrian berputar untuk menunjukkan tas berisi peralatan kemah, termasuk tenda dan alas tidur. Terlihat seperti punuk unta, pikir Joan menahan tawa. Tidak mungkin ia tertawa. Tidak setelah ia berkali-kali membuat ulah yang melibatkan Andrian dan membuatnya kerepotan.

“Tunggu!” raut wajah Joan terlihat serius sekarang. “Aku mendengar sesuatu … seperti … air?” Joan sendiri meragukan pendengarannya, namun di hutan yang terasa semakin gelap ini, panca indra adalah senjata utama untuk bertahan.

Joan mulai berlari, mencari di mana titik suara tersebut kian terdengar, Andrian juga secara tak sadar mengikuti Joan.
Mereka terus berlari, tanpa berbicara sepatah kata pun, hingga pemandangan menyajikan sebuah danau.

Danau biru, dengan air terjun di sisinya. Bebatuan besar dan … beberapa sosok yang membuat kedua kakak beradik itu menelan ludah.

Kakak beradik itu berhenti serentak, Joan tertegun, dan bergerak mundur. Seketika itu pula, sosok-sosok tadi melihat ke arah mereka.
Bagi Joan, sosok itu tampak seperti putri duyung—dengan tubuh bagian kepala hingga perut yang menyerupai sosok wanita berambut panjang serta tubuh bagian bawah yang menyerupai ekor ikan berbias cahaya sehingga menimbulkan kemilau pelangi di sisiknya.

Namun Joan menyadari, ada yang aneh dari aura mereka. Tepatnya, raut wajah mereka yang misterius. Sementara di belakang Joan, Andrian mulai maju perlahan.

Salah satu dari putri duyung tadi, mulai membuka mulutnya, mengeluarkan nyanyian yang merdu. Sangat merdu dan indah. Suara itu membuat Joan dan Andrian terpana, mereka mulai bergerak maju.

Joan dan Andrian seakan tidak sadar dengan pergerakan mereka. Terutama Joan, ia tidak sadar bahwa ada akar besar yang mencuat dari tanah. Joan maju perlahan, namun akar besar itu membuatnya tersandung dan jatuh.

Joan yang tersungkur mencium tanah, mendongakkan kepala dan membetulkan letak kacamatanya. Kesadarannya mulai kembali, ia tahu sebuah kisah tentang putri duyung yang membuatnya lekas menutup telinga.

“HEY! ANDRIAN! SADAR!” Joan berteriak agar Andrian tidak terus berjalan dengan tatapan kosong ke arah para putri duyung tadi. Ia berusaha bangkit sambil tetap menutup telinga. Sangat sulit, sampai akhirnya ia berhasil. Segera ia berusaha berlari ke arah Andrian, mencoba untuk menarik saudaranya kembali, namun ia menyadari bahwa separuh tubuh Andrian sudah berada di dalam air danau.

“Sial!” pekiknya, saat melihat salah satu dari putri duyung tadi menghampiri Andrian.

Putri duyung yang sedari tadi bernyanyi kini sudah menghentikan nyanyiannya, dan ikut menghampiri tubuh Andrian yang separuh sadar.

Sementara putri duyung yang sudah berada tepat di hadapan Andrian, meraih tubuh Andrian, dan memeluknya. Tak lama, putri duyung tadi tersenyum, memperlihatkan gigi-gigi runcing dan lekas menggigit leher Andrian.

“Orghhh!” Andrian seakan kembali sadar, ia mencoba bergerak saat menyadari sudah ada empat putri duyung yang mengepungnya.

Joan merasa kakinya sangat lemas. Ia mundur perlahan dan berlari menjauh dari danau tadi. Tak sadar, air matanya perlahan menetes. Joan terus berlari, dan beberapa kali terjatuh karena tersandung akar pohon atau bebatuan. Ia berlari. Terus berlari tanpa arah, hanya mengandalkan instingnya.

Sampai instingnya membawa tubuhnya ke perbatasan hutan, di pinggir jalan raya.

“Aku selamat!” teriaknya senang diiringi rasa bersalah. Ia mengenal jalan raya ini. Tidak jauh dari jalan raya akan ada terminal bus, dan dirinya bisa sampai di rumah dengan selamat. Yeah, hanya dia yang selamat.

***

Selama di dalam bus, Joan berpikir keras. Ia tidak tahu bagaimana cara menyampaikan kejadian mengerikan yang menimpa saudaranya itu. Orang tuanya pasti akan marah besar, terlebih kecewa karena dibohongi. Hukuman urusan belakangan, pikir Joan. Ia harus memberi tahu rahasia “Hutan Lupa” kepada masyarakat.
Joan bersiap untuk berdiri dari duduknya. Pemberhentian di depan kompleks dirinya tinggal sudah dekat.

***

Joan berdiri di depan pintu rumahnya, menekan bel berkali-kali, namun tidak ada jawaban. ‘Apakah mereka sedang ada urusan?’ batin Joan, menenangkan diri.

Hari sudah malam dan lampu rumah menyala terang. Mungkinkah orang tua Joan belum pulang? Joan kerap menekan bel sampai terdengar bunyi ‘Klek’ dari gagang pintu yang diputar.

Adalah ayahnya yang menyambut Joan dengan wajah bingung.

“Maaf, ada keperluan apa?” tanya laki-laki berambut putih yang menggunakan piama warna putih.

“Apa yang kau katakan, Dad? Aku tahu kau akan marah soal ini, tapi setidaknya biarkan aku memberi penjelasan …,” Joan tergagap saat mendapati tingkah laku aneh dari ayahnya.

“Siapa itu, Sayang?” tanya seorang wanita yang juga memakai piama tidur berwarna putih. Ia berjalan mendekat ke pintu.

“Entahlah, anak ini … hei! Siapa tadi yang kau panggil Dad, hah? Apa kau sudah gila?”

Joan tidak bisa menyembunyikan kekalutan di wajahnya. “Tapi … hei, Mom, Dad, ini aku, Joan, putra kalian!”

“Kau menghina kami, hah? Apa kau mengejek aku dan istriku karena tidak mempunyai seorang anak pun di usia setua ini? Persetan kau gelandangan! Pergi sana!” itu ucapan terakhir dari pria yang dipanggil Dad oleh Joan, sebelum ia membanting pintunya.

Pintu terbuka lagi, menampakkan wajah wanita berbalut piama tadi. “Sebaiknya kau cepat pergi, dia memang agak sensitif akhir-akhir ini. Cepatlah, sebelum dia memanggil polisi,” ucapnya sebelum menutup pintu kembali.

Joan tidak bisa berkata-kata. Ia bingung, takut, sekaligus kalut. Terlebih ia harus mencari cara sekarang. Mencari cara agar ia bisa memberitahu kepada dunia bahwa legenda dari “Hutan Lupa” itu benar adanya. Bahwa jika seseorang bisa kembali dengan selamat dari hutan itu, maka orang tersebut akan menghilang dari ingatan semua orang yang dia kenal. Dengan kata lain, dilupakan.

Sekarang Joan hanya berpikir untuk mencari cara memberi tahu ke semua orang tentang realita dari “Hutan Lupa” itu.
Namun sekarang ia bingung. Ia mencoba berpikir, apa rahasia dari “Hutan Lupa” itu? Apa yang membuat orang lain dilupakan? 


"Lagipula, mengapa aku pergi ke hutan itu, sendirian?" kini Joan mulai berbicara sendiri.

***

CreepyPasta Indonesia - Figure - The Rake


The Rake




Kali ini adalah cerita salah satu Urban Legend, The Rake. Makhluk ini merupakan sejenis manusia, dengan kuku tajam, kurus, dan kulitnya berwarna abu-abu. Diceritakan, makhluk ini menghantui korbannya dengan cara duduk di ujung spring bed korbannya pada tengah malam dan menunggu korbannya bangun.



--------------------------------------------------------------



Musim panas tahun 2003, kejadian aneh terjadi di Amerika bagian timur laut, makhluk seperti manusia menarik perhatian media lokal sebelum pemadaman listrik di adakan. Begitu sedikit sekali informasi yang tersisa, beberapa akun online ataupun yang tertulis mengenai makhluk itu hilang atau di hapus.



Terutama terfokus pada pedesaan di New York dan juga terdengar di Idaho, saksi menyatakan diri untuk menceritakan tentang kesaksian mereka dengan makhluk yang tak diketahui tersebut. Emosi yang muncul dari trauma level ketakutan dan tak merasa nyaman, hingga perasaan ingin tahu. Meskipun cerita mereka tak terekam atau tertulis, tetapi ingatan mengenai hal itu tak dapat dilupakan. Beberapa orang yang terlibat mulai mencari jawaban mengenai makhluk itu pada tahun itu.



Pada awal tahun 2006, mereka mendapatkan sekitar dua lusin dokumen dengan tanggal kejadian antara abad ke 12 hingga sekarang, mencangkup 4 benua. Pada setiap kasus, ceritanya hampir mirip. Aku sudah menghubungi member dari anggota ini

dan bisa mendapatkan beberapa kutipan dari buku mereka.




A Suicide Note : 1964

Sesaat aku menyiapkan diri untuk mengambil nyawaku. Aku merasa perlu untuk meredakan rasa bersalah atau sakit yang kulakukan dalam aksi ini. Ini bukan kesalahan siapapun selain dia. Pertama kalinya aku terbangun dan merasakan keberadaannya. Dan saat aku terbangun, aku melihat sosoknya. Kemudian lagi, aku terbangun dan mendengar suaranya, dan melihat matanya. Aku tak bisa tidur, merasa ketakutan tentang apa yang mungkin terjadi saat aku terbangun selanjutnya. Aku tak bisa bangun lagi. Selamat tinggal.



Ditemukan dalam kotak kayu yang sama terdapat 2 buah amplop kosong yang dikirimkan untuk William dan Rose, dan satu surat pribadi tanpa amplop:

Sayangku Linnie, Aku berdoa untukmu. Dia mengucapkan namamu.



A Journal Entry (translate dari bahasa Spanyol) : 1880

Aku telah mengalami terror yang sangat buruk. Aku telah mengalami terror yang sangat buruk. Aku telah mengalami terror yang sangat buruk. Aku melihat matanya ketika aku menutup mataku. Matanya kosong. Hitam pekat. Melihatku dan serasa menusukku. Tangannya yang basah dengan darah. Aku tak akan tidur. Suaranya.. (tulisan yang tak dapat dipahami)



A Mariners Log : 1691

Dia datang dalam tidurku. Dari kaku tempat tidurku aku merasakan sensasi. Dia mengambil segalanya. Kita harus kembali ke Inggris. Kita tak seharusnya kesini lagi atas permintaan The Rake.



Dari Seorang Saksi : 2006

Tiga tahun lalu, aku baru saja kembali liburan dari Air Terjun Niagara dengan keluargaku pada tanggal 4 Juli. Kami sangat kelelahan setelah hari yang panjang dalam perjalanan. Jadi aku dan Suamiku menggendong anak-anak ke tempat tidur dan segera beristirahat.



Sekitar pukul 4, aku terbangun dan berpikir bahwa suamiku pergi ke toilet. Aku mengambil kesempatan ini dengan mengambil kembali selimut, dan ternyata aku membangunkan dia yang tertidur di sampingku. Aku minta maaf padanya dan mengatakan padanya bahwa kupikir dia pergi ke toilet. Kemudian ia beralih menghadap padaku dan menekuk kakinya

dengan cepat dari samping tempat tidur kearahku hingga aku hampir terjatuh dari tempat tidur. Dia kemudiam memelukku dan tak berkata apapun.



Setelah menyesuaikan diri dengan kegelapan, aku dapat melihat apa yang menyebabkan reaksi kaki suamiku. Pada kaki ranjang, sesuatu duduk dan melihat kami, nampak makhluk telanjang, atau mungkin anjing tanpa bulu yang besar. Posisi tubuhnya sangat mengganggu dan tidak natural. Seperti layaknya tertubruk sebuah mobil atau semacamnya. Pada poin ini aku merasa kalau kami seharusnya menolong dia.



Suamiku memperhatikan tangan dan kakinya, tertekuk dengan posisi aneh, sesekali suamiku melirikku dan kemudian melihat makhluk itu lagi.



Dalam situasi kebingungan, makhluk itu merangkak memutari sisi tempat tidur, dan kemudian dengan cepat meloncat diatas suamiku. Makhluk itu diam selama sekitar 5 menit dan hanya melihat suamiku. 



Makhluk itu kemudian menaruh tangannya pada lutut suamiku dan kemudian berlari keluar kamar, menuju kamar anak-anak. Aku menjerit dan berlari menyalakan lampu, berharap menghentikan dia sebelum menyakiti anak-anak. Ketika aku berada di lorong, cahaya dari kamar kami cukup untuk melihatnya berjongkok dan membungkuk sekitar 10 meter. Dia berbalik dan melihat langsung kearahku, berlumuran darah. Aku menekan saklar yang ada di tembok untuk menyalakan lampu dan melihat putriku Clara.



Makhluk itu berlari menuruni tangga sementara aku dan suamiku berlari untuk menolong putri kami. Ia terluka sangat parah dan berkata hanya sekali dalam hidupnya yang singkat. Dia bilang Dia adalah The Rake.



Suamiku menyetir mobilnya melewati danau malam itu, mengantar secepatnya putri kami ke rumah sakit. Tetapi, putriku tak selamat.Karena kota kecil, berita tersebar dengan cepat. Polisi sangat membantu saat itu, dan koran lokal pun tertarik. Meski begitu, kisah kami tak pernah dicetak ataupun di tayangkan di televisi.



Dalam beberapa bulan, putraku Justin dan aku tinggal di hotel dekat rumah orang tuaku. Setelah memutuskan untuk pulang kerumah, aku mulai mencari jawaban sendiri. Aku tak sengaja menemukan seseorang di kota sebelah dengan cerita yang sama. Kami saling kontak dan mulai membicarakan tentang pengalaman kami. Dia tahu tentang dua orang lainnya di New York yang juga telah melihat makhluk yang kita sebut The Rake.



Akhirnya membuat empat dari kami menghabiskan dua tahun yang berat dalam mencari informasi di internet dan surat tertulis yang kemudian kami percaya sebagai cerita The Rake. Tak ada satupun yang menjelaskan secara detail, sejarahnya maupun kelanjutannya. Satu jurnal yang memiliki entri mengenai makhluk itu pada tiga halaman pertama, dan tak menyebutnya lagi. Catatan Kapal tak menjelaskan apapun, tertulis hanya mereka harus meninggalkan The Rake. Itu adalah entri terakhir dalam catatan.



Terdapat banyak cerita dimana makhluk itu muncul pada beberapa seri cerita pada orang yang sama. Beberapa orang juga disebutkan, putriku juga disebutkan. Ini membuat kami berpikir bahwa The Rake sudah menemui kami semua sebelum terakhir kali makhluk itu muncul.



Aku memasang perekam di dekat tempat tidurku dan membiarkan merekam semalaman, setiap malam, dalam waktu 2 minggu. Dengan bosan aku melihat suaraku berguling di tempat tidur setiap hari. Pada akhir minggu ke dua, aku sudah terbiasa mendengar suara sesekali saat tertidur dan mendengar rekaman dengan kecepatan 8x dari kecepatan normal (ini masih terjadi hampir setiap satu jam setiap hari).



Pada hari pertama di minggu ke tiga, kupikir aku mendengar sesuatu yang lain. Yang aku dengar adalah suara melengking. Itu adalah The Rake. Aku tak bisa mendengarnya cukup lama untuk dapat memulai mengartikannya. Aku belum memperlihatkannya pada seseorang. Yang kutahu aku pernah mendengarnya sebelumnya, dan aku percaya bahwa ia bicara sesuatu ketika berada di depan suamiku. Aku tak dapat mengingat mendengar sesuatu saat itu, tetapi rekaman suara itu membuatku kembali pada saat itu.



Berpikir bahwa aku kehilangan putriku membuatku sangat sedih.



Aku sudah tak pernah melihat The Rake sejak dia merusak hidupku, tetapi aku tahu dia ada di kamar sementara aku tidur. Aku tahu dan takut jika suatu malam aku terbangun melihat dia sedang melihatku.



(Tambahan)

Ini adalah pengalamanku sendiri: Lihat gambar pada google, cari dengan kata The Rake dan lihat gambar makhluk seperti manusia dan sebuah foto dari berita dengan kata BERWICK pada bawah layar. Suatu pagi, aku terbangun sangat pagi untuk pergi ke sekolah. Aku tinggal di kota yang agak jauh dari perhentian Bus karena aku suka sekolah di kota lain. Anyways, saat itu gelap, dan ayahku sedang menyetir mobil melalui Highway 90 dan kami bergumam melihat tujuh mobil polisi lokal dan empat truk militer yang diisi oleh marinir, dimana kami dapat melihat mereka menuruni truk dan berlari menuju hutan. Disana juga nampak sebuah lampu sorot portabel yang besar menerangi hutan, sepertinya mereka mencoba untuk mencari sesuatu. Setiap mariner dilengkapi yang nampak sepertinya Assault Rifle dan sepertinya mereka terburu- buru. Polisi menghentikan kami, bertanya tentang apa urusan kami di area ini, dan berkata untuk segera pergi dari sini. Kami melakukan apa yang polisi itu katakan, dan beberapa hari kemudian, ~Monster of Berwick~ muncul di berita. Tampaknya berita tentang Pemadaman listrik dalam sehari telah diadakan. Tak ada yang tahu dimana keberadaan The Rake, dan aku yakin aku tak mau tahu. Beberapa orang percaya bahwa The Rake dan Slenderman, ataupun Der Gromann itu berhubungan.

***

Creepypasta Indonesia (fb)